© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Peran Perguruan Tinggi KP Dukung Terwujudnya Ekonomi Biru

Jumat, 19 November 2021


SIARAN PERS
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR: SP. 1125/SJ.5/XI/2021

 

JAKARTA (19/11) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus melaksanakan berbagai terobosan dalam rangka mencetak sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan yang kompeten dan menghasilkan berbagai riset yang inovatif. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung terwujudnya program prioritas KKP, khususnya terkait dengan pengembangan budidaya perikanan untuk peningkatan ekspor yang didukung hasil riset kelautan dan perikanan.

 

Pada 18 November 2021, BRSDM melalui satuan pendidikan tinggi Akademi Komunitas KP Wakatobi bekerja sama dengan Monterey Bay Aquarium Seafood Watch (SFW), Conservation Strategy Fund (CSF), Destructive Fishing Watch (DFW), Universitas Bung Hatta, Universitas Bengkulu (UNIB), Universitas Maritim Raja Ali (UMRAH), yang tergabung dalam program eDuFish, menyelenggarakan eDuFish Webinar Program, bertajuk “Management and Utilization of The Small Islands Resources”, secara daring yang diikuti oleh sekitar 300 peserta dari berbagai latar belakang pendidikan.

 

Dalam kesempatan tersebut, Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro, menilai melalui kegiatan ini dapat memberikan pemahaman awal kepada mahasiswa, peneliti muda serta publik secara umum tentang pentingnya program peningkatan kapasitas penelitian bidang kelautan dan perikanan di Indonesia. Di samping itu kegiatan ini juga sejalan dengan program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, terkait Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

 

“Indonesia merupakan negara terkaya dalam hal keanekaragaman hayati di laut, karena itu kita harus dapat memanfaatkan berbagai anugerah Tuhan ini secara bijak, dengan tetap menjaga kelestarian alam, namun bisa melakukan keberlanjutan produksi dan menyejahterakan rakyat Indonesia. Melalui riset, saya berharap mahasiswa dapat membangun cara berpikir kritis sehingga mampu mendalami, memahami dan melakukan kegiatan riset dengan baik dan kegiatan ini dapat menghasilkan kebaruan pengetahuan, ide dan pemahaman dasar tentang metodologi riset sehingga dapat menghasilkan riset berkualitas untuk mendukung terwujudnya Ekonomi Biru,” terang Kusdiantoro.

 

“Dengan terlibatnya lembaga pendidikan tinggi kami, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, sebagai mitra eDuFish, tentunya akan berkontribusi dalam mengasilkan riset-riset terapan bidang kelautan, perikanan dan ekowisata yang dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat,” lanjutnya.

 

eDuFish merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kapasitas dan kualitas peneliti dan mahasiswa, peneliti muda di bidang produksi perikanan dan budidaya, juga ekowisata pesisir yang mengarah pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi bagi Indonesia. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan peneliti muda untuk belajar dari para ahli dan praktisi dan menawarkan kesempatan pada mahasiswa dan peneliti muda untuk menerima pelatihan juga bimbingan dalam persiapan dan presentasi penelitian.

 

Hadir sebagai pembicara pada kesempatan ini, Wengky Ariando (Researcher Chulalongkorn University Thailand); Prof. Jamaluddin Jompa (Dekan Pascasarjana Universitas Hasanuddin); Andi Rusandi (Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP); dan Victor Nikijuluw, Ph.D (Conservation International).

 

Dalam materi bertajuk Potential Impacts of Recreation Diving Activities to the Suistainability of Coral Reef Ecosystem of Small Island, Prof. Jamaluddin Jompa memberikan delapan rekomendasi di antaranya yakni, pengembangan pariwisata bahari Indonesia harus didorong dan dikoordinasikan dengan semua pihak terkait; area andalan untuk wisata bahari harus segera ditetapkan dalam zonasi dan dikelola secara profesional; perlu adanya perbaikan aksesibilitas untuk menjangkau berbagai objek archipelago tourism; hingga pengelolaan kawasan konservasi dan charismatic species yang perlu diefektifkan dalam menopang archipelago tourism.

 

Sementara itu Andi Rusandi, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, dalam materi berjudul Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi, menerangkan bahwa pemerintah pusat berkontribusi dalam pengelolaan kawasan konservasi dalam hal pengarusutamaan konservasi dalam program nasional, penyusunan NSPK pengelolaan kawasan konservasi, peningkatan kapasitas SDM pengelola, publikasi kawasan konservasi dalam peta laut Indonesia, hingga kajian dan evaluasi pengelolaan kawasan konservasi.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa perguruan tinggi berperan penting dalam mewujudkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Sebab, perguruan tinggi memiliki bidang riset dan sumber daya manusia yang mumpuni dan unggul.

 

HUMAS BRSDM

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia