KEBERHASILAN BUDIDAYA CACING SUTERA MENYOKONG PRODUKSI BENIH NASIONAL

Kamis, 28 Januari 2021


Jakarta (28/1) – Ketersediaan pakan alami secara kontinu dan merata di seluruh Indonesia menjadi salah satu kunci sukses pembudidayaan ikan dalam negeri. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus mendorong produksi pakan alami di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu pakan alami yang banyak diminati oleh pembudidaya khususnya dalam usaha pembenihan ikan air tawar ialah Cacing Sutera (Tubifex sp).

 

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengungkapkan bahwa cacing sutera masih menjadi pakan alami yang paling efektif bagi benih ikan air tawar karena kandungan nilai gizi yang tinggi seperti protein yang berkisar 57-60% serta mengandung lemak, mineral, vitamin B12, asam amino serta asam lemak tak jenuh yang sangat baik untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan benih ikan.

 

“Teknik budidaya cacing sutera yang telah kita kuasai terus kita sosialisasikan kepada pembudidaya khususnya yang ada di luar Jawa agar ketergantungan pembenih ikan terhadap hasil tangkapan di alam dapat diminimalisir sehingga pasokan benih ikan air tawar dapat semakin merata dan tidak tersentralisasi di pulau Jawa” ucap Slamet.

 

Slamet juga menilai bahwa metode budidaya cacing sutera sangat adaptif sehingga dapat dilakukan melalui berbagai media mulai dari metode kolam plastik terpal, bak semen, hingga kolam tanah yang bisa dilakukan di outdoor maupun indoor. Sebelumnya KKP juga telah meluncurkan inovasi tepat guna yakni budidaya cacing sutera dengan sistem apartemen menggunakan nampan bertingkat yang memiliki produktivitas yang lebih tinggi serta efisien dalam penggunaan lahan.

 

“Selain itu, budidaya cacing sutera juga dapat dijadikan sebagai alternatif usaha sehingga memberikan potensi pendapatan tambahan bagi pelaku usahanya. Peluang ini cukup menjanjikan karena masa pemeliharaan yang tidak memakan waktu yang lama sehingga perputaran uang cenderung lebih cepat dan tingkat pengembalian investasi yang lebih singkat, apalagi di musim penghujan seperti sekarang cacing sutera biasanya sulit didapatkan, sehingga pasar terbuka sangat luas” jelas Slamet.

 

Slamet juga berujar bahwa KKP telah menyiapkan program bantuan paket budidaya pakan alami untuk tahun 2021 yang akan dipusatkan pada sentra pembenihan ikan air tawar sehingga dapat menunjang produksi benih ikan nasional. “Dengan ketersediaan suplai cacing sutera sepanjang tahun dan sesuai kebutuhan diharapkan dapat memberikan kestabilan harga dan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya secara umum” pungkas Slamet.

 

Sementara itu Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Fernando J. Simanjuntak menyatakan bahwa ketersediaan pakan alami seperti cacing sutera sangat menentukan keberhasilan produksi benih ikan karena tingginya angka mortalitas pada fase larva ikan salah satunya disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pakan alami baik dalam jumlah maupun mutu dari pakan alami tersebut.

“Pakan yang dibutuhkan pada fase tersebut harus memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ikan. Ketidaksesuaian pakan dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan yang lambat hingga menyebabkan kematian ikan” terang Fernando.

 

Fernando juga mengatakan beberapa aspek lain yang turut menjadi faktor dalam keberhasilan produksi benih selain ketersediaan pakan alami ialah perencanaan dan persiapan lahan yang matang, manajemen pakan, kualitas dan pengelolaan air yang baik hingga kualitas SDM yang terus ditingkatkan.

 

“Khusus untuk produksi cacing sutera, persiapan lahan dan media yang menjadi sangat esensial karena harus memiliki debit air yang stabil serta berada di lokasi yang tidak terpapar matahari secara langsung, sedangkan untuk media budidaya harus dikontrol secara intensif agar pertumbuhan cacing sutera dapat maksimal” tambah Fernando.

 

Fernando juga menyatakan siap untuk terus mengembangkan produktivitas pakan alami secara berkelanjutan dan memasyarakatkan teknik budidaya cacing sutera di wilayah kerjanya. “Dengan kemandirian masyarakat dalam memproduksi pakan alami akan memajukan perekonomian daerah dan kesejahteraan pelaku usaha budidaya” tandas Fernando.

 

Sebagai informasi, dari target awal produksi cacing sutera sebanyak 400 kg yang dicanangkan oleh BPBAT Tatelu pada tahun 2020, BPBAT Tatelu berhasil memproduksi 621 kg cacing sutera untuk memenuhi kebutuhan produksi benih. Untuk tahun 2021, BPBAT Tatelu mematok target untuk dapat memproduksi 500 kg cacing sutera.

 

Sumber:

KKP WEB DJPB

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia