KKP Usulkan Produk Perikanan Masuk Komponen Paket Bantuan Pangan

Sabtu, 3 Agustus 2024


JAKARTA, (3/8) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memasukkan produk perikanan sebagai komponen paket bantuan pangan ke masyarakat. Langkah ini sekaligus untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

"Kami selalu siap berkolaborasi dengan siapapun, termasuk juga dengan Bapanas demi terwujudnya ketahanan pangan, utamanya dalam pemenuhan protein," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (3/8/2024).

Budi menjelaskan, telah mendiskusikan usulan agar ikan hasil tangkapan nelayan maupun hasil budidaya dapat menjadi bagian dalam paket bantuan pangan. Bahkan pihaknya telah bersurat ke Bapanas guna memastikan kesiapan dukungan terkait sentra-sentra produksi perikanan, termasuk ketersediaan, jenis, volume, serta produk inovasi perikanan.

Masuknya produk perikanan dalam komponen bantuan pangan akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya karena hasil produksi terserap optimal. Tidak hanya itu, angka asupan protein ikan nasional juga ikut meningkat.

Budi optimistis Indonesia dapat mencapai angka asupan protein 100 gr/kapita/hari, mengingat memiliki sumber daya protein hewani yang beragam, khususnya ikan, baik yang berasal dari perairan darat maupun laut.

"Gerakan peningkatan asupan protein merupakan upaya agar Indonesia dapat meningkatkan angka asupan protein dari yang saat ini 62 menjadi 100 sebagaimana negara-negara maju," terangnya.

Mengenai peningkatan angka protein nasional ini, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana menambahkan, berbagai inovasi terus, di antaranya gencar mempromosikan hidrolisat protein ikan (HPI). Seperti yang dilakukan pada acara HUT ke-3 Bapanas, KKP melalui Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) menggelar demo pengolahan talam (jajanan pasar) yang diberi hidrolisat protein ikan (HPI).

"Kita ingin mendekatkan ikan kepada masyarakat, termasuk yang tidak doyan makan ikan utuh, bisa mengonsumsi ikan dalam bentuk HPI yang jadi bahan jajanan sehari-hari," tutur Erwin.

Lebih lanjut Erwin menjelaskan bahwa KKP juga ikut serta memfasilitasi beberapa UMKM binaan guna menyukseskan gerakan pangan murah yang diinisasi Bapanas yang digelar di Gelora Bung Karno, Senayan belum lama ini.

"Kita ingin menunjukkan ikan merupakan sumber protein hewani yang mudah dan harganya terjangkau," sambungnya.

Sementara itu, Ketua Bapanas, Arie Prasetyo mengapresiasi dukungan KKP. Arie meyebut bahwa ketahanan pangan harus ditopang dengan semangat kemandirian dan kedaulatan pangan.

"Mandiri dalam arti produknya bisa diproduksi di dalam negeri, dan  kedaulatan pangan berarti, publik bisa menentukan mau apa hari ini,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga menyampaikan pentingnya mengantisipasi potensi krisi pangan. Hal tersebut tentu beralasan jika merujuk pada data FAO yang menyebut persentase masyarakat dunia yang mengalami kekurangan pangan meningkat dari 7,9% di 2019 menjadi 9,2% pada 2022.

 

HUMAS PDS

Sumber:

ADMIN

Logo Logo
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia