© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
KKP GENJOT EKONOMI PEMBUDIDAYA MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAMPUNG BUDIDAYA DI NTT

Jumat, 10 Desember 2021 | 0:0:0 WIB

Kupang – Dalam mendukung program terobosan pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan beberapa strategi guna mengembangkan kawasan-kawasan potensial dengan komoditas unggulan yang mampu menggerakan perekonomian masyarakat. Pulau Semau yang berkedudukan di Kabupaten Kupang menjadi salah satu lokasi yang sedang digarap oleh KKP untuk menjadi lokasi kampung perikanan budidaya dengan kerapu sebagai komoditas yang diunggulkan.

Saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan ke Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Tablolong yang terletak di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu atau yang akrab disapa Tebe mengatakan bahwa ikan kerapu menjadi salah satu komoditas yang didorong oleh KKP dalam pengembangan kampung budidaya karena teknologi pembenihan yang sudah dikuasai oleh Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) sehingga tidak lagi tergantung dari tangkapan di alam.

“Selain itu, ikan kerapu terkenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan pasar yang terbuka baik di level domestik hingga memenuhi kebutuhan ekspor sehingga hal ini sejalan dengan tujuan awal  pembangunan kampung perikanan budidaya yaitu pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan pembudidaya ikan” ujar Tebe.

Lebih lanjut Tebe menjelaskan bahwa untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya kerapu dapat dilakukan melalui penerapan teknologi, efisiensi penggunaan pakan serta penerapan standard dan sertifikasi Cara budidaya Ikan Yang Baik (CBIB). Ia menilai, dengan penerapan prinsip CBIB yang yang dilakukan secara bertanggung jawab akan meningkatkan mutu produk budidaya yang dihasilkan sehingga akses pasar dapat terbuka lebih luas dengan harga jual yang meningkat.

“Untuk mendukung pengembangan kampung budidaya kerapu di NTT pada tahun 2022 mendatang, saat ini kami juga telah bekerjasama dengan BBIP Tablolong dengan melakukan running test pendederan 5.000 ekor benih ikan kerapu cantang ukuran 3 cm yang didatangkan dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo hingga mencapai ukuran siap tebar di KJA. Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri untuk dapat bekerja sama menghidupkan industri kelautan dan perikanan di provinsi NTT“ lanjut Tebe.

Tebe juga berkata bahwa pihaknya siap untuk menerjunkan tim teknis untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan BBIP Tablolong serta melakukan alih teknologi kepada masyarakat agar dapat mewujudkan kampung budidaya yang maju, mandiri dan sejahtera.

Sementara itu, Koordinator BBIP Tablolong, Fransisco Soares menyatakan bahwa BBIP Tablolong  yang diresmikan sejak tahun 2003 pada awal beroperasi juga telah melakukan pembenihan ikan kerapu dengan jenis kerapu macan dan kerapu tikus. Namun karena ketiadaan dana operasional, balai ini sempat berhenti beroperasi pada tahun 2018 dan dihidupkan kembali sejak bulan September 2021.

“Ikan kerapu dan kakap menjadi komoditas yang digemari oleh pembudidaya di NTT seperti di daerah Alor, Lembata, Flores dan yang terbaru di Pulau semau yang saat ini dijadikan program kampung kerapu. Ketika BBIP berhenti beroperasi, pembudidaya sempat kesulitan mendapatkan benih dan mendatangkan benih dari luar NTT seperti Jawa dan Bali, namun tingginya biaya transportasi benih menjadi kendala serta menurunkan pendapatan mereka” ungkap Frans.

Frans berharap dengan kerjasama yang dilakukan pemda dengan KKP dapat berkelanjutan agar BBIP dapat kembali menyediakan benih secara kontinyu kepada pembudidaya di NTT sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. “Kami berharap melalui pendampingan teknis, selain meningkatkan keterampilan pembudidaya juga dapat meningkatkan kompetensi SDM yang kami miliki sehingga kolaborasi yang dilakukan dalam mendukung program kampung kerapu di pulau Semau dapat berjalan dengan lancar” tutup Frans.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa kegiatan budidaya ikan dapat didorong melalui pengoptimalan pembenihan yang baik oleh balai benih ikan serta bekerja sama dengan berbagai peneliti untuk meningkatkan produktivitas pembenihan serta budidaya ikan.

"Balai ini (BBIP Tablolong) harus menjadi pusat studi universitas. Datangkan doktor riset ke sini. Balai ini harus mendukung pengembangan kampung budidaya ikan di NTT," ucap Menteri Trenggono.

Sumber:

KKP WEB DJPB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

PENGUNJUNG

114772

© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia