KKP DAN KOMISI IV DPR DUKUNG PENINGKATAN POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DI SUMATERA BARAT

Kamis, 9 Desember 2021


Pariaman – Guna menggali potensi dan meningkatkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan DPR, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendampingi kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Kota Pariaman, Sumatera Barat (9/12).

Dalam paparannya Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu atau yang biasa disapa Tebe menilai berdasarkan data potensi dan produksi dalam beberapa tahun terakhir, Kota Pariaman memiliki profil yang cocok untuk mengembangkan program terobosan pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

Seperti diketahui pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal merupakan salah satu dari tiga program terobosan yang diusung KKP. Dua program terobosan lain yaitu peningkatan penerimaan negara bukan pajak (pnbp) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan melalui penangkapan terukur dan pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan.

“Melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Perikanan Budidaya, KKP telah menetapkan enam lokasi kampung perikanan budidaya yang salah satunya berada di provinsi Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pasaman dengan komoditas ikan mas yang menjadi unggulan” jelas Tebe.

Tebe juga menyatakan bahwa di tahun 2022, KKP telah menginventarisir dan mengidentifikasi calon lokasi kampung budidaya lain di seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai komoditas unggulan yang memiliki potensi ekonomi tinggi. “Tahun depan  akan kita tambah lebih banyak kampung budidaya lainnya, mudah-mudahan salah satunya ada di Pariaman” ungkap Tebe.

Tebe menjelaskan bahwa selain meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan, pembangunan kampung budidaya juga bertujuan untuk menjaga komoditas ikan lokal yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dari kepunahan. “Hal ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam mendukung program terobosan serta mendukung ketahanan pangan daerah” ucap Tebe.

Tebe juga menilai bahwa pola integrated farming yang sedang diusung oleh Kota Pariaman termasuk integrasi dengan sektor perikanan dapat berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat, apalagi teknologi yang diterapkan sederhana sehingga mudah diimplementasikan oleh masyarakat.

“Kami memiliki 15 UPT lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, dimana empat diantaranya terdapat di pulau Sumatera yang selalu siap untuk melakukan pendampingan teknologi perikanan kepada masyarakat” imbuh Tebe.

Selain itu menurut Tebe dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh KKP, diperlukan juga dukungan lintas sektor dari kementerian dan lembaga lain sehingga program dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. “Bapak Menteri telah menginstruksikan untuk mengadakan pertemuan dengan beberapa Kementerian terkait seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Koperasi dan UMKM agar dapat mensinergikan program – program kerja lintas sektor. Dan tentunya kami juga mohon kepada Komisi IV DPR agar dapat terus mendukung KKP untuk kesuksesan dan kelancaran program yang telah ditetapkan” tutur Tebe.

Walikota Pariaman, Genius Umar yang turut mendampingi kunjungan kerja kali ini mengatakan bahwa Kota Pariaman pada awalnya adalah kawasan nelayan dan pertanian yang berkembang menjadi lokasi pariwisata. Namun akibat dampak pandemi, tidak ada wisatawan yang datang sehingga masyarakat kembali mengalihkan konsentrasi ke bidang pertanian dan perikanan. “Kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk menekuni bidang pertanian dan perikanan sehingga ekonomi dapat tetap tumbuh di tengah pandemi” ungkap Genius.

Genius lalu menyampaikan bahwa dengan anggaran daerah yang terbatas, masyarakat secara sukarela berpartisipasi membuka jalur baru di daerah selatan yang membuka peluang untuk lahan pekerjaan dan usaha yang baru untuk meningkatkan perekonomian warga desa yang dilewati jalur tersebut.

“Lahan yang belum termanfaatkan ada sekitar 400 ha di sepanjang jalur lingkar selatan yang sedang dibangun, dan masyarakat minta untuk dapat dijadikan kawasan integrated farming yang memadukan pertanian dengan perkebunan, peternakan maupun perikanan. Selain itu juga ada potensi sungai yang dapat dikembangkan untuk budidaya ikan yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga” tegas Genius.

Sebagai informasi, pada tahun 2019 kota Pariaman memiliki produksi perikanan budidaya sebanyak 319 ton dengan komoditas utama seperti ikan nila, lele mas, gurame dan patin. Total nilai produksi perikanan yang diperoleh mencapai 6,8 milyar rupiah.

Sementara itu, Anggia Erma Rini yang menjadi ketua rombongan kunjungan kerja Komisi IV DPR di Kota Pariaman menyatakan bahwa potensi perikanan budidaya air tawar di Kota Pariaman bukan hanya di daerah pesisir dan laut, namun juga untuk komoditas ikan air tawar. Hal ini ditunjukkan dengan grafik peningkatan produksi budidaya ikan air tawar yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Sektor pertanian dan perikanan mempunyai kontribusi yang luar biasa terutama di sepanjang masa pandemi Covid 19, ketika sektor lain banyak yang kolaps, sehingga kedatangan kami untuk melihat secara langsung apa yang bisa kita tingkatkan. Mudah-mudahan dengan pertemuan kali ini bisa membawa banyak manfaat dan meningkatkan sinergi antara DPR, pemerintah pusat melalui kementerian serta pemerintah daerah dan masyarakat” pungkas Anggia.

Selain melakukan peninjauan, turut dilakukan penebaran benih ikan nila dan ikan mas sebanyak 18 ribu ekor di kawasan pertanian terpadu desa Batang Tajongkek Kota Pariaman.

Kepala Desa Batang Tajongkek, Riko Herianto merasa sangat bersyukur atas kunjungan dan bantuan yang didapatkan oleh warga desanya. Ia berharap dengan kunjungan ini masyarakat desa juga mendapatkan semangat baru dalam menjaga ketahanan pangan desa salah satunya dengan membudidayakan ikan.

“Kami akan melakukan pembinaan kepada masyarakat desa kami untuk dapat aktif dan menghidupkan kembali kolam-kolam ikan yang sebelumnya tidak aktif dan dapat terus bersemangat dalam berbudidaya ikan” tandas Riko.

Sebelumnya dalam kunjungan kerja di Sumatera Barat pada pertengahan tahun ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono berkata bahwa peningkatan produktivitas perlu didorong sebagai upaya terciptanya lapangan kerja baru dan naiknya kesejahteraan masyarakat.  

"Jadi mata rantai industrinya ini, mata rantai ekonominya ini sangat luar biasa, misalnya pakannya, benihnya, budidayanya dan seterusnya," tambah Menteri Trenggono.

Sumber:

KKP WEB DJPB

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia