© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

KKP Kedepankan Kolaborasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan Kecil

Selasa, 11 Oktober 2022


SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR: SP.650/SJ.5/X/2022

 

JAKARTA, (11/10) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendongkrak kesejahteraan nelayan kecil di Indonesia. Kolaborasi ini dilakukan termasuk melalui penelitian untuk  pemberdayaan nelayan dan pengelolaan pesisir untuk penguatan program-progam berbasis ekonomi biru yang sudah dirancang.

 

"Perlindungan dan pemberdayaan nelayan kecil telah menjadi prioritas dalam setiap kebijakan KKP. Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri. Sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan merupakan kunci keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara bertajuk Sinegeri dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam Rangka Pemberdayaan Nelayan dan Pengelolaan Pesisir untuk Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan Laut di Gedung Mina Bahari III KKP, Selasa (11/10/2022).

 

Acara ini dilaksanakan dalam rangka peluncuran hasil kajian Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) dan Yayasan Pesisir Lestari terkait praksis dan implementasi Undang-Undang Pemberdayaan Nelayan dan Undang-Undang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di 7 lokasi. Selain itu, acara ini juga dilaksanakan untuk menjaring sinergi dari para pemangku kepentingan untuk mewujudkan tata kelola perikanan yang lebih terukur, lebih mensejahterakan, lebih berkeadilan, dan berkelanjutan.

 

Menteri Trenggono menambahkan, KKP memiliki lima program ekonomi biru yang implementasinya diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan kecil. Program-program tersebut juga dirancang untuk menjaga keberlanjutan ekosistem perikanan di antaranya terpeliharanya kelestarian kawasan mangrove, terumbu karang, hingga padang lamun.

 

Kelima program ekonomi biru itu meliputi perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya perikanan ramah lingkungan, penataan pemanfaatan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta program penyelesaian sampah laut.

 

"Atas dasar proses evaluasi serta hasil kajian komprehensif atas tantangan dan peluang yang ada, KKP menyiapkan roadmap Ekonomi Biru sepanjang masa yang dituangkan dalam 5 program utama untuk memastikan laut tetap sehat dan menjaga keseimbangan alam laut demi kelangsungan hidup generasi berikutnya, serta menciptakan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat pesisir dan para nelayan," pungkas Trenggono.

 

CEO Indonesia Ocean Justice Initiative Mas Achmad Santosa mendukung Pemerintah Indonesia, khususnya KKP untuk mengimplementasikan kebijakan Sustainable Ocean Economy (SOE) atau yang sering juga disebut Sustainable Blue Economy. Hal ini karena Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi aset kelautan dan perikanan yang sangat tinggi nilainya. Pendekatan tersebut menjadi semakin penting di tengah pemulihan dan transformasi ekonomi pasca pandemi COVID-19.

 

“Pendekatan sustainable ocean economy atau sustainable blue economy tentu saja harus paralel dan berjalan harmonis dengan semangat kita semua untuk mewujudkan aspek keadilan sosial (social justices) dan keadilan ekologis (ecological justices),” tambahnya.

 

Santosa menambahkan, terkait pengarusutamaan aspek sosial dan ekologi, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (UU Pengelolaan Pesisir) dan Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam (UU Perlindungan Nelayan). Pihaknya kemudian melakukan studi keberlakuan kedua UU tersebut di 7 lokasi yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, NTT, NTB, Maluku, dan Sulawesi Utara.

 

“Dari hasil penelitian ini, tumbuh optimisme bahwa telah banyak hal yang kita lakukan bersama, sekaligus masih terdapat tantangan dan peluang di depan mata untuk kita jawab dan tuntaskan bersama-sama,” paparnya.

 

Mas Achmad Santosa atau yang biasa dipanggil Otta juga menambahkan pihaknya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk berkolaborasi. “Kami berharap peluncuran ini akan ditindaklanjuti dengan kolaborasi-kolaborasi lainnya untuk memberikan dukungan terhadap Ekonomi Biru KKP yang dicanangkan Pak Menteri,” ucap Otta.

 

“Kami berterimakasih kepada Pak Menteri yang selalu mengingatkan kami bahwa di era antroposen saat ini yang ditandai dengan krisis bumi dalam bentuk perubahan iklim dan kepunahan keanekaragaman hayati termasuk keanekaragaman hayati laut, perlindungan daya dukung ekosistem laut perlu diperkuat dan diutamakan,” tegas Otta.

 

“Kesehatan laut meningkatkan kekayaan laut. Begitu juga dengan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan nelayan menjadi kepedulian utama KKP di bawah kepemimpinan Pak Menteri,” pungkasnya.

 

BIRO HUMAS DAN KERJA SAMA LUAR NEGERI

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia