INDONESIA PROMOSIKAN BUDIDAYA UDANG BERKELANJUTAN DI AJANG ASA 2022

Kamis, 23 Juni 2022


JAKARTA (23/6) – Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat kehormatan menjadi tuan rumah 12th Meeting of ASEAN Shrimp Alliance (ASA) tahun 2022 yang diselenggarakan secara virtual (20/6). Pertemuan ini diadakan sebagai forum pertukaran informasi membahas isu mengenai perkembangan industri budidaya udang global yang meliputi teknologi, penyakit, standardisasi, sistem sertifikasi, dan perdagangan serta isu permasalahan lain terkait pengembangan produk udang di negara-negara ASEAN.

 

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu atau yang biasa disapa Tebe menyatakan bahwa pertemuan multilateral seperti ASA menjadi agenda penting dalam pengembangan perikanan budidaya, terlebih komoditas udang yang telah menjadi andalan Indonesia sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Ia percaya bahwa pertemuan ASA ke-12 ini dapat berperan untuk mempromosikan pengelolaan dan pengembangan akuakultur yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di kawasan ASEAN.

 

“Sektor perikanan dinilai sebagai sektor potensial untuk pemulihan dari tantangan yang dihadapi oleh dunia terkait pandemi Covid-19. Tantangan tersebut perlu untuk diubah menjadi peluang untuk menetapkan sektor akuakultur, khususnya industri udang agar dapat ditingkatkan guna memenuhi target yang telah ditetapkan dalam program terobosan KKP,” jelas Tebe.

 

Seperti diketahui, KKP telah menyiapkan rencana pengembangan budidaya perikanan dalam dua program terobosan, yaitu pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas yang berorientasi ekspor dengan komoditas yang akan dikembangkan antara lain udang, lobster, kepiting, dan rumput laut, dan pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal dengan komoditas unggulan di pedalaman/air tawar, di pesisir/air payau, dan di laut.

 

Tebe juga mengatakan bahwa peran penting sektor perikanan budidaya hingga ke level global membuat Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan sektor ini melalui pendekatan ekonomi biru yang memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan ekologi yang mengarah kepada pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

 

“Kami percaya bahwa hanya tindakan kolektif yang akan membantu kami dalam pemulihan dari pandemi, melalui kontribusinya terhadap alternatif mata pencaharian, penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan,” tandas Tebe.

 

Sementara itu, Pakar Senior Urusan Perikanan Internasional Departemen Perikanan Thailand sekaligus Ketua ASA, Chuanpid Chantarawarathit dalam sambutannya menilai pentingnya pasar udang ASEAN untuk mendapatkan pengakuan dari pasar global sebagaimana tujuan awal ASA dibentuk sejak tahun 2011, melalui saran dan perspektif para anggotanya untuk meningkatkan inisiatif ke tingkat implementasi yang lebih tinggi.

 

Ia juga menambahkan bahwa melalui pengembangan rencana aksi ASA 2021–2025 telah mendorong percepatan pengembangan platform yang diperlukan untuk melihat kebutuhan produk udang dari negara pengimpor yang saat ini telah menjadi strategi dalam pemulihan ekonomi global.

 

“Mengingat strategi penetapan sistem standar sertifikasi udang saja tidak cukup untuk memperkuat pengakuan udang ASEAN, diperlukan beberapa strategi lain termasuk pemantauan akan situasi terkini terkait budidaya udang, produksi, dan perdagangan saat ini termasuk hambatan non-tarif terhadap perdagangan udang,” ungkapnya.

 

Ia juga mengapresiasi dukungan penuh dari sekretariat ASEAN yang melakukan berbagai upaya untuk melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga pendukung untuk berkontribusi pada proyek–proyek yang diusulkan oleh ASA. “Keberhasilan pertemuan ini akan menjadi hasil kerja keras dan tekad kuat dari semangat ASEAN,” tutupnya.

Sumber:

KKP WEB DJPB

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia