KKP Terus Optimalkan Potensi Marikultur
Kamis, 1 April 2021
SIARAN PERS
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Nomor: SP.351/SJ.5/IV/2021
JAKARTA (1/4) - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangan mengatakan bahwa marikultur dapat menciptakan peluang usaha, misalnya mencakup usaha produksi benih dan induk ikan, usaha pembesaran, usaha pakan, hingga bisnis transportasi pengirimana benih dan induk ikan.
“Jika dikelola dengan baik, marikultur akan menghasilkan nilai tambah dan mempekerjakan banyak orang. Saya mengajak peneliti, perekayasa dan akuakulturis untuk terus berinovasi untuk menciptakan keberhasilan pemanfaatan potensi marikultur di Indonesia,” ujar Slamet.
Slamet menambahkan sebagaimana Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono sampaikan saat kunjungan ke Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok beberapa waktu lalu bahwa marikultur dapat berkontribusi untuk peningkatan devisa negara. Selain itu, potensi ekonomi marikultur sangat besar untuk menciptakan peluang usaha sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang akhirnya berdampak pada peningkatakan kesejahteraan masyarakat.
“Untuk itu, Bapak Menteri Trenggono mendorong untuk memaksimalkan keberadaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia agar menghasilkan teknologi budidaya yang bernilai ekonomi bagi masyarakat dan negara,” ujar Slamet.
Menurut Slamet, dengan terciptanya inovasi-inovasi teknologi marikultur maka akan dapat dicontoh atau diadopsi oleh masyarakat. “Kehadiran UPT tidak hanya melayani tetapi juga bisa dijadikan model bisnis yang dapat ditiru oleh masyarakat. Saya optimis melalui optimalisasi pemanfaatan potensi marikultur akan membuat masyarakat lebih sejahtera. Pendapatan negara dari sub sektor perikanan budidaya juga akan meningkat," ujarnya.
Di BPBL Lombok, ada beberapa komoditas marikultur yang terus dikembangkan diantaranya yaitu tiram mutiara, kerang abalon, bawal bintang, kakap putih, rumput laut kultur jaringan dan lobster serta ikan hias laut seperti ikan nemo, letter six dan capungan banggai.
Lebih detail lagi, Kepala BPBL Lombok, Mulyanto menerangkan dalam pengembangan budidaya tiram mutiara di BPBL Lombok telah memiliki hatchery untuk pemijahan, kultur pakan alami dan pemeliharaan larva. Kapasitas produksi pertahunnya sebesar 200.000 – 300.000 ekor spat ukuran 0,5 mm.