© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Upaya KKP Genjot Produksi Ikan Kerapu Cantang

Selasa, 20 Juni 2023


SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR: SP.221/SJ.5/VI/2023

 

JAKARTA, (20/6) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus berupaya menggenjot produksi ikan kerapu cantang seperti di 3 Provinsi  yaitu Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut dilakukan melalui program bantuan benih ikan kerapu cantang berkualitas.

 

Bantuan benih ikan kerapu cantang berkualitas tersebut disalurkan untuk menstimulus kegiatan budidaya ikan kerapu cantang. Selain itu juga untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya dan menambah stok sumber daya ikan di perairan umum.

 

Guna menjamin benih yang beredar memenuhi standar kualitas yang baik, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo sebagai perpanjangan tangan DJPB KKP terus memproduksi benih ikan kerapu cantang dengan mengacu pada prinsip-prinsip Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).

 

Benih tersebut kemudian disalurkan kepada 6 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi dan Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, dan Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Langkah kongkrit itu digulirkan juga bertujuan untuk memupuk semangat para pembudidaya ikan kerapu cantang dalam mengembangkan usahanya.

 

Kepala BPBAB Situbondo, Boyun Handoyo menyatakan, hingga akhir Mei 2023 bantuan benih ikan kerapu cantang yang dihibahkan kepada Pokdakan sudah tercapai sebesar 45.100 ekor atau 43,02%. Sedangkan targetnya di tahun 2023 ini yaitu sebesar 104.839 ekor.

 

Selain benih ikan, dukungan lain yang diberikan ke Pokdakan yaitu bimbingan teknis tentang budidaya perikanan, juga berupa bantuan sarana dan prasarana. “Dengan skema hibah benih ini diharapkan para pembudidaya akan terpacu untuk melakukan dan meningkatkan produksi ikan kerapu cantang, sehingga pendapatan dan devisa negara bisa meningkat,” jelas Boyun.

 

Sebelum benih ikan kerapu cantang didistribusikan, lanjut dia, benih yang dipanen tidak diberi makan selama 24 jam. Upaya ini dilakukan agar ikan yang dikirim tidak muntah di dalam kantong plastik yang digunakan untuk packing.

 

Selain itu, agar keadaan benih ikan kerapu yang dikirim ke tempat tujuan kondisinya bisa tetap sehat dan segar, maka pengemasan perlu dilakukan tertutup di kantong packing ikan. Sedangkan untuk pengisian air dan oksigen perbandingannya sebanyak 1:3, sementara suhu yang digunakan yaitu 21-25 derajat Celcius.

 

“Salah satu kendala yang dapat terjadi adalah ketika dalam pendistribusian benih menempuh jarak hingga mencapai 24 jam, sehingga perlu adanya pengkondisian yang sangat baik terhadap kesehatan benih yang diperbantukan, perlu juga adanya repacking benih agar kualitas air dan benih dapat selalu terjaga,” terang Boyun.

 

Apabila jarak pengiriman terlalu jauh, kata dia, pengangkutan bisa dilakukan secara terbuka menggunakan wadah tangki dengan menambahkan oksigen murni.

 

Ibrahim, ketua Pokdakan Koperasi Syariah Bunga Karang Rompo, Desa Rompo, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, NTT mengaku senang bisa mendapatkan bantuan benih ikan kerapu cantang dari KKP, karena selain biaya untuk pengadaan benih dalam budidaya kerapu cantang bisa ditekan, proses dari pengajuan hingga penyaluran bantuannya juga cepat.

 

Sebelumnya, untuk pengadaan benih kerapu cantang di Keramba Jaring Apung (KJA) dengan jumlah 28 lobang berukuran 3x3 meter ini kelompoknya bisa menghabiskan dana sekitar Rp 30-40 juta. Namun, berkat program bantuan benih yang diberikan KKP tersebut anggaran yang semula digunakan untuk pengadaan benih bisa digunakan untuk biaya operasional lain, seperti memperluas KJA.

 

“Kalau pengadaan sendiri biasanya kami hanya mampu membeli 4-5 ribu benih kerapu cantang. Dengan  mendapat bantuan ini sampai 10 ribu ekor,  Alhamdulillah, senang sekali,” ujar Ibrahim.

 

Menurut Ibrahim, hingga pekan ketiga benih bantuan yang diberikan KKP pada awal puasa bulan lalu menunjukkan perkembangan yang cukup bagus, ketahanan tubuhnya terlihat lebih kuat. Untuk itu, pihaknya terus berusaha mempertahankan benih unggul tersebut hingga bisa panen dengan maksimal.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan, ikan kerapu cantang ini merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi, pasarnya juga relatif terbuka, baik itu di level domestik maupun untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

 

BPBAP Situbondo terus berupaya mendukung ketersediaan benih berkualitas, serta bebas dari penyakit. “Untuk meningkatkan produksi ikan kerapu, salah satu yang menjadi poin utama yaitu dengan benih ikan berkualitas. Jika budidaya ikan didukung dengan benih yang berkualitas saya yakin panennya juga bisa maksimal, kesejahteraan masyarakat bisa terwujud, pendapatan negara juga meningkat,” tutur Tebe, panggilan akrabnya.

 

Selain itu, pendampingan ke masyarakat pembudidaya ikan kerapu cantang secara terukur dan berkala terus dilakukan. Terpenting juga KKP akan terus mendukung suplai benih berkualitas melalui penataan sistem logistik benih di sentra produksi budidaya.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mendorong jajarannya agar terus mengembangkan potensi budidaya ikan kerapu cantang yang sudah berjalan di Situbondo, Jawa Timur. Selain karena sudah bisa menguasai teknologi budidayanya, nilai jual komoditas tersebut juga tinggi.

 

HUMAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia