KKP: BLITAR JADI MODEL KAWASAN BUDIDAYA IKAN HIAS KOI DI INDONESIA

Jumat, 17 Desember 2021


Blitar – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berharap kawasan budidaya ikan hias koi yang ada di Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur dapat dijadikan contoh untuk pengembangan budidaya ikan hias khususnya ikan koi yang mengutamakan kualitas ikan koi.

“Usaha budidaya ikan hias koi yang dilakukan Kabupaten Blitar merupakan hamparan yang dapat menjadi contoh untuk daerah lain dalam mengembangkan ikan hias koi”, tutur Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb. Haeru Rahayu saat kunjungan kerjanya di Kabupaten Blitar.

Ikan bernama latin Cyprinus sp ini memang merupakan salah satu ikan hias yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik di pasar domestik maupun pasar mancanegara karena memiliki variasi dan pola warna yang indah. Tebe mengharapkan nama Blitar menjadi dikenal karena ikan koi nya yang berkualitas.

“Kami dapat informasi bahwa di Blitar sudah berjalan kontes ikan koi yang sudah berlangsung selama 20 tahun. Harapan kami kontes semacam ini nantinya dapat menjadi ajang perlombaan kualitas ikan koi untuk seluruh jenis koi yang ada di Indonesia. Bahkan juga bisa dari negara tetangga”, ujarnya.

Masih menurut Tebe, budidaya ikan hias dapat menjadi pilihan masyarakat dalam memulai bisnis usaha baru karena memiliki peluang usaha yang besar apalagi saat pandemi seperti ini.

“Pada kondisi pandemi covid-19 saat ini, usaha budidaya ikan hias menjadi kegiatan yang primadona dan menjanjikan keuntungan yang besar apabila ditekuni. Budidaya ikan hias telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan”, ucapnya.

Seperti yang diketahui, budidaya ikan hias memiliki berbagai keunggulan, seperti penggunaan sistem budidaya yang cocok di lahan sempit dan nilai jual lebih tinggi karena biasanya dijual per ekor. Serta perputaran uang yang lebih cepat dalam usaha sehingga pembudidaya dapat lebih cepat dalam pengembalian modal.

“Kita akan optimalkan kawasan-kawasan budidaya ikan hias seperti di Kabupaten Blitar ini. Namun perlu sinergitas kebersamaan yang harus kita tingkatkan, kita harus selaras satu sama lain dari pusat sampai ke daerah”, tambah Tebe.

Ia juga mengingatkan ke depan isu lingkungan harus diperhatikan. “Dalam budidaya ikan hias, kita harus jaga kualitas lingkungan agar tetap baik. Saya berpesan jika membuat izin perikanan budidaya mohon diperhatikan aspek ekologi dan juga aspek ekonominya agar kesejahteraan masyarakat meningkat namun lingkungan juga tetap terjaga”, tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Blitar, Rini Syarifah menjelaskan bahwa ikan koi menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat di Kabupaten Blitar karena telah mempunyai brand image bahwa kualitas koi dari Kabupaten Blitar sudah mendapat kepercayaan tersendiri di Indonesia.

“Kalau kita bicara ikan koi. Ketika pandemi ini menjadi hobi baru dan di Blitar menjadi pendapatan yang lebih besar lagi. Kualitas koi di Blitar tidak kalah dengan ikan koi di luar negeri. Banyak cerita yang menemukan ikan koi Blitar di Jepang dan Amerika”, ujar Rini.

Rini bercerita bahwa di Blitar ada satu komunitas koi, yaitu Blitar Koi Club (BKC) yang mana setiap tahun mengagendakan kontes koi dengan memperebutkan piala presiden. Tahun 2021 ini merupakan piala presiden ke-20. Selain itu juga ada kontes ditingkat lokal, regional maupun nasional untuk memperluas jaringan pemasaran.

“Kami berharap potensi perikanan budidaya di Kabupaten Blitar lebih berkembang lagi dan dimaksimalkan dalam arti memunculkan brand (merek) selain ikan koi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada KKP yang terus mendukung program-program perikanan dan kelautan di Kabupaten Blitar ini”, tambahnya.

Dalam kegiatan tersebut, KKP juga menyalurkan bantuan program prioritas pengembangan perikanan budidaya di antaranya berupa bioflok sebanyak 5 Unit senilai Rp. 839.031.000,-. Kemudian bantuan benih ikan koi sebanyak 110.000 ekor senilai Rp. 590.000.000,- dan calon induk ikan koi sebanyak 100 ekor senilai Rp 20.500.000,-. Serta bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan hias sebanyak 9 paket senilai Rp. 86.120.750,-.

Pengembangan perikanan budidaya berbasis kawasan merupakan salah satu terobosan Menteri Sakti Wahyu Trenggono untuk meningkatkan produktivitas perikanan budidaya yang berbasis kearifan lokal dan potensi wilayah. “Membangun kawasan perikanan budidaya ini harus melihat potensi dan kekuatan yang ada di daerah tersebut sehingga akan berdampak pada skala regional bahkan nasional”, tuturnya.

Sumber:

KKP WEB DJPB

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia