© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
KKP Dorong Kemandirian Pakan Melalui Bahan Baku Lokal

Sabtu, 19 Juni 2021 | 0:0:0 WIB

Jakarta (19/6) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) adakan Bedah Buku Telaah Akademik Pengembangan Industri Perikanan Budidaya Berbahan Baku Pakan Lokal Menuju Kemandirian Pakan. Bedah buku kali kedua ini dimoderatori oleh Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP), Dr. Rudi Alek Wahyudin dan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Bogor, Dr. Ir. Usman, M.Si dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP), Maros dan Prof. Dr. Ir. I Nyoman Adiasmara Giri, M.S dari Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP), Gondol Bali.

 

“Apabila kita mengacu pada penghantar yang disampaikan oleh Bapak Kepala Badan Riset dan SDM, Profesor Sjarief Widjaja pada bedah buku yang pertama beberapa hari yang lalu, beliau menyampaikan bahwa ada tiga terobosan program pembangunan kelautan dan perikanan. Dan di antara tiga program terobosan tersebut, dua program terkait dengan perikanan budidaya. Target produksi perikanan budidaya di tahun 2024 itu cukup tinggi baik dari komoditas perikanan air laut, air tawar maupun air payau. Untuk mendukung pencapaian produktivitas tersebut tentunya faktor pakan memiliki faktor yang dominan untuk keberhasilan usaha perikanan budidaya. Sebagaimana  dalam buku yang saat ini dibahas diterangkan bahwa setidaknya kontribusi biaya  pakan terhadap produksi perikanan budidaya adalah sekitar 40% sampai 89% (tergantung jenis komoditas budidaya dan tingkat teknologinya),  jadi begitu besar pakan menentukan tingkat keberhasilan usaha perikanan budidaya,” ungkap Kepala BBRSEKP Rudi Alek Wahyudin dalam pengantarnya di awal Bedah Buku.

 

Di awal paparannya, Prof. Mas Tri Djoko menyampaikan empat hal penting yang mempengaruhi industri budidaya ikan air tawar yaitu: (1) ketersediaan benih unggul; (2) inovasi wadah dan lingkungan; (3) industri vaksin ikan air tawar; dan (4) Industri pakan. Data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menunjukkan target produksi perikanan budidaya tahun 2024 yang mencapai 9,4 juta ton dengan komposisi budidaya ikan air tawar diatas 60%, menjadi tantangan karena membutuhkan pakan berkualitas dengan harga yang ekonomis dan saat ini harga pakan tidak sebanding dengan keuntungan produksi ikan air tawar.

 

Menghadapi tantangan target produksi yang tinggi, Prof. Mas Tri Djoko menuturkan “pertama harus ada kemandirian pakan yang kita bangun, baik pakan dari industry maupun pakan hasil produksi masyarakat yang kita sebut pakan mandiri. Kedua, baik pakan produksi pabrik maupun pakan mandiri harus berkualitas dan memiliki harga yang ekonomis untuk memenuhi kebutuhan para pembudidaya. Untuk itu kita perlu bahan baku lokal dimana selama ini menggunakan bahan baku impor yang menyebabkan harga pakan mahal.”

 

Dijelaskan oleh Prof. Mas Tri Djoko untuk mewujudkan Kawasan budidaya ikan air tawar diperlukan kemandirian pakan. Dalam hal kemadirian pakan, perlu memperhatikan kebijakan pemerintah yang mengacu pada pakan mandiri, faktor kelembagaan dan sosial ekonomi, dan tentu saja yang terakhir terkait iptek dan kearifan lokal. Iptek yang tepat guna dan kearifan lokal, karena pakan mandiri ini sangat bervariasi dan masyarakat sejak tahun 80’an telah terbiasa membuat pakan mandiri. Dengan adanya pakan yang berkualitas dan ekonomis, tentu keberlanjutan usaha budidaya perikanan dalam suatu Kawasan lebih terjamin.

 

“Kebutuhan pakan untuk mewujudkan kemandirian pakan adalah harus yakin bahwa pakan yang digunakan dapat mengurangi beban biaya pakan artinya harga pakan harus kompetitif disbanding harga jual ikan. Yang kedua kita harus mencari pengganti tepung ikan yang selama ini menjadi bottleneck dalam produksi pakan oleh karenanya harus dikurangi dengan bahan baku lokal baik hewani maupun nabati. Yang ketiga kita perlu mengoptimalisasi pakan alami. Terlebih di masa pandemi saat ini, kita harus bisa melihat pakan alami untuk menekan biaya produksi. Yang keempat tentu saja kita harus memperhatikan kualitas pakan buatan sendiri, artinya kita harus memperhatikan nutrien yang dibutuhkan ikan tersebut,” Jelas prof. Mas Tri Djoko dalam paparannya.

 

Senada dengan Prof. Mas Tri Djoko, Dr. Usman dari BRPBAPP Maros juga menyampaikan salah satu upaya untuk menekan harga pakan adalah dengan memanfaatkan bahan baku local yang menyebar di beberapa daerah sentra budidaya, khususnya di daerah budidaya ikan yang lokasinya relatif terpencil untuk pembuatan pakan mandiri sehingga pembudidaya dan kelompoknya dapat memenuhi kebutuhan pakannya secara mandiri.

 

Dalam paparannya, Dr. Usman ungkapkan beberapa poin penting yang terdapat dalam buku yaitu: (1) kebutuhan nutrisi dalam pakan untuk beberapa komoditas budidaya; (2) Formulasi pakan untuk induk, pendederan dan pembesaran dengan menggunakan bahan baku local; (3) Informasi beberapa bahan baku local dan kandungan nutrisiya yang potensial untuk dijadikan bahan baku pakan; dan (4) Strategi pengembangan pakan ikan mandiri untuk budidaya ikan di Indonesia.

 

Pada akhir sesi bedah buku, Prof. I Nyoman Adiasmara Giri dari BBRBLPP Gondol Bali menyampaikan bahwa untuk ikan yang telah ditangani untuk budidaya laut masih sangat terbatas. Ada dua jenis komoditas budidaya laut yakni karnivora yang terdiri atas kakap putih, kerapu, bawal bintang dan lobster. Jenis berikutnya herbivora yakni abalone. Salah satu kunci formulasi pakan adalah protein, dan dalam hal ini kebutuhan protein untuk ikan karnivora jauh lebih tinggi daripada ikan herbivora. Prof. Nyoman juga menyampaikan bahwa keberhasilan budidaya laut juga ditentukan oleh pasar, jika pasarnya bagus maka budidaya laut juga dapat terus berkembang.

 

“Manajemen pengelolaan pakan terkait perilaku makan ikan juga berpengaruh dalam manajemen pakan ikan laut dan perlu perhatian khusus agar tetap efisien. Terkait pakan mandiri, kendala utama di daerah tropis ketersediaan bahan baku beragam tapi harus difokuskan pada bahan baku yang baik secara kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya,” tutup Prof. Nyoman Adiasmara Giri.

 

Bedah Buku Telaah Akademik Pengembangan Industri Perikanan Budidaya Berbahan Baku Pakan Lokal Menuju Kemandirian Pakan yang dilaksanakan secara daring pada Jumat 18 Juni 2021 ini disiarkan melalui kanal Youtube KKP. Masyarakat kelautan dan perikanan khususnya pembudidaya juga dapat mengunduh materi paparan para narasumber pada deskripsi video bedah buku tersebut.

 

HUMAS BRSDM

 

 

Sumber:

KKP WEB BPPSDMKP

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

PENGUNJUNG

114764

© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia