INOVASI TEST KIT JAGA KUALITAS PERAIRAN DIGANJAR SATYALANCANA WIRAKARYA

Rabu, 25 Agustus 2021


JAKARTA (25/8) - Pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan usaha di bidang perikanan budidaya, untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki unit kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Laboratorium (LP2IL) Serang yang menjalankan fungsi pokok pelayanan teknis di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Salah satu inovasi yang dikembangkan untuk pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan yang lebih baik adalah test kit UTILITAS (Uji Cepat di Lapangan Parameter Nitrit dan Fosfat).

 

Salah satu sosok di balik kesuksesan pengembangan inovasi tersebut ialah Ellis Mursitorini, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Muda di LP2IL Serang. Atas prestasinya tersebut Ellis dianugerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo, yang diserahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono bersama beberapa pegawai KKP lainnya.

 

Menurut Ellis, salah satu hal yang mendasari pembuatan test kit UTILITAS ialah untuk mendukung peran laboratorium dalam pengujian kualitas air sebagai metode uji alternatif yang cepat dan sederhana dan dapat dilakukan secara mandiri pada lokasi budidaya tanpa harus membawa sampel uji ke laboratorium, sehingga mempercepat hasil diagnosa.

 

“Kegiatan pembuatan smart kit yang telah mulai dikembangkan sejak tahun 2012 ini telah melalui beberapa tahapan sebelum tahap diseminasi dan implementasi di masyarakat seperti tahap studi literatur terkait metode uji, penyusunan formulasi bahan kit, validasi metode uji, uji stabilitas dan ketahanan kit, pembuatan kertas standar kit hingga pembuatan dan pengemasan kit. Untuk smart kit nitrit sudah mulai dikenalkan sejak tahun 2014, sedangkan untuk smart kit fosfat mulai dikenalkan pada awal tahun 2019," jelas Ellis.

 

Dengan hasil uji yang telah terbukti valid dan akurat serta dapat menunjukkan hasil dalam waktu yang singkat, pada tahun 2020 LP2IL Serang mulai memproduksi serta mendistribusikan sebanyak 800 paket smart kit baik nitrit maupun fosfat kepada stakeholder perikanan budidaya meliputi pembudidaya, penyuluh, dinas perikanan maupun akademisi dan pihak lain yang bergerak dalam bidang perikanan dengan tujuan agar kualitas perairan untuk usaha budidaya dapat terus terjaga.

 

“Inovasi smart kit ini juga sangat pas dengan kebijakan pemerintah terkait pembatasan kegiatan masyarakat seperti sekarang, karena dapat meminimalisir kontak langsung untuk mencegah penyebaran virus. Selain itu dengan harga yang cukup ekonomis dibandingkan dengan test kit serupa yang ada di pasaran, apabila smart kit diperjualbelikan di masa mendatang akan dapat terjangkau oleh pembudidaya skala menengah ke bawah,” pungkas Ellis.

 

Sebagai perbandingan, tarif yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah untuk melakukan uji fosfat maupun nitrit di laboratorium adalah sebesar Rp40-50 ribu per sampel uji belum termasuk transportasi ataupun ongkos kirim dari lokasi pengambilan sampel. Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembuatan smart kit fosfat dan nitrit adalah Rp200 ribu per kemasan yang bisa dipakai untuk melakukan pengambilan sampel sebanyak 140 kali atau hanya sekitar Rp1.500 - 2.000 per sampel uji.

 

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe menyampaikan apresiasi kepada jajarannya yang telah berhasil memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara terutama untuk kemajuan perikanan budidaya di Indonesia.

 

“Dengan kualitas lingkungan budidaya yang terjaga, pertumbuhan komoditas dapat lebih optimal dan tingkat kelangsungan hidup dapat meningkat yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan pelaku usaha budidaya,” tandas Tebe.

 

Sebagai informasi parameter fosfat merupakan satu faktor penting pada lingkungan budidaya perikanan karena fosfat merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi kehidupan organisme akuatik terutama dalam kaitannya dengan tingkat kesuburan perairan dan produktivitas perairan. Sedangkan nitrit salah satu senyawa hasil oksidasi nitrogen oleh bakteri yang bersifat toksik bagi hewan akuatik walaupun dalam jumlah yang sedikit.

 

Adapun proses pengujian kualitas air apabila menggunakan smart kit nitrit dapat dilakukan pembacaan hasil mulai menit 3 - 30, sedangkan untuk smart kit fosfat dapat dilakukan pembacaan hasil mulai menit 10 - 240. Efisiensi waktu yang dihasilkan sangat signifikan karena sebelumnya proses pengujian dua parameter kualitas air ini jika dilakukan di laboratorium membutuhkan waktu selama 2 hari.

 

Sumber:

KKP WEB DJPB

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia