© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

KKP Gandeng Mitra Australia, UNESCO dan Korea Gelar Pelatihan Warisan Budaya Bawah Air

Rabu, 19 Februari 2025


BELITUNG (19/02) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) bekerja sama dengan Flinders University Australia; UNESCO Jakarta Multisectoral and Regional Office for Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Timor Leste; Pemerintah Kabupaten Belitung; Kementerian Kebudayaan; dan National Research Institute of Maritime Heritage Korea menggelar Pelatihan Peningkatan SDM dalam Konservasi dan Pengelolaan Warisan Budaya Bawah Air di Belitung, 19-20 Februari 2025.

 

Dalam sambutannya, Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta secara daring menyampaikan, sebagai negara kepulauan dengan sejarah maritim yang kaya, Indonesia memiliki banyak situs kapal karam dan artefak bersejarah di bawah laut yang menjadi bukti perjalanan panjang perdagangan dan peradaban dunia. Belitung merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan warisan budaya bawah air yang sangat berharga, di antaranya adalah situs Belitung Shipwreck yang menyimpan ribuan artefak berharga.  

 

Menurutnya, pelatihan ini bukan hanya sekadar transfer ilmu, tetapi juga merupakan bagian dari upaya BPPSDM KP bersama para mitra untuk membangun kesadaran, keterampilan, serta komitmen jangka panjang dalam menjaga dan mengelola warisan budaya bawah air secara berkelanjutan. Dengan keterlibatan berbagai pihak, baik dari akademisi, praktisi, pemerintah daerah, maupun komunitas lokal, Nyoman berharap dapat terciptanya sistem pengelolaan yang lebih baik dan sesuai dengan standar internasional.  

 

Ia mengatakan, melalui pelatihan ini, para peserta akan mendapatkan pemahaman dan keterampilan dasar mengenai berbagai aspek pelindungan warisan budaya bawah air. Nyoman berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat menjadi agen perubahan dalam bidang konservasi warisan budaya bawah air, serta dapat menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat luas. Dengan begitu, pihaknya tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kekayaan bawah laut sebagai bagian dari identitas bangsa.  

 

“Saya ingin mengajak kita semua untuk terus berkomitmen dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bawah air yang kita miliki. Ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan. Jika kita dapat mengelola dan menjaga warisan ini dengan baik, maka kita juga turut berkontribusi dalam pengembangan sektor eduwisata berbasis budaya maritim, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Belitung,” harap Nyoman.

 

“Saya memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang mendukung penyelenggaraan kegiatan ini. Semoga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, dan menjadi langkah awal yang lebih luas dalam upaya pelestarian warisan budaya bawah air di Indonesia,” pungkasnya.

 

Sementara itu Koordinator Kegiatan Nia Naelul Hasanah Ridwan dari BPPSDM KP-Flinders University dalam laporannya mengatakan, pelatihan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM konservasi dan pengelolaan warisan budaya bawah air di Belitung, serta sebagai bagian dari rangkaian Project "Revisiting Salvaged and Looted Shipwreck Sites in Indonesia: An Integrated Management Framework for Safeguarding Underwater Cultural Heritage". Pelatihan ini juga merupakan salah satu implementasi kegiatan “Integrated Initiative for Underwater Cultural Heritage Preservation, Marine Ecosystem Environment, and Coastal Community Development”.

 

“Latar belakang pelatihan ini, karena Belitung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan warisan budaya bawah air, termasuk situs-situs kapal karam dan artefak bersejarah karena letak geografisnya yang strategis dalam jalu pelayaran dan perdangan dunia, The Maritime Silk and Spice Route. Belitung Shipwreck yang tenggelam sekitar 1,5 mil dari pantai Desa Batu Itam, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung dikenal di seluruh dunia dan merupakan penemuan bawah air paling signifikan di Indonesia yang berasal dari tahun 800 Masehi. Kapal Belitung Shipwreck diduga Arabian Dhow dan membawa ± 60.000 muatan berupa keramik Changsa Dinasti Tang dengan lambang lotus Budha, motif Asia Tengah dan Persia, kaligrafi Al Quran, serta terdapat sejumlah artefak dari emas dan perak, mangkuk hijau Persia, resin, logam, dan rempah-rempah,” tutur Nia.

 

“Pelatihan ini sangat penting untuk memberikan wawasan dan keterampilan bagi para peserta agar mereka dapat memahami karakteristik dan nilai penting artefak bawah air dan situs kapal karam bersejarah; melaksanakan kegiatan penanganan, konservasi, dan pengelolaan yang tepat untuk menjaga kelestarian warisan budaya bawah air; berkontribusi dalam upaya pelindungan dan pelestarian warisan budaya bawah air di Belitung dan Indonesia secara keseluruhan; serta meningkatkan peran serta komunitas lokal dalam pelestarian warisan budaya bawah air yang ke depan diharapkan dapat menjadi bagian dari pengembangan eduwisata bahari dan kesejarahan berkelanjutan yang dapat berkontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat,” lanjut Nia.

 

Para peserta pelatihan yang hadir secara luring terdiri dari staf Pemerintah Kabupaten Belitung, staf museum daerah, staf kantor Desa Batu Itam, perwakilan kaum muda Desa Batu Itam, Kelompok Sadar Wisata Desa Batu Itam, Kelompok Sadar Wisata Desa Keciput, penyuluh kelautan dan perikanan BBRUPP KKP, perwakilan Badan Pengelola Belitong UNESCO Geopark, serta tim ahli cagar budaya daerah. Sementara itu, peserta daring terdiri dari staf museum daerah di Batam, Bintan, Tanjung Pinang, pemerintah daerah Kepulauan Riau dan Tidore, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK IV) Kepulauan Riau, BPK Sumatera Barat, Universitas Andalas, staf LRSDKP, dan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

 

Acara dihadiri juga oleh Assoc. Prof. Martin Polkinghorne dan Prof. Wendy Van Duivenvoorde secara daring, serta Asisten I Bupati Belitung, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Belitung, Kepala Museum Tanjung Pandan, dan Kepala Desa Batu Itam Belitung. (MNA)

 

Humas BPPSDM

Sumber:

Humas BPPSDM

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia