BANGUN KELESTARIAN PERAIRAN UMUM, KKP TEBAR BENIH IKAN NILEM DI EMBUNG KARANGASEM KLATEN

Senin, 25 Januari 2021


JAKARTA (25/1) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), terus meningkatkan produktivitas sektor perikanan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan area perairan yang ada seperti embung di daerah-daerah. Salah satunya dengan menebar benih ikan nilem di Embung Karangasem, Kabupaten Klaten, pada Jum'at kemarin (22/1).


Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto saat melakukan tebar benih ikan nilem bersama Anggota Komisi IV DPR RI, mengatakan kami hadir ingin melihat kondisi perikanan budidaya di Kabupaten Klaten. Di samping itu, kami juga membawa 500 ribu benih ikan nilem, namun baru 100 ribu benih ikan nilem yang bisa kami bawa saat ini. Proses penebaran benih ikan bukan hanya untuk embung Karangasem saja, melainkan untuk embung-embung yang ada di Kabupaten Klaten.

 

Slamet menjelaskan fungsi embung selain berfungsi pengendalian air dari banjir, untuk pengairan sawah namun juga punya fungsi ekonomi pada perikanan. Karena pembangunan embung salah satunya adalah untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat melalui pola Cultured Based Fisheries (CBF) atau dikenal dengan pola perikanan berbasis budidaya. Melalui pola ini adalah untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan khususnya di perairan umum daratan, karena pengelolaannya lebih terukur dan selalu menerapkan kaidah kaidah prinsip budidaya, dapat menjadi alternatif usaha masyarakat serta tidak berdampak negatif terhadap fungsi utama perairan.

 

“CBF juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif usaha untuk menambah pendapatan masyarakat, saya yakin CBF akan memberikan multiplyer effect khususnya bagi masyarakat dan kepentingan daerah. Utamanya adalah untuk mengantisipasi permasalahan perairan umum yang berkaitan dengan lingkungan, karena pola ini dinilai sangat efektif sebagai model penerapan budidaya berbasis ekosistem”, tambah Slamet.

“Kenapa kami membawa ikan Nilem?, Hali ini karena komoditas ikan nilem adalah jenis ikan pemakan plankton, dan di embung ini planktonnya sudah ada. Selain itu ikan nilem merupakan ikan yang hampir punah dan digemari oleh masyarakat karena rasanya yang gurih dan perkembangannya cepat. Maka dari itu, kami pilih komoditas ini”, imbuh Slamet.

Adapun terkait dengan program perikanan budidaya, khususnya untuk konsumsi masyarakat, diperuntukkan untuk meningkatkan gizi, mengurangi stunting dan juga meningkatkan ketahanan pangan serta untuk ekspor. Sedangkan untuk di Kabupaten Klaten saya liat potensi untuk ketahanan pangan dan meningkatan gizi ini luar biasa. “Penebaran benih ini sangat luar biasa karena dapat meningkatkan angka konsumsi makan ikan di Kabupaten Klaten. Kalau nasional, jumlah konsumsi ikannya sekitar 54,49 kg perkapita per tahun, di Kabupaten Klaten ini masih di bawah angka konsumsi nasional. Sehingga kita punya tujuan juga bagaimana agar masyarakat itu gemar makan ikan. Mengingat konsumsi ikan itu sehat apalagi di tengah pandemi seperti sekarang. Disamping itu, saat ini daging sapi mahal dan sektor perikanan adalah peluang yang sangat luar biasa baik untuk sektor bisnis dan agar supaya masyarakat juga mengkonsumsi ikan biar sehat. Jadi kalau di Kabupaten Klaten ada yang mengusulkan bantuan yang berkaitan dengan program perikanan budidaya, kami siap bantu dan bergerak untuk Kabupaten Klaten ini”, papar Slamet.



Untuk itu, upaya yang sudah kita lakukan hari ini mudah-mudahan bermanfaat di kemudian hari. “Semoga masyarakat bisa merawat dengan baik sehingga nanti nya kalau ikan sudah besar dan berkembang biak bisa dimanfaatkan bersama sama”, tutur Slamet.



Di tempat yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI, Sunarna, menambahkan, jika dikelola dengan baik sektor perikanan di Klaten ini bagus. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada KKP yang memberikan perhatian kepada Kabupaten Klaten. Karena embung ini sangat bagus manfaatnya dan menarik untuk potensi wisata juga dengan pemandangan gunung. Semoga ikan- ikan ini cepat besar dan tentunya ke depan bisa beragam jenis ikannya dan bisa berkembang biak sendiri dengan cepat. “Saya minta tolong kepada warga masyarakat agar apa yang sudah kita tebar saat ini bisa dipelihara dengan baik sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar”, kata Sunarna.


Ke depan, kita juga minta kepada KKP selain membina perikanan budidaya, kita minta KKP untuk membina terkait pengolahan yakni bagaimana hasil hasil perikanan ini bisa diolah dengan baik. Sehingga selain untuk konsumsi warga Klaten, juga bisa menjadi lahan bisnis. “Di era pandemi adalah waktu yang tepat untuk gerakkan makan ikan, karena harga daging sapi sedang mahal dan kita semua harus tahu bahwa protein bukan hanya dari daging sapi dan ayam saja, tapi malah terbesar adalah dari ikan. Disamping itu, sektor perikanan juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi”, ujar Sunarna.


Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyebut, fungsi utama dari embung ini untuk pengairan, tapi embung ini menjadi kebanggaan, karena bisa dijadikan untuk perikanan, dan ke depan akan kita jadikan destinasi wisata. “Untuk itu, bagi seluruh warga masyarakat untuk bisa menjaga dan memanfaatkan embung ini sebaik-baiknya,” ujar Bupati Sri Mulyani.



Atas apa yang sudah diberikan KKP untuk Kabupaten Klaten, saya atas nama warga masyarakat Klaten, mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari Bapak Anggota DPR RI Komisi IV dan juga dari KKP yg telah memberikan bantuan kepada kami. “Semoga bantuan ini menjadi berkah bisa dimanfaatkan dengan baik dan dipelihara dengan baik dan dapat dinikmati bersama sama oleh seluruh masyarakat Kabupaten Klaten. Saya juga berpesan untuk tetap dijaga, kebersihannya dan tetap dijaga lingkungan ini sehingga fungsi dari embung ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh warga masyarakat Kecamatan Cawas dan Kabupaten Klaten pada umumnya”, ujar Sri Mulyani lagi.



“Adapun Kabupaten Klaten sendiri merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan melimpah, dengan luas lahan pembudidayaan ikan 46,27 Ha , jumlah pembudidaya ikan 2.642 Rumah Tangga Perikanan (RTP). Sehingga selain sebagai lumbung padi atau beras, Klaten juga mempunyai potensi besar di sektor perikanan”, jelas Sri Mulyani.



Sementara itu, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Supriyadi, mengungkapkan, BBPBAT Sukabumi sebagai UPT DJPB terus berkomitmen untuk memproduksi benih ikan secara massal, selain untuk memenuhi kebutuhan benih bagi pembudidaya, benih juga dilakukan untuk menunjang kebutuhan tebar benih ikan yang rutin dilakukan di perairan umum daratan sebagai upaya menjaga kelestarian sumber daya ikan di alam. “Tebar benih ikan di perairan umum merupakan agenda rutin KKP, sebagai salah satu kegiatan yang menjadi prioritas. Selain untuk menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi di perairan umum sebagai ekosistem yang seimbang untuk pendapatan masyarakat”, ungkap Supri.



Dan ini sejalan dengan prinsip pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan maka diperlukan upaya agar stok ikan di perairan perairan umum tetap lestari. “Dalam pengelolaan perikanan juga membutuhkan peningkatan kapasitas pelaku, pemanfaat, dan pengelola sehingga dapat tercipta optimalisasi pemanfaatan yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan serta pemanfaatan sumberdaya secara bertanggung jawab dan berkelanjutan”, tegas Supri.



BBPBAT Sukabumi sendiri, sepanjang tahun 2020 telah memproduksi ikan nilem sebanyak 3,2 juta ekor dan sebanyak 2,9 juta ekor untuk ditebar di perairan umum dan sisanya untuk bantuan kepada masyarakat pembudidaya. “Selain memproduksi benih ikan nilem untuk ditebar di perairan umum, BBPBAT Sukabumi juga memproduksi benih ikan ikan lokal Indonesia lainnya seperti tawes, baung dan udang galah”, tukas Supri.



Seperti diketahui, data penebaran benih ikan di perairan umum (restocking) selama tahun 2020 adalah sebanyak kurang lebih 15,7 juta ekor di 17 provinsi yakni Aceh, Bali, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimatan Tengah, Kalimantan Timur, Kepri, Lampung, Maluku, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan yang tersebar di 153 perairan umum. Benih ikan air tawar terbanyak yakni sebesar kurang lebih 11,9 juta ekor, benih ikan air payau sebesar kurang lebih 3,6 juta ekor dan benih ikan laut sebanyak kurang lebih 76 ribu ekor. Dari jumlah ikan yang ditebar, terbanyak adalah jenis ikan asli Indonesia atau ikan lokal seperti jenis ikan tawes dan nilem.

Sumber:

KKP WEB DJPB

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia