TINGKATKAN PRODUKSI KOMODITAS EKSPOR, INI STRATEGI KKP KOLABORASI DENGAN SWASTA
Kamis, 28 April 2022
JAKARTA (28/4) – Komoditas udang menjadi salah satu unggulan utama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mendorong produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, khususnya pelaku usaha budidaya. Hal tersebut diwujudkan dengan mengusung program terobosan pada subsektor perikanan budidaya mencakup pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor dengan komoditas unggulan antara lain udang, lobster, kepiting dan rumput laut serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa penggunaan induk unggul menjadi salah satu faktor krusial yang menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha budidaya udang. Untuk itu, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) telah melakukan upaya untuk dapat menghasilkan induk-induk udang unggul melalui Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem sebagai ujung tombak.
Di tahun ini, KKP mulai menata kembali program pemuliaan induk udang. Hal ini dimaksudkan agar dari induk udang unggul yang dihasilkan oleh program pemuliaan tersebut dapat maksimal dan menghasilkan benih udang yang bermutu, yang kemudian dapat disalurkan kepada masyarakat pembudidaya. Namun demikian, ini memerlukan waktu dalam pelaksanaannya.
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh KKP melalui DJPB untuk dapat memenuhi kebutuhan benih udang bermutu di masyarakat adalah melalui kerja sama dengan PT. Bibit Unggul (Global Gen) yang merupakan produsen induk udang unggul berstandar Specific Pathogen Free (SPF) dan telah mengekspor induk udang berkualitas ke Asia hingga ke Timur Tengah.
“Pembangunan subsektor perikanan budidaya memerlukan sinergitas dari berbagai elemen, salah satu yang dijajaki oleh DJPB adalah dengan pihak swasta seperti Global Gen sebagai salah satu perusahaan swasta penyedia induk udang unggul berkualitas di Indonesia,” urai Tebe.
Sebagai informasi, ruang lingkup kerja sama yang dilakukan antara DJPB dengan Global Gen mencakup pengelolaan induk udang vaname unggul dan produksi benih bermutu hingga pendampingan teknologi dan monitoring dan evaluasi di unit pelaksana teknis (UPT) yang ditunjuk oleh DJPB, dalam hal ini Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar.
Tebe juga menambahkan bahwa menurut laporan dari tim teknis BBPBAP Jepara, yang telah menerima hibah sebanyak 600 pasang induk udang vaname, telah berhasil melalui proses adaptasi induk udang dengan baik dan pada tahap awal berhasil memproduksi sebanyak 32 juta nauplius udang. Keberhasilan ini diharapkan dapat diikuti oleh BPBAP Situbondo dan BPBAP Takalar yang masing-masing akan mendapat 400 pasang induk pada bulan Juni mendatang.
“Harapan kami untuk 3 UPT tersebut di masa mendatang dapat menjadi naupli center yang menghasilkan nauplius udang berkualitas agar dapat disebar secara merata ke hatchery milik masyarakat yang menjamin ketersediaan benur berkualitas untuk petambak udang. Harapan lainnya adalah ketersediaan benur dari segi kualitas maupun kuantitas juga dapat mendukung pembangunan kawasan klaster tambak udang di berbagai daerah yang menjadi salah satu program utama KKP,” pungkas Tebe.
Senada dengan Tebe, Kepala BBPBAP Jepara, Supito menilai bahwa penggunaan induk udang unggul menjadi perhatian khusus dari KKP agar dapat menghasilkan benur berkualitas untuk mendukung program terobosan seperti pembangunan budidaya udang berbasis kawasan hingga program peningkatan produktivitas tambak tradisional melalui revitalisasi.
“Kami menargetkan dari 600 pasang induk udang dapat menghasilkan 12 juta naupli per hari, dengan SR larva rata-rata sebesar 50% saja sudah dapat menghasilkan 6 juta benur siap tebar di masyarakat. Selain itu, kami juga akan menyalurkan naupli ini ke hatchery skala rumah tangga di wilayah kerja kami serta melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan masyarakat benar-benar mendapatkan benur berkualitas seperti yang diharapkan,” tutup Supito.
Sementara itu Komisioner Global Gen, Awaluddin Octo Rachnalim mengatakan bahwa timnya telah melakukan rangkaian tes untuk menghasilkan induk udang yang sesuai dengan karakteristik dan pola budidaya udang di Indonesia, sehingga produk yang dihasilkan ideal bagi petambak udang di Indonesia. “Dengan dukungan dan kerja sama yang baik antar kedua pihak, kami harap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan hasilnya juga dapat disebarluaskan terutama ke hatchery skala kecil dan menengah, sehingga dapat mensupport program peningkatan produksi udang nasional,” tandas Octo.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa KKP terus menggenjot produktivitas perikanan budidaya dalam negeri. Selain menggagas program terobosan, KKP juga mendukung pengembangan perikanan budidaya yang diinisiasi oleh masyarakat pembudidaya, organisasi, maupun pihak swasta dalam mendorong peningkatan produktivitas tersebut.
KKP WEB DJPB
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141