© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

KKP Gaungkan Program Strategis Perikanan Berbasis Teknologi di Forum APFITA 2025

Rabu, 19 November 2025


SIARAN PERS 

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR : SP.471/SJ.5/XI/2025

 

 

BOGOR, (19/11) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat implementasi ekonomi biru pada level global. Komitmen ini digaungkan dalam Konferensi Internasional Asia-Pacific Federation for Information Technology in Agriculture (APFITA) ke-15 yang diselenggarakan pada 17–18 November 2025 di IPB Convention Center, Bogor. 

 

Indonesia menjadi tuan rumah bagi para pakar, akademisi, pelaku industri, dan pembuat kebijakan dari kawasan Asia-Pasifik, menghadirkan ruang dialog strategis untuk membahas pemanfaatan teknologi digital dalam memajukan sektor agro-maritim global yang berkelanjutan.

 

Penyelenggaraan APFITA ke-15 di Bogor menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Sebagai negara agraris dan maritim yang kaya potensi, Indonesia memiliki ruang besar untuk memaksimalkan penerapan teknologi informasi demi menyokong keberlanjutan sistem industri agro-maritim nasional dan global. Konferensi ini tidak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga menjadi ajang pertukaran gagasan, perluasan wawasan, serta pembangunan kemitraan strategis antarnegara.

 

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, hadir sebagai honorary speaker mewakili Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan, Didit Herdiawan. Dalam paparannya berjudul Implementation of Indonesia’s Blue Economy: Harnessing Marine Innovation through Digital Technology, ia menegaskan bahwa transformasi digital menjadi instrumen utama dalam percepatan ekonomi biru Indonesia. “Suatu kehormatan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyampaikan komitmen Indonesia dalam mengimplementasikan ekonomi biru dengan memaksimalkan inovasi kelautan melalui teknologi digital,” jelas Dirjen Tebe dalam siaran resmi di Jakarta, Rabu (19/11).

 

Dirjen Tebe menyoroti tantangan global yang kian mendesak. Dengan proyeksi populasi mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050, dunia diperkirakan membutuhkan tambahan 70 persen suplai protein. Indonesia, yang populasinya meningkat 22 persen, membutuhkan tambahan lebih dari 21 juta ton protein setiap tahun. Sistem pangan berbasis darat tidak lagi mampu memenuhi lonjakan kebutuhan tersebut, sehingga laut menjadi tumpuan masa depan.

 

Indonesia memiliki potensi lahan akuakultur hingga 18 juta hektare, dan pemerintah saat ini memprioritaskan pengembangan komoditas unggulan seperti udang, rumput laut, nila, lobster, dan kepiting. Fokus diarahkan seperti pada inovasi pakan, broodstock centers untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan pembudidaya. 

 

Di pesisir utara Jawa Barat, program KKP akan merevitalisasi 20.000 hektare tambak idle untuk budidaya ikan, yang diproyeksikan menghasilkan 1,18 juta ton per tahun serta membuka lebih dari 160 ribu lapangan kerja baru.

 

Selain itu, di Sumba Timur NTT, KKP akan mengembangkan Kawasan Budidaya Udang Terintegrasi dari hulu hingga hilir, mulai dari pembenihan hingga pabrik pengolahan. Program ini akan menargetkan produksi 52.800 ton per tahun dengan nilai ekonomi mencapai Rp 3,4 triliun per tahun serta menciptakan 4.700 pekerjaan. Sementara itu, inovasi Program Modeling Budidaya Ikan Nila Salin melalui mekanisasi dan pemantauan kualitas air secara real-time, yang akan meningkatkan produktivitas dari hanya 0,6 ton menjadi 80 ton per hektare per siklus. Program transformasi teknologi ini akan meningkatkan ekspor dan memperkuat kesejahteraan pembudidaya.

 

“Bersama mitra internasional, kami percaya masa depan dunia terletak pada laut yang sehat dan berdaya digital,” ujar Tebe.

 

Sementara itu, Wakil Rektor IPB University, Prof. Deni Noviana, menggambarkan APFITA sebagai ruang dialog interdisipliner di mana ide diuji dan pengetahuan dipertajam, sekaligus menjadi wadah nyata untuk melahirkan inovasi yang menjawab tantangan sektor pangan global. Dia menegaskan bahwa teknologi bukan lagi sekadar konsep futuristik. Kecerdasan buatan, sensor pintar, robotik, hingga blockchain kini menjadi alat praktis yang mampu membantu petani, nelayan, dan pembudidaya menghadapi ketidakpastian iklim, memprediksi hama, memastikan keamanan pangan, dan mengelola sumber daya secara bijak. Ia menyebut bahwa pertemuan APFITA 2025 akan menjadi katalis bagi kemitraan baru dan dampak nyata bagi kawasan.

 

General Secretary APFITA, Prof. Okayasu Takashi, turut menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam ekosistem pangan global. Kekayaan pertanian dan maritim Indonesia memberikan konteks inspiratif bagi diskusi mengenai masa depan agro-maritim. Ia menyatakan bahwa tema APFITA 2025, Innovative Digital Technology for Global and Sustainable Agro-Maritime Industry, mencerminkan evolusi visi organisasi dalam memadukan sektor pertanian dan maritim. Menurutnya, perpaduan kedua sektor ini merupakan pengakuan atas sifatnya yang saling melengkapi dan peluang teknologi yang dapat ditransformasikan untuk generasi mendatang.

 

Dengan proyeksi penduduk dunia yang akan melampaui 10 miliar pada 2050, Prof. Okayasu menekankan urgensi inovasi. Ia menambahkan bahwa teknologi digital seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), analisis big data, dan teknologi baru lainnya membuka peluang besar untuk menghadapi perubahan iklim, keterbatasan sumber daya, serta kebutuhan praktik berkelanjutan. Namun, ia mengingatkan bahwa teknologi hanya akan berarti bila inklusif dan memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya petani, nelayan dan pembudidaya kecil sebagai tulang punggung sistem pangan global.

 

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginisiasi program ekonomi biru sebagai peta jalan sektor kelautan dan perikanan. Kebijakan di dalamnya mencakup perluasan kawasan konservasi, hingga pembersihan sampah plastik di laut, yang tujuannya tidak hanya meningkatkan produktivitas dan daya saing produk perikanan Indonesia, tapi juga menjaga keberlanjutan ekosistem sektor itu sendiri.

 

HUMAS DITJEN PERIKANAN BUDI DAYA

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia