Ekspor Tuna Cakalang Tongkol Indonesia 6 Tahun Terakhir (2012-2017), Kondisi dan Harapan

Selasa, 13 Maret 2018


 

 

 

Morfologi dan Klasifikasi Ikan Tuna, Cakalang dan Tongkol (TCT)

Ikan tuna memiliki bentuk tubuh menyerupai torpedo, sedikit pipih di bagian sisi dengan mulut meruncing. Sirip ikan tuna ada dua, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang yang agak tegak menjulang ke atas. Famili ikan tuna adalah Scombridae dengan ordo Perciformes, merupakan ikan perenang cepat dengan kecepatan berenang dapat mencapai 77 km/jam.

Sedangkan ikan cakalang, salah satu jenis ikan laut yang memiliki pergerakan yang cepat  dan bersifat sangat rakus (varancious). Ikan cakalang hidup dengan bergerombol dan berkelompok dalam ukuran besar. Tubuhnya berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat. Ikan ini juga termasuk ke dalam famili Scombridae dengan genus Kastuwonus.

Lain halnya ikan tongkol, merupakan salah satu ikan yang termasuk ke dalam ikan tuna kecil, yang memiliki badan memanjang, sirip punggung yang sangat keras dan tidak memiliki sisik. Ukuran tubuhnya lumayan besar dengan panjang sekitar 50-60 cm, memiliki daging tebal yang berwarna merah tua. Ikan tongkol juga termasuk ke dalam famili Scombridae dengan genus euthynnus (Saenan, 1984 dalam http://fredikurniawan.com).

 

Ekspor TCT (2012-2017)

Komoditas ikan TCT menduduki peran penting dalam meningkatkan pembangunan perikanan di Indonesia. Gambar 1 menjelaskan bahwa 5 komoditas perikanan penyumbang utama nilai ekspor perikanan Indonesia adalah udang, TCT, ikan lainnya, rajungan-kepiting dan cumi-sotong-gurita.

Pada tahun 2017, TCT menjadi komoditas yang paling banyak menyumbang nilai ekspor perikanan Indonesia setelah udang. Negara tujuan utama ekspor TCT diantaranya adalah Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat. Ekspor produk dilakukan dalam bentuk olahan dan bukan olahan. Volume dan nilai ekspor TCT sepanjang tahun 2012 – 2017 dilampirkan pada Grafik 1 dan 2.

 

Grafik 1 menjelaskan bahwa dalam enam tahun terakhir volume ekspor TCT yang diolah  lebih besar dari volume ekspor TCT bukan olahan terjadi pada 3 tahun yaitu 2014-2016. Tahun 2014, volume ekspor TCT yang tidak diolah (bahan baku) lebih kecil dari volume ekspor TCT yang diolah. Tahun 2015 – 2016 volume ekspor TCT yang tidak diolah (bahan baku) masih terus menurun, namun tahun 2017 volume ekspor TTC dalam bentuk bahan baku kembali lebih besar dari volume ekspor TCT yang diolah.

Tahun 2017 volume ekspor TCT bukan olahan meningkat signifikan sebesar 48 %  dibanding tahun 2016, sementara volume ekspor TCT yang diolah hanya meningkat 10 % dibanding tahun 2016. Walaupun pada tahun 2012-2017 terjadi fluktuasi volume ekspor TCT olahan dan bukan olahan, nilai ekspor yang dihasilkan oleh TCT olahan selalu lebih besar dari nilai yang dihasilkan dari ekspor TCT yang tidak diolah (Grafik 2).

Peningkatan Nilai (Margin) TCT Olahan

Dengan membandingkan nilai dengan volume TCT yang diekspor, diperoleh harga TCT dalam bentuk bukan olahan (bahan baku) dan bentuk olahan. Perolehan kedua harga tersebut dan peningkatan nilai (margin) dicantumkan pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan hasil bahwa nilai yang diperoleh dari ekspor TCT yang diolah dapat mencapai 250 persen lebih besar dibanding nilai ekspor TCT dalam bentuk bukan olahan (bahan baku).

 

Simulasi Nilai Ekspor Dengan Melakukan Tahapan Perubahan Volume Ekspor

Tingginya margin nilai ekspor TCT bentuk olahan, mendorong perlunya dilakukan pengalihan ekspor TCT dari bentuk bukan olahan (bahan baku) menjadi bentuk olahan. Kebijakan KKP melarang transshipment di tengah laut merupakan salah satu langkah untuk menciptakan aktifitas pengolahan ikan di darat. Selain meningkatkan nilai jual di pasar ekspor, proses pengolahan akan menyerap tenaga kerja sehingga ikut mendorong terwujudnya misi KKP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan berusaha terus meningkatkan ekspor produk kelautan dan perikanan. Tahun 2016, nilai ekspor TCT Indonesia menempati urutan ke 7 setelah Thailand, China, Spain, Ecuador, Taipei-Chinese dan Korea, nilai ekspor TCT negara produsen tesebut dilampirkan pada Tabel 2.

Merujuk Grafik 1 dan Grafik 2 di atas, volume ekspor TCT Indonesia tahun 2017 dalam bentuk bukan olahan adalah 106.850.266 kg dengan nilai total ekspor (US Dollar Thousand)  677.900. Apabila dilakukan simulasi perubahan komposisi volume ekspor dengan peningkatan persentase bahan baku (bukan olahan) menjadi produk olahan secara bertahap, dengan asumsi 25 %, 50% dan 75 % serta menggunakan data harga TCT tahun 2017 pada Tabel 1, maka nilai ekspor TCT akan meningkat signifikan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.

 

Tabel 3 menjelaskan bahwa dengan adanya peningkatan volume ekspor TCT dalam bentuk bahan baku (bukan olahan) menjadi produk olahan sebesar 75 %, nilai eskpor TCT yang diperoleh adalah (US Dollar Thousand) 912.457. Dengan nilai ekspor tersebut, Indonesia dapat menempati posisi ke dua terbesar setelah Thailand. Sudah pasti bukan hal yang mudah untuk bisa langsung mengurangi volume ekspor TCT dalam bentuk bahan baku (bukan olahan) yang sudah dilakukan selama puluhan tahun, diperlukan penjelasan yang rasional dan kebijakan pendukung yang mengatur pembatasan volume ekspor TCT dalam bentuk bahan baku.

 

 

Daftar Pustaka :

  1. Data Ekspor – Impor 2012-2017, Badan Pusat Statistik
  2. trademap.org
  3. http://fredikurniawan.com. 1 Februari 2016. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna. Diunduh tanggal 27 Februari 2018. (klasifikasi-dan-morfologi-ikan-tuna)

 

Oleh : Yefni Widria

Analis Pasar Hasil Perikanan (APHP) Madya pada Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu

Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

 

Sumber:

KKP WEB Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan

Logo Logo
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia