KKP DUKUNG PEMDA MAKSIMALKAN POTENSI TAMBAK MASYARAKAT
Rabu, 9 Juni 2021
JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan produksi perikanan untuk ketahanan ekonomi dan penyediaan bibit ikan dan udang unggul untuk masyarakat, pemerintah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan bermitra dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar untuk menggali potensi serta meningkatkan produktivitas tambak.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh KKP yakni dengan menyalurkan bantuan benih udang windu sebanyak 1,8 juta ekor dan benih ikan kakap putih sebanyak 15 ribu ekor kepada enam kelompok pembudidaya ikan di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Plt. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan bantuan benih sebagai salah satu stimulus ekonomi masyarakat agar produktif dan bertumbuh penghasilannya.
“Roda perekonomian masyarakat yang terus bergerak maju turut meningkatkan kebutuhan akan sumber pangan. Produksi perikanan budidaya sebagai salah satu elemen pendukung ketahanan pangan harus terus meningkat agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut,” ujar Tebe.
Tebe mengakui bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak harus terus ditingkatkan, terutama untuk daerah yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. “Sangat penting untuk menjaga keberlanjutan usaha perikanan budidaya dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan agar subsektor perikanan budidaya dapat menjadi tumpuan masa depan dalam pemenuhan pangan,” pungkas Tebe.
Kepala BPBAP Takalar, Supito menjelaskan bahwa Kabupaten Maros memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat menopang perekonomian masyarakat melalui subsektor perikanan budidaya. Menurutnya potensi yang ada saat ini masih sangat jauh dari potensi maksimal yang dapat dihasilkan, apalagi komoditas yang dikembangkan di Maros saat ini seperti udang, rumput laut, dan lobster menjadi komoditas unggulan KKP untuk diekspor dan komoditas lain seperti nila dan bandeng dapat menunjang ketahanan pangan daerah.
“Dengan banyaknya tambak tradisional di Kabupaten Maros, salah satu permasalahan yang dapat kami identifikasi ialah adanya endapan lumpur tanah dasar tambak akibat pemupukan yang berlebih di masa lalu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kualitas tanah dasar tambak dengan membongkar kotoran serta kelebihan pemupukan di tanah dasar tambak serta mengaplikasikan bakteri yang akan menghasilkan pakan alami untuk ikan dan udang,” beber Supito.
Supito menambahkan bahwa KKP siap mendukung program Dinas Perikanan Kabupaten Maros untuk membangun pentokolan sebagai wadah adaptasi benih dari hatchery sebelum ditebar di tambak. “Akan kami bantu untuk proses pengawalan secara teknis agar dapat berjalan dengan baik dan kami percara konsep ini akan berhasil meningkatkan produksi perikanan budidaya di Kabupaten Maros,” tutup Supito.
Menyambung hal tersebut, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Kabupaten Maros, Muhisal mengungkapkan bahwa pihaknya memang berencana untuk membangun model pentokolan sebagai distributor sekaligus pusat sortir benih agar benih yang ditebar di tambak merupakan benih yang berkualitas.
“Selain lebih menguntungkan bagi pembudidaya, sistem ini kami yakini juga akan lebih baik dalam hal administrasi. Ke depan juga sedang kami rancang agar benih yang dibeli oleh pembudidaya mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah,” ujarnya.
Muhisal juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan kerja sama dengan KKP maupun dengan tokoh masyarakat terkait pendampingan teknis, penelitian terkait penyakit dan pakan ikan, maupun kegiatan penyuluhan untuk memperbaiki manajemen pengelolaan tambak yang dirasa masih perlu untuk ditingkatkan.
HUMAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA
KKP WEB DJPB
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141