SKETSA KAMPUNG NELAYAN
Senin, 2 Desember 2024
SKETSA KAMPUNG NELAYAN
Penyusun :
A. Rita Tisiana Dwi K. | Irwan Muliawan | Nensyana Shafitri
Maulana Firdaus | Fatriyandi Nur Priyatna | Maharani Yulisti
Cornelia M. Witomo | Hikmah | Estu Sri Luhur | Freshty Yulia
Arthatiani | Christina Yuliaty | Nendah Kurniasari | Rani Hafsaridewi
Rismutia Hayu Deswati | Risna Yusuf | Rizky Muhartono
Subhechanis Saptanto | Bayu Vita Indah Yanti | Lathifatul Rosyidah
Editor :
Andhika Dinata | Sujud Dwi Pratisto | Ucha Julistian Mone
Muhammad Guruh Nuary | Muhammad Almer Sidqi
Jongki Handianto | Rico Wahyu Hendrawan
Sampul, Ilustrasi dan Layout: Rico Wahyu H.
Halaman: xii , 240 hal; 15 x 23 cm
Edisi/cetakan: cetakan pertama, 2024
Diterbitkan oleh :
AMAFRAD Press
Gedung Mina Bahari III lantai 6
Jl. Medan Merdeka Timur no. 16
Gambir, Jakarta Pusat-10110
Nomor Anggota IKAPI: 501/DKI/2015
P-ISBN : dalam proses
e-ISBN : dalam proses
‘
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Sinopsis
Buku "Sketsa Kampung Nelayan Nusantara" menggambarkan kehidupan dan tantangan masyarakat nelayan di berbagai wilayah Indonesia, dengan fokus pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Buku ini menyajikan potret kehidupan masyarakat pesisir yang memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan kesejahteraan ekonomi lokal.
Bab pertama, Jejak Kearifan Bahari, mengeksplorasi bagaimana masyarakat nelayan di Nusantara mempertahankan tradisi leluhur mereka dalam mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan. Contoh nyata adalah peran Panglima Laot di Aceh, yang menjadi pemimpin adat dalam mengatur tata cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Selain itu, tradisi Sasi di Kaimana, Papua Barat, juga menggambarkan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan antara
eksploitasi dan konservasi sumber daya laut.
Bab kedua, Perempuan Pesisir Penopang Ekonomi, menyoroti peran perempuan dalam mendukung ekonomi perikanan. Dari perempuan pembelah teri di Pulau Pasaran hingga pengolah abon di berbagai wilayah, peran mereka sangat vital namun sering tidak mendapatkan pengakuan yang sepadan. Para perempuan tidak hanya bekerja di sektor domestik tetapi juga terlibat langsung dalam aktivitas ekonomi, seperti pengolahan hasil tangkapan dan usaha
perikanan
Bab ketiga, Relasi Bisnis Penggerak Ekonomi, menguraikan hubungan ekonomi dalam masyarakat nelayan, yang sering kali didominasi oleh sistem patron-klien. Meski hubungan ini kadang bersifat eksploitatif, bisnis perikanan tetap menjadi penggerak utama ekonomi dikomunitas nelayan. Namun, tantangan besar masih dihadapi, terutama dalam hal distribusi hasil tangkapan dan ketergantungan pada pihak tertentu dalam rantai pasok.
Bab keempat, Strategi Nelayan Bertahan Hidup, mengangkat bagaimana nelayan kecil berjuang di tengah perubahan zaman dan modernisasi. Kisah-kisah nelayan yang harus beradaptasi dengan teknologi baru serta perubahan iklim dan pola musim menunjukkan bahwa inovasi dan keterampilan menjadi kunci untuk bertahan. Bab ini juga menjelaskan bagaimana nelayan menghadapi industrialisasi perikanan, yang menambah tekanan pada nelayan tradisional.
Bab terakhir, Gerakan Sosial Nelayan, menggambarkan upaya kolektif masyarakat nelayan dalam
memperjuangkan hak-hak mereka. Koperasi nelayan, peningkatan literasi digital, dan
pengelolaan sumber daya secara bersama-sama menjadi alat penting untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih adil. Buku ini menekankan pentingnya gotong royong dan solidaritas
dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir(Sketsa
Kampung Nelayan .
Secara keseluruhan, buku ini memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas di
kampung nelayan yang menggabungkan aspek tradisi, ekonomi, dan modernisasi. Buku ini
mengajak pembaca untuk memahami peran penting nelayan dalam menjaga ekosistem laut
yang berkelanjutan dan memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi mereka.
Humas BPPSDM
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141