© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Dukung Ekonomi Biru, KKP Lakukan Teknologi Terap

Jumat, 29 Oktober 2021


SIARAN PERS
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR: SP. 1057/SJ.5/X/2021

 

JAKARTA (29/10) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus melaksanakan berbagai terobosan dalam rangka mencetak sumber daya manusia (SDM) kelautan yang kompeten dan menghasilkan berbagai riset yang inovatif. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung terwujudnya program prioritas KKP, khususnya terkait dengan pengembangan budidaya perikanan untuk peningkatan ekspor yang didukung hasil riset kelautan dan perikanan; serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

 

Pada Workshop Techno Terap, yang diselenggarakan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan, 28 Oktober 2021, Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro, dalam arahannya menyampaikan bahwa saat ini Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII) Indonesia berada di rangking ke-85 dari 131 negara di dunia.

 

"Presiden Joko Widodo telah menegaskan kembali bahwa kekayaan alam Indonesia harus dikelola melalui Green Economy dan Blue Economy. Dalam konsep Blue Economy, berkaitan erat dengan pertumbuhan inovasi. Di era society 5.0 ini, jika inovasi kita tidak berkembang, kita akan tergilas oleh negara lain. Untuk itu, kita harus terus  berkontribusi secara positif di sektor KP untuk dapat melahirkan beragam inovasi baru," tegas Kusdiantoro.

 

Dalam pelaksanaannya, Kusdiantoro mengatakan bahwa menciptakan inovasi dapat dimulai dengan konsep ATM, yakni amati, tiru dan modifikasi. "Keberhasilan suatu inovasi adalah ketika karya kita dapat memberikan kemanfaatan dan digunakan banyak pihak, sehingga mampu memberikan nilai tambah. Mulai menciptakan inovasi dengan konsep ATM, yakni amati, tiru dan modifikasi, karena tidak selamanya inovasi itu rumit. Dengan masifnya penciptaan inovasi, juga akan terlahir entrepreneur-entrepreneur baru di sektor kelautan dan perikanan," tuturnya.

 

Dengan teknologi inovasi yang mudah untuk diaplikasikan oleh masyarakat, pihaknya pun berharap teknologi di bidang budidaya, penangkapan, pengolahan dan permesinan  ini akan berkembang di masyarakat. Selain itu, kegiatan tekno terap juga dinilai dapat menjadi inovasi dalam menambah pengetahuan, keterampilan, membuka inovasi dalam dunia usaha yang dapat menambah penghasilan rumah tangga terlebih mengembangkan usaha perikanan di masa pandemi Covid-19.

 

Kegiatan tekno terap sendiri meliputi, Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) dengan Metode RAS; Pembuatan Mesin Pengasap Ikan Sistem RSS; Teknik Pembuatan Pemberat Semen Cor Gill Net Millenium; dan Pembuatan Sari Ikan Gabus dengan Penambahan Rempah Aromatik.

 

Metode RAS pada budidaya kepiting bakau, merupakan sistem yang dilengkapi dengan sistem air resirkulasi yang melewati filter air untuk memurnikan dan meningkatkan oksigen ke media kultur. Sistem resirkulasi akuakultur ini merupakan alat yang diperlukan untuk menyediakan produksi akuakultur yang berkelanjutan dengan dampak lingkungan yang ramah. Sistem ini secara otomatis mengeluarkan kotoran dan sisa makanan untuk mempertahankan kualitas air yang baik di setiap wadah. Sistem akuakultur ini juga sangat berguna dalam mendukung pengembangan budidaya kepiting yang memiliki dampak positif dalam meningkatkan agroindustri kelautan, khususnya budidaya kepiting bakau di Indonesia.

 

Teknologi  Mesin  Pengasap Ikan dengan Sistem RSS (Recirculating Smoke System), dibuat sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan produk ikan asap yang memiliki daya awet yang lebih tahan lama dan memberikan aroma yang khas ikan asap melalui pengasapan serta memenuhi kondisi sosial ekonomi di wilayah dimana kaji terap ini dilaksanakan. Mesin Pengasap Ikan Sistem RSS ini menerapkan sistem pengasapan semi tertutup, dengan konsep memanfaatkan hawa panas yang disirkulasikan kembali ke dalam lemari pengasapan, dimana 40 persen asap hasil pembakaran dibuang keluar dari lemari asap dan sisanya disirkulasikan kembali ke dalam lemari asap setelah melalui proses pemanasan di tungku bakar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan suhu asap yang akan disirkulasikan ke dalam lemari pengasapan.

 

Terkait dengan Teknik Pembuatan Pemberat Semen Cor Gill Net Millenium, disampaikan bahwa perkembangan teknologi penangkapan ikan menggunakan gillnet telah diperkaya oleh penggunaan teknologi baru, yaitu Gill net millennium. Gill net millennium berbahan jaring multi-monofilament, berwarna bening atau transparan, ukuran benangnya yang lebih halus sehingga tampak lebih fleksibel di bawah air. Warnanya yang transparan sehingga pada saat dioperasikan dipercaya oleh nelayan mempengaruhi banyaknya ikan yang tertangkap.

 

Pada Pembuatan Sari Ikan Gabus dengan Penambahan Rempah Aromatik, berawal dari mahalnya harga albumin mendorong kaji terap untuk berinovasi dengan ikan gabus guna memperoleh isolat albumin hasil ekstraksi dari metode pengukusan  'sari ikan gabus', sebagai pengganti serum albumin impor dalam upaya membantu mempertahankan dan meningkatkan nilai gizi dan kesehatan manusia, sehingga dapat mengurangi biaya kesehatan yang makin mahal. Dengan penerapan teknik yang baik dan  penambahan komposisi rempah aromatik yang tepat, produk Sari Ikan Gabus menjadi lebih dapat diterima rasa dan aromanya oleh masyarakat, serta dapat menjadi salah satu produk unggulan di bidang perikanan.

 

HUMAS BRSDM

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia