PUTARAN UANG DARI BUDIDAYA BANDENG TRILIUNAN RUPIAH PER TAHUN, KKP CANANGKAN KAMPUNG BANDENG DI GRESIK
Selasa, 29 Maret 2022
JAKARTA (29/3) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) kembali mencanangkan kampung perikanan budidaya, kali ini di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur sebagai kampung budidaya ikan bandeng. Langkah ini dilakukan guna mendongkrak produktivitas budidaya ikan bandeng. “Saat ini, sebelum dicanangkan sebagai kampung bandeng putaran uang di Kabupaten Gresik dari budidaya ikan bandeng mencapai triliunan rupiah. Nantinya setelah beberapa tahun dicanangkan sebagai kampung budidaya ikan bandeng, diharapkan hasilnya bisa meningkat 2 kali lipatnya,” ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu saat mencanangkan Kabupaten Gresik sebagai kampung budidaya ikan bandeng, Minggu (27/3/2022).
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya yang akrab disapa Tebe ini, penetapan lokasi kampung perikanan budidaya telah dilakukan sejak tahun 2021 melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Perikanan Budidaya, untuk 6 lokasi yaitu Kabupaten Pasaman, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Pati, Kabupaten Gresik , Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Kupang. Selanjutnya pada tahun 2022 telah ditetapkan sebanyak 124 lokasi kampung perikanan budidaya melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2022 tentang Kampung Perikanan Budidaya. “Pembangunan kampung perikanan budidaya dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2024 dengan target di tahun 2022 sebanyak 130 lokasi, dan salah satunya adalah Kabupaten Gresik ini,” jelas Tebe.
Adapun konsep pengembangan kampung perikanan budidaya sendiri, menurut Tebe, merupakan upaya membangun suatu kawasan perikanan budidaya yang berbasis pada komoditas unggulan dan/atau komoditas lokal yang di dalamnya menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berdaya saing dan berkelanjutan, dengan menjaga kelestarian sumber daya ikan dan menjadikan masyarakat sebagai penggerak utama melalui pelibatan dalam berbagai aspek mulai dari hulu (produksi sarana dan prasarana), on farm (perbenihan dan pembesaran) hingga hilir (pengolahan dan pemasaran). Dan Gresik merupakan salah satu daerah penghasil bandeng. Untuk itu, kami membangun kampung budidaya bandeng di sana.
“Gresik layak dijadikan lokasi pembangunan kampung budidaya ikan bandeng. Diharapkan dengan kampung budidaya ikan bandeng ini mampu meningkatkan produktivitas, baik peningkatan secara produksi maupun skala ekonomi. Itulah salah satu tujuan dari program kampung budidaya ini,” ujar Tebe.
Kenapa Gresik, Tebe melanjutkan, Kabupaten Gresik merupakan salah satu produsen ikan bandeng di Indonesia, volume produksi ikan bandeng pada tahun 2020 tercatat 87.119 ton dari total produksi perikanan budidaya sebesar 138.578 ton atau 62,87 %. Total luas tambak di Kabupaten Gresik kurang lebih 28 ribu hektare, Gresik menyumbang 40% dari total luas hamparan tambak di Jawa Timur. “Melalui pembangunan kampung perikanan budidaya ikan bandeng di Kabupaten Gresik ini, kami menginginkan terciptanya suatu ekosistem usaha budidaya bandeng yang terintegrasi hulu-hilir, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha budidaya ikan bandeng serta meningkatkan produktivitas budidaya ikan bandeng, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan dan pelaku usaha lainnya, serta tercipta peluang lapangan kerja untuk masyarakat dan menciptakan multiplier effect pada perekonomian daerah,” papar Tebe lagi.
Selain itu, tambah Tebe lagi, dengan adanya kampung budidaya bandeng ini, diharapkan mampu menambah animo masyarakat di Gresik untuk berbudidaya ikan bandeng. Kerena melalui kampung budidaya, bukan hanya cara berbudidaya saja. Tapi di sini KKP juga membuka ruang seluas-luasnya untuk dapat mengakses sumber pembiayaan, yang dapat berupa kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan, serta pemanfaatan kredit usaha dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP), sehingga tidak ada alasan produksi terhambat. “Melalui program kampung perikanan budidaya ini, Gresik punya potensi untuk menjadi produsen bandeng terbesar Indonesia. Karena potensi daerahnya diberikan dukungan penuh, baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah,” paparnya.
Lebih jauh, ia berharap para pembudidaya ikan bersama-sama dengan penyuluh perikanan serta para pemangku kebijakan di Kabupaten Gresik mampu dan mau membuka peluang investasi bagi para investor yang berminat guna memajukan kampung perikanan budidaya. Dan untuk menarik itu semua, diperlukan pengelolaan usaha budidaya yang lebih profesional dan modern. Selain itu juga perlu dukungan penuh dari seluruh stakeholder terkait. “Sinergitas stakeholder adalah kunci sukses menjadikan Gresik sebagai produsen bandeng terbesar nasional. Mudah-mudahan ini semua bisa terwujud melalui kampung budidaya bandeng ini,” tandas Tebe.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani yang mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, bahwa Kabupaten Gresik telah dicanangkan sebagai kampung budidaya ikan bandeng. Selain itu, mengucapkan terimakasih atas intervensi dari KKP berupa bantuan excavator, pompa air, sarana pengelolaan kesehatan ikan, sarana perbenihan, nener bandeng, pengelolaan irigasi tambak partisipatif (PITAP) dan juga sertifikat tanah pembudidaya ikan.
Bupati Fandi mengapresiasi yang sangat tinggi kepada pembudidaya ikan bandeng yang bisa memproduksi ikan bandeng sebanyak kurang lebih 87 ribu ton atau dengan nilai perolehan kurang lebih sekitar Rp2 triliun. Setelah dicanangkan sebagai Kampung Budidaya Ikan Bandeng, ia meminta terus semangat meningkatkan produktivitas ikan bandeng di Gresik serta harus terus tumbuh sebagai sebuah ekosistem usaha budidaya ikan bandeng. Pemerintah daerah Gresik tidak berdiam diri selalu mensupport dan terus bersinergi dengan stakeholder agar tercipta integrasi hulu dan hilir kampung budidaya ikan bandeng di Gresik dengan tujuan kesejahteraan masyarakat khususnya para pembudidaya ikan dan bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
“Kami juga sudah berhasil menembus pasar ekspor lewat UKM Bandeng Mentari dan saya berharap kepada para pelaku UMKM bisa mengolah ikan bandeng hasil budidaya sehingga punya nilai tambah dan tembus pasar ekspor dan bandengnya bisa diekspor langsung dari Gresik. Kami, pemerintah daerah akan terus berkolaborasi dengan Diskoperindag, Bea Cukai dan BKIPM Surabaya, dan terus memberikan dukungan baik pembinaan maupun anggaran agar ekosistem usaha ikan bandeng bisa maksimal dan bisa terus tembus pasar internasional” harap Fandi.
Sementara, Askin selaku Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Makmur Bahari mengungkapkan rasa terima kasih sebesar besarnya kepada Menteri Trenggono atas bantuan yang diberikan kepada kelompoknya dan daerahnya dicanangkan sebagai kampung budidaya ikan bandeng.
“Kami dari kelompok berharap bisa terus mendapatkan pendampingan, pelatihan dan penyuluhan dalam hal teknis maupun administrasi usaha budidaya ikan. Luas lahan potensi budidaya di kampung bandeng Desa Pangkah Wetan Kecamatan Ujung Pangkah ini sekitar 3 ribu hektare. Dengan produksi ikan bandeng bisa mencapai kurang lebih 10-12 ton per siklus.” jelas Askin.
Sebagai informasi dukungan dari KKP untuk kampung budidaya ikan bandeng di Kabupaten Gresik dengan total senilai Rp2,7 miliar di antaranya berupa excavator, pompa air, sarana perbenihan, mesin dan bahan baku pakan serta sarana dan prasarana pengolahan kesehatan ikan.
KKP WEB DJPB
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141