© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Upaya KKP Bangkitkan Geliat Budidaya Rumput Laut Kepulauan Seribu

Sabtu, 22 Maret 2025


JAKARTA, (22/3) – Budidaya rumput laut pernah mengalami kejayaan di Kepulauan Seribu. Masyarakat yang dulu berjibaku dengan kegiatan tersebut, kini banyak yang beralih ke usaha lain lantaran budidaya rumput laut kurang menjanjikan keuntungan imbas serangan penyakit ice-ice salah satunya.

 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini membuat percontohan budi daya rumput laut di Pulau Kongsi, Kepulauan Seribu, dengan melibatkan masyarakat setempat. Tujuannya sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM), sekaligus mengenalkan kembali rumput laut sebagai mata pencaharian potensial.

 

Percontohan budi daya rumput laut tersebut merupakan percontohan penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan yang terdapat di lokasi SMART Fisheries Village (SFV) atau desa perikanan cerdas di Pulau Kongsi. SFV di pulau ini dibangun oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) KKP melalui Balai Riset Perikanan Laut (BRPL).

 

“Konsep SFV digunakan sebagai sarana pengembangan SDM baik dari aspek pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, serta sebagai sarana inkubasi bisnis untuk mencetak startup di bidang kelautan dan perikanan,” tutur Kepala BPPSDM I Nyoman Radiarta.

 

Kepala BRPL Luthfi Assadad mengatakan, pariwisata di Kepulauan Seribu semakin meningkat pesat, menjadi salah satu andalan pendapatan daerah, dan juga sumber nafkah bagi penduduk di Kepulauan Seribu. Di sisi lain, terdapat zonasi atau pembagian tata ruang, dimana area Kepulauan Seribu di bagian selatan memang diarahkan untuk jasa, ekonomi dan perdagangan. Sehingga area yang sebelumnya digunakan untuk budi daya rumput laut dan penangkapan ikan, digunakan untuk kegiatan non perikanan.

 

“Menghadapi paradigma tersebut, kami membuat sebuah percontohan budi daya rumput laut di perairan Pulau Kongsi untuk pengembangan SDM, dengan melibatkan kelompok pembudi daya rumput laut Pokdakan Cottoni Jaya dari Pulau Pari. Kegiatan ini mengarah kepada cara budi daya rumput laut yang baik dengan mengacu kepada SNI Budi Daya Rumput Laut, mulai dari pemilihan lokasi, seleksi bibit, penggunaan metode dan waktu tanam yang tepat, serta penanganan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah produk rumput laut,” jelas Luthfi. 

 

Hanafi, Ketua Pokdakan Cottoni Jaya, menyampaikan, sepanjang tahun 2024 lalu pihaknya telah memproduksi sebanyak 8,8 ton rumput laut kering. Sebagai mitra SFV Pulau Kongsi, Pokdakan Cottoni Jaya merasa sangat terbantu dengan pendampingan yang diberikan oleh SFV Pulau Kongsi. Dengan adanya pendampingan ini, hasil yang lebih besar menjadi harapan di tengah gempuran pergeseran tata guna lahan dan mata pencaharian di lingkungan masyarakat setempat.

 

Tommi Susilo Utomo Lamanepa, Penyuluh Perikanan Kepulauan Seribu, juga menyampaikan, sejak terbangunnya SFV Pulau Kongsi, Pokdakan Cottoni Jaya khususnya dan masyarakat Pulau Pari pada umumnya bertambah semangat dalam menjalankan aktifitas kegiatan di sektor kelautan dan perikanan. Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat juga semakin menarik karena adanya tambahan pengetahuan yang diterima oleh masyarakat mengenai budi daya rumput laut.

 

Di sisi lain, percontohan budi daya rumput laut ini juga menjadi ajang pembelajaran dalam bentuk pelaksanaan magang mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Pada 2024 terdapat 19 mahasiswa dan taruna dari enam kampus yang mengikuti magang di Pulau Kongsi. Jumlahnya meningkat pada tahun ini per Maret 2025 tercatat sebanyak 29 mahasiswa dan taruna dari tujuh kampus telah menyelesaikan magang di SFV Pulau Kongsi, yang sebagian besarnya mengambil tema rumput laut sebagai topik kegiatan magang. 

 

Di tahun ini, peserta magang dari Universitas Brawijaya dan Universitas Nahdhatul Ulama Purwokerto mengambil tema teknik budi daya rumput laut. Adapun mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran, serta Institut Teknologi Sumatera Lampung mengambil tema pengaruh kualitas air terhadap pertumbuhan rumput laut.

 

“Para pengelola SFV Pulau Kongsi berharap, percontohan budi daya rumput laut yang dibangun di SFV tersebut dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, baik sebagai percontohan penyuluhan, sarana pembelajaran bagi mahasiswa dan taruna, maupun diseminasi teknologi kepada masyarakat,” harap Luthfi.

 

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong penguatan ekonomi masyarakat pesisir melalui skema kegiatan budidaya yang diserta dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Tujuannya agar kegiatan tidak hanya produktif tapi juga ramah lingkungan. (MNA)

 

Humas BPPSDM KP

Sumber:

Humas BPPSDM

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia