© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Ini Keunggulan Teknologi Bioflok yang Dikembangkan KKP di 100 Lokasi KDMP

Minggu, 30 November 2025


JAKARTA, (30/11) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menjalankan program Budi Daya Ikan Tematik di 100 lokasi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih, sebagai upaya percepatan swasembada protein nasionmal. Program ini mengusung teknologi bioflok untuk komoditas ikan lele dan nila. 

 

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, menyampaikan bioflok menjadi salah satu inovasi yang terus berkembang karena mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Teknologi ini membuka peluang panen lebih besar melalui padat tebar tinggi, penggunaan pakan yang lebih efisien, serta pemanfaatan lahan yang lebih optimal.

 

Keunggulan bioflok tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga ramah lingkungan karena buangan airnya tidak berbau dan lebih hemat penggunaan air, selaras dengan prinsip ekonomi biru. Komoditas ikan lele dan nila dipilih karena memiliki permintaan pasar tinggi serta mudah terserap. Program ini diharapkan bukan hanya menyediakan sarana fisik, tetapi juga mendorong peningkatan kesejahteraan pembudidaya.

 

“Dari sisi teknis, Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya siapkan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan menyiapkan dari sisi SDM-nya, supaya semuanya berjalan,” ungkap Tebe.

 

Pemetaan awal program budidaya ikan tematik di 100 titik Kopdeskel Merah Putih tersebar di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat. “Harapannya kita ingin secepatnya meningkatkan kesejahteraan pembudidaya, gak pake lama,” tegas Tebe optimistis.

 

Pemberian Pelatihan dan Teknologi

 

Di sisi lain, keberhasilan program tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan teknologi dan fasilitas. Kunci utama terletak pada peningkatan kapasitas SDM. Untuk itu Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas teknik budidaya khusus bagi pengelola budidaya ikan tematik yang menjadi penerima manfaat program. 

 

Pelatihan menggunakan metode Training of Trainers (ToT). Dua orang perwakilan dari setiap Kopdeskel Merah Putih dipilih untuk mengikuti pelatihan sehingga mampu mentransfer teknik budidaya kepada anggota lain di daerahnya. Para peserta tidak hanya belajar sistem bioflok secara teoritis, tetapi juga praktik langsung, termasuk manajemen pakan, kualitas air, kontrol panen, hingga strategi pemasaran. 

 

Muhammad Ilyas, pengurus Kopdeskel Desa Pokaan, membagikan pengalamannya mengelola lele bioflok selama enam tahun. Dukungan program ini menurutnya membuka peluang peningkatan skala produksi yang selama ini terkendala kapasitas kolam. “Pemasaran lele dan nila di Situbondo besar sekali, tapi pasokan kurang. Dengan program ini, saya sangat bersyukur,” ujarnya.

 

Ilyas optimistis produksi bulanan dapat meningkat dan sekaligus memperkuat pasokan MBG di wilayah sekitar. “Terima kasih kepada KKP. Program ini memberi harapan besar untuk peningkatan pendapatan kami,” ucapnya.

 

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa pengembangan perikanan budi daya merupakan bagian dari strategi menuju swasembada protein yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan protein masyarakat dan mendukung ketahanan pangan nasional. 

Sumber:

KKP WEB DJPB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia