Batam (23/9)  - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan rumput laut atau emas hijau perairan nusantara memiliki potensi yang luar biasa. Seperti ditunjukan warga disekitar Jembatan 2, Kota Batam, Kepualuan Riau, yang berhasil mengubah mindset mereka terkait emas hijau jenis Sargassum.

"Tadinya (rumput laut) ini dianggap sampah, bahkan menimbulkan lalat dimana-mana, tapi malah bisa diekspor," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo saat melepas ekspor 4 kontainer rumput laut kering jenis Sargassum ke Tiongkok di Batam (23/9).

Budi mengatakan anggapan tersebut berubah setelah Wahyudi, seorang pelaku usaha berhasil meyakinkan warga pulau-pulau kecil di sekitar Jembatan 2 bahwa komoditas emas hijau ini laku di pasar ekspor. Kini, warga berbondong-bondong mengumpulkan rumput laut jenis Sargassum tersebut dan menyetor ke Wahyudi sebagai pengepul.  

"Tentu kami mengapresiasi pak Wahyudi  dan apa yang dilakukan di Batam ini bisa menjadi contoh sukses pemberdayaan masyarakat pesisir," tuturnya.

Per bulan, perusahaan milik Wahyudi tersebut rutin mengekspor emas hijau senilai Rp30 miliar.

"Ini baru dari rumput laut kering, yang tadinya dianggap sampah. Nilai ekspornya luar biasa," tuturnya.

Kedepan, Budi berharap perusahaan milik Wahyudi bisa memproduksi pupuk organik dari rumput laut tersebut. Hal ini ditujukan untuk mendukung pertanian sekaligus ketahanan pangan dalam negeri.

"Kami berharap penggunaan pupuk rumput laut di lahan pertanian di Pulau Bintan yang sekarang sedang diuji coba bisa berhasil agar bisa memperkuat hilirisasi sekaligus ketahanan pangan," jelas Budi.

Sebagai informasi, pelepasan ekspor 4 kontainer rumput laut kering dari Batam dilakukan pada Sabtu 23 September 2024. Kegiatan ini dihadiri Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, Kepala BBP3KP-PDSPKP Trisna Ningsih, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, serta Wahyudi selaku Direktur PT. Kencana Bumi Sukses.