Sudah hampir sepekan kawasan PPN Prigi tampak berbeda, terlihat lebih sesak dari biasanya. Tapi kali ini bukan hanya dari nelayan atau pelaku usaha saja, bahkan masyarakat Watulimo hingga luar kota berbondong-bondong datang untuk menyaksikan rangkaian upacara adat yang di gelar satu tahun sekali di dalam kawasan PPN Prigi ini.

Larung Sembonyo 2024, atau Labuh Laut Larung Sembonyo merupakan upacara adat berupa budaya sedekah laut yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh nenek moyang dari masyarakat lokal Nelayan Prigi. Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Nelayan Prigi akan hasil laut yang telah diperoleh. Upacara ini juga sebagai permohonan akan keselamatan masyarakat Nelayan Prigi ketika mencari ikan di laut. Kebiasaan ini telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian kebudayaan masyarakat Kabupaten Trenggalek, terutama yang tinggal di pesisir Pantai Prigi.

Selasa (21/5) sebagai puncak acara dari rangkaian kegiatan Larung Sembonyo 2024. diawali dengan arak-arakan buceng atau tumpeng besar dari Kantor Kecamatan Watulimo hingga ke TPI Barat PPN Prigi. Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi upacara labuh laut yang diikuti oleh nelayan dan masyarakat menggunakan perahu nelayan. Antusiasme nelayan dan masyarakat dalam mengikuti acara ini hingga ikut menghantarkan tumpeng yang dilarungkan menggunakan kapal nelayan.

Pada kesempatan ini turut hadir juga Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin, S.M., M.M dan menyampaikan kepada masyarakat nelayan untuk sama-sama menjaga lingkungan dan melestarikan ekosistem sumber daya laut.