TAMBAK MILENIAL JEPARA BERHASIL LAKUKAN PANEN PARSIAL PERTAMA
Kamis, 8 April 2021
JAKARTA (9/4) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) fokus pada salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi yakni udang dalam rangka menggenjot nilai ekspor udang sebesar 250 persen pada tahun 2024. Dalam mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong penyebarluasan penerapan konsep tambak milenial atau Milenial Shrimp Farming (MSF) yang melibatkan kaum milenial seperti yang dibangun di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan dalam keterangannya tambak milenial di Jepara dengan jumlah kolam 29 unit dengan diameter 20 m tersebut berhasil panen parsial pertama dengan masa pemeliharaan 67 hari, size 70-80 sebanyak sekitar 4,3-4,5 ton. Adapun keunggulan dari tambak milenial tersebut yaitu tetap memperhitungkan keberlanjutan lingkungan. “Salah satu program unggulan kami dalam rangka mendongkrak peningkatan produksi udang mulai menampakkan hasil salah satunya tambak milenial yang berada di Jepara, sudah mulai panen perdana secara parsial. Sesuai dengan namanya, kami mengajak kaum milenial untuk berbudidaya ikan,” ujar Dirjen Slamet.
Upaya ini dilakukan, sejalan dengan program Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yakni pengembangan perikanan budidaya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, dan tambak milenial merupakan salah satu program yang dinilai dapat menjadi daya tarik bagi generasi milenial untuk dapat ikut serta dalam pembangunan ekonomi, seperti dalam industri udang nasional. “Tambak milenial ini telah mengakomodasi penggunaan teknologi 4.0 dalam sistem operasionalnya sehingga diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam meningkatkan produktivitas udang nasional yang berkelanjutan,” tambah Slamet.
Adapun dari program ini, Slamet menargetkan dapat mencetak tenaga-tenaga milenial untuk menjadi pelaku utama budidaya udang yang profesional, saat ini BBPBAP Jepara sudah mendidik 28 teknisi yang terdiri dari 8 perempuan dan 20 laki-laki yang merupakan lulusan sarjana dari perguruan tinggi terkemuka, untuk siap terjun menjadi teknisi tambak maupun pengusaha tambak. “Kami mengharapkan lahir para generasi muda yang mau terjun ke budidaya ikan. Sehingga produktivitas perikanan nasional terus ditingkatkan,” tegasnya.
Pasalnya, lanjut Slamet lagi, Gerakan Milenial Bertambak diharapkan pertama, mampu menggerakkan peningkatan produksi udang nasional dengan keterlibatan generasi milenial dan pemanfaatan inovasi teknologi akuakultur 4.0 untuk budidaya yang lebih smart, produktif, scalable dan berkelanjutan. Kedua, menciptakan lapangan pekerjaan baru diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Ketiga, menerapkan inovasi teknologi budidaya udang dengan menggunakan kolam bundar yang berbasis teknologi digitalisasi 4.0. Keempat, mengikutsertakan generasi milenial (dibawah usia 35 tahun) untuk menjamin keberlanjutan program dari generasi ke generasi. Dan kelima, meningkatkan produktivitas lahan tambak.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Sugeng Raharjo, menyebutkan BBPBAP Jepara siap mendukung pengembangan tambak milenial yang berkelanjutan dan tentunya selalu mempertimbangkan prinsip zerowaste, dengan melibatkan para sarjana milenial yang nantinya bisa mengembangkan sendiri usaha tambak milenial.
Adapun luas total lahan yang dialokasikan untuk MSF ini adalah kurang lebih 2,1 hektare dimana sekitar 1,45 hektare untuk lokasi bak bulat/bak pemeliharaan sebanyak 29 kolam, 0,2 hektare untuk Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), 0,4 hektare untuk tandon air sumber. Selain itu juga tersedia tersedia rumah jaga, saluran inlet dan outlet, rumah mesin, pompa dan genset. Satu unit kolam bundar diameter 20 m ketinggian kolam 1,5 m dan ketinggian air kolam 1,3 m dengan kepadatan tebar 250 ekor/m2.
Selain itu, menggunakan kolam bundar dengan pemanfaatan teknologi berbasis industri 4.0 dan digitalisasi (automatic feeder, water quality monitoring, bubble tube diffuser, paddle wheel) yang dilengkapi aplikasi budidaya berbasis data (smart farming).
Disamping teknologi, pengelolaan usaha budidaya pun dilakukan dengan membentuk manajemen klaster dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang saat ini melibatkan 28 orang generasi milenial lulusan perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk dipersiapkan menjadi entrepreneur /wirausahwan baru perikanan budidaya. Disini, kami BBPBAP Jepara siap sebagai pendamping teknis. “Dengan model mengembangan usaha budidaya udang seperti ini, diharapkan mampu melahirkan pembudidaya yang profesional dengan menggunakan unit bisnis corporate farming,” ujar Sugeng.
Atas capaian dari program percontohan ini di Jepara, Bupati Jepara, Dian Kristiandi saat kunjungan ke BBPBAP Jepara beberapa waktu lalu mengajak masyarakat mengembangkan potensi kelautan dan perikanan. “Jepara dengan garis pantai sepanjang 83 kilometer sangat potensial untuk dikembangkan perikanan budidaya, kita harus semangat kembangkan perikanan budidaya,” ajaknya.
Mengingat dengan adanya inovasi teknologi tambak milenial yang telah dikembangkan sangat luar biasa oleh BBPBAP Jepara, Bupati Dian mengajak kaum milenial sebagai generasi bangsa untuk terjun dan menekuni budidaya perikanan serta terlibat dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan produksi udang nasional. “Adanya keberhasilan program tambak milenial ini diharapkan mampu menjadi magnet para milenial terutama di Jepara untuk mengembangkan dan memulai berbudidaya ikan. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian baik daerah maupun nasional,” tandasnya.
KKP WEB DJPB
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141