KKP : USAHA BUDIDAYA MUTIARA BERNILAI EKONOMI TINGGI DENGAN PENDEKATAN EKONOMI BIRU
Sabtu, 11 Desember 2021
Kerang mutiara merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang memiliki nilai ekonomi penting serta cukup menjanjikan karena beberapa keunggulan seperti teknologi pembenihan di hatchery dan pembesaran di darat dan laut yang telah dikuasai, dan permintaan pasar global yang cukup tinggi untuk negara di Asia Tenggara, Asia Timur, USA dan Eropa. Selain itu, Indonesia adalah produsen South Sea Pearl (SSP) terbesar di dunia yang mudah dikembangkan secara massal.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu atau yang biasa disapa Tebe saat membuka Musyawarah Nasional Ke VI Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI) di Jakarta.
“Selain bernilai ekonomi tinggi, budidaya mutiara memiliki konsep budidaya yang lebih pro terhadap lingkungan dibandingkan dengan budidaya laut yang lain, sehingga cocok dengan program perikanan budidaya dengan pendekatan ekonomi biru yang sedang diusung oleh KKP” ungkap Tebe.
Tebe juga berharap kegiatan munas ini tidak hanya membahas dari aspek ekonomi namun juga dapat membahas mengenai terobosan-terobosan untuk menekan cost produksi melalui sentuhan teknologi agar dapat meningkatkan produktifitas budidaya mutiara Indonesia.
“Terkait tantangan yang dihadapi dalam pengembangan budidaya mutiara, dengan dukungan ASBUMI dan stakeholder lain KKP akan terus mendukung dan saya punya keyakinan, setiap kendala dapat kita cari solusinya untuk memajukan dan mengembangkan budidaya kerang mutiara di Indonesia” pungkas Tebe.
Sebagai informasi, budidaya laut merupakan penyumbang produksi perikanan budidaya terbesar, dengan share 65-75% dari total produksi nasional periode 2015-2019 dengan rumput laut sebagai komoditas utama budidaya laut, dengan produksi 9,3 juta ton pada 2019. Sedangkan kekerangan merupakan komoditas budidaya laut terbesar kedua, dengan tren kenaikan produksi 4,3% per tahun, dari 43.304 ton pada 2015 menjadi 48.912 ton pada 2019.
Selain itu, mutiara Indonesia mencatatkan nilai sebesar US$ 40.325.000 atau meningkat rata-rata sebesar 7,47% sejak tahun 2015, dengan total ekspor di tahun 2020 sebesar 6.286 kg dengan negara tujuan ekspor kekerangan Indonesia adalah Malaysia, Thailand, USA, Asia Timur, dan Kanada.
Sementara itu Wakil ketua ASBUMI, Sutrisno Sukendi menyatakan bahwa Indonesia memiliki kelebihan unik karena dari sisi geografis memiliki perairan yang luas, tidak sering terjadi bencana alam seperti di Filipina ataupun diserang penyakit seperti di Australia. Hal ini menurutnya bisa dijadikan sebagai modal untuk sekarang sehingga masa depan budidaya mutiara boleh dikatakan cukup cerah.
“Strategi ASBUMI saat ini kami sedang melakukan upaya efisiensi untuk memaksimalkan area-area yang telah dipakai untuk dapat meningkatkan produksi dan kualitas mutiara yang dihasilkan” jelas Sutrisno.
Sutrisno menilai secara prinsip bahwa saat ini teknologi budidaya mutiara telah berkembang cukup jauh mulai dari pembibitan hingga insersi telah dapat dilakukan oleh perusahaan swasta nasional. “Pengembangan teknologi berikutnya diarahkan untuk dapat meningkatkan kualitas induk agar dapat menghasilkan mutiara yang lebih berkualitas” papar Sutrisno.
Terkait sinergitas antar lembaga, Sutrisno berkata bahwa ASBUMI juga rutin berkoordinasi dengan UPT KKP seperti Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem maupun dengan akademisi dengan melakukan dialog maupun eksperimen teknis di lapangan.
“Melalui musyawarah nasional ini, kami berharap dapat menghasilkan program kerja yang menjembatani kebutuhan stakeholder dengan regulasi pemerintah sehingga kegiatan usaha budidaya mutiara dapat berkembang dengan baik di tengah iklim ekonomi seperti sekarang” tutup Sutrisno.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mendorong pembudidaya dan pelaku usaha perikanan menjaga kualitas produk untuk menjaga kepercayaan pasar dunia. KKP sebagai regulator di bidang kelautan dan perikanan mendukung penuh stakeholder dalam menjalankan usahanya.
"Ini bagus sekali sudah bisa masuk pasar ekspor. Kita harus tingkatkan," ujar Menteri Trenggono saat melepas ekspor biji mutiara Lombok beberapa waktu yang lalu.
KKP WEB DJPB
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141