BBPMHKP Antar Komoditas Perikanan Kalteng Jangkau 10 Negara

PALANGKARAYA - Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Palangkaraya berhasil menorehkan catatan positif. Sejak Januari hingga November 2023, tercatat 1.409.241 ekor ikan hidup berhasil menembus pasar ekspor.

Selain itu, komoditas non hidup 612.381 kg juga berhasil dikirim ke luar negeri.

"Total nilai komoditas domestik keluar mencapai Rp70.098.096.763," terang Kepala SKIPM Palangkaraya, Miharjo yang juga menjelaskan transformasi Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP), Rabu (12/12/2023).

Saat menggelar Coffee Morning Publikasi Tindakan Karantina di Pintu Pemasukan dan Pengeluaran, di kantornya, Miharjo mengurai 1,4 juta lebih komoditas hidup yang diekspor terdiri dari 513.570 ekor udang ronggeng. Nilai ekonomis komoditas ini mencapai Rp3,5 miliar.

Lalu kepiting 343.337 ekor dengan nilai ekonomis Rp1,3 miliar, ikan Botia 205.873 ekor dengan nilai ekonomis Rp1 miliar, ikan Penyang 231.535 ekor dengan nilai ekonomis Rp1,2 miliar.

"Ikan Betutu 116.434 ekor dengan nilai ekonomis Rp6,9 miliar," tuturnya.

"Ikan Penyang mulai dilirik pasar internasional pada tahun 2020 Sebelumnya tidak ada ekspor,” sambung Miharjo.

Adapun komoditas non hidup terdiri dari udang putih segar 190.711 kg dengan nilai Rp2,2 miliar, ikan Bulu Ayam segar 292.485 kg dengan nilai Rp8,7 miliar, Bandeng segar 83.883 kg dengan nilai Rp2,5 miliar, daging rajungan 87.737 kg dengan nilai Rp1,1 miliar, dan ikan Bawal segar 63.506 kg dengan nilai Rp5,1 miliar.

"Ada 10 negara yang menjadi tujuan ekspor tahun ini terdiri dari Singapura, Malaysia, Inggris, USA, Hongkong, Thailand, Jepang, Canada dan Tiongkok," tutupnya.