© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Lewat Wirausaha Kelautan dan Perikanan, Cara KKP Wujudkan Otonomi Protein

Jumat, 5 November 2021 | 0:0:0 WIB

JAKARTA (5/11) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak anak muda untuk turut mendorong peningkatan konsumsi ikan nasional sekaligus memanfaatkan peluang. Salah satu caranya ialah dengan menjadi wirausaha yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan.

 

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti memaparkan, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi 150 juta ton ikan lestari dan baru termanfaatkan 20%.

 

"Ikan bisa menjawab kebutuhan protein hewani seluruh rakyat Indonesia. Karenanya sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi jawaban sekaligus membuka lapangan kerja baru," terang Artati saat menjadi pembicara “Kick-off Executif Keynote” webinar bertajuk “Berikan Wirausaha Muda Berkualitas”, di Jakarta, Selasa (3/11/2021).

 

Artati mengungkapkan, keterlibatan para pemuda dengan ide, pemikiran dan inovasinya bisa melepas Indonesia dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap) dan meraih bonus demografi 2035. Dia pun membocorkan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku konsumen (consumer behaviour) yang serba praktis, instan dan mudah diaplikasikan.

 

"Bisa dibayangkan, dengan berwirausaha dan bisa membuat produk perikanan yang praktis, kekinian, para pemuda bisa menyehatkan masyarakatnya sekaligus tak perlu lagi bingung mencari kerja," sambungnya.

 

 

Dalam forum yang dihadiri oleh 8 Kementerian serta 33 Rektor Perguruan Tinggi di seluruh Indonsia ini, Artati menyebut seluruh komponen ikan dapat diolah menjadi bahan-bahan bernilai tinggi bagi kesehatan, kecantikan dan kebutuhan pangan. Dikatakannya, KKP juga terus mendorong peningkatan diversifikasi pangan dan bekerjasama dengan berbagai intitusi seperti Berikan Protein Initiative guna menggalakkan konsumsi protein ikan beserta produk olahan turunannya.

 

"Ini menjadi salah satu upaya kami untuk menyejahterakan nelayan dan pembudidaya ikan, serta mewujudkan otonomi protein," terang Artati.

 

Karenanya, dia berharap agar Hidrolisat Protein Ikan (HPI) bisa dikembangkan dan didistribusikan secara massal agar dapat memenuhi kebutuhan protein di Indonesia.

 

Sementara co-founder Berikan Protein Inititive, Maqbulatin Nuha menilai hidrolisat protein ikan merupakan integrasi hulu, tengah dan hilir pengembangan industri riil perikanan berbahan baku lokal yang memiliki nilai tambah dan dampak berganda sosial, ekonomi dan lingkungan. Bersama dengan KKP, Berikan Preneur menyelenggarakan pemberdayaan anak muda melalui program Berikanpreneur 2021: Start Up Activation Kompetisi 1000 Ide Bisnis bertema “Peningkatan Produk pangan Lokal Unggulan Bergizi”.

 

"Tujuan event ini untuk menciptakan wirausaha muda inovatif di seluruh Indonesia. Pemberdayaan anak muda ini penting agar mereka tidak menjadi generasi kerupuk," kata Nuha.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak anak muda atau generasi milenial untuk ikut berperan dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini disampaikan Menteri Trenggono saat bertemu sejumlah pelaku usaha rintisan (startup) di bidang logistik di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

 

"Kita sediakan ruang untuk maju. Startup berarti masih butuh berkembang dan peran logistik sangat penting. Bagaimana misalnya mobilitas barang komoditas perikanan bisa dikemas dengan baik sehingga mutunya tetap terjaga agar kualitasnya baik sampai tujuan," ujar Menteri Trenggono.

Sumber:

KKP WEB DJPDSKP

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

PENGUNJUNG

114764

© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia