KKP Intensifkan Pelatihan untuk Kawal Program Prioritas
Kamis, 9 Desember 2021
JAKARTA (9/12) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan subsektor perikanan budidaya guna menunjang pembangunan ekonomi nasional, sebagai perwujudan program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yakni pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut, dan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Untuk mendukung hal tersebut, pada 6-7 Desember 2021, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Lele Sistem Bioflok di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diikuti 100 peserta dari 10 kelompok pembudidaya yang ada di Konawe. Kegiatan ini, terlaksana secara blended learning dengan didampingi para penyuluh perikanan di masing-masing lokasi kelompok pembudidaya.
Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro menyampaikan, perikanan budidaya menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi sehingga produksi budidaya harus terus ditingkatkan.
“Dalam memenuhi permintaan konsumsi ikan yang meningkat, perikanan budidaya menjadi solusi dalam memenuhi permintaan tersebut. Di samping itu, budidaya lele dengan sistem bioflok merupakan teknologi yang dapat menghemat biaya, hemat penggunaan air serta ramah lingkungan sesuai dengan prinsip perikanan berkelanjutan,” terang Kusdiantoro.
Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati. Pihaknya menuturkan, tidak hanya hemat biaya sistem bioflok juga memiliki keuntungan padat tebar tinggi. “Sistem bioflok ini dilakukan sebagai upaya bagaimana mengelola kualitas air yang digunakan untuk ikan lele terpelihara. Bakteri baik yang terkandung dari air tersebut, diharapkan dapat menjadi pakan alami lele sehingga dapat menekan biaya produksi pakan. Selain hemat biaya, keuntungan dari sistem bioflok ini yaitu padat tebar yang tinggi,” ucapnya.
Kegiatan pelatihan ini turut diapresiasi Kepala Dinas Perikanan Konawe, Syahruddin. Ia menyampaikan, pelatihan budidaya dapat terus dilakukan dengan terus bersinergi bersama. “Terima kasih atas terselenggaranya kegiatan pelatihan ini, karena sistem bioflok di Konawe terbilang masih cukup langka. Saya mengharapkan dapat bersinergi terus dengan pemerintah pusat, agar kegiatan semacam ini dapat dilangsungkan secara berkelanjutan di Konawe dengan pengembangan budidaya jenis ikan air tawar lainnya,” ucapnya.
Dalam kesempatan lain, BRSDM melalui BPPP Tegal juga menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, pada 5-6 Desember 2021. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pada hasil perikanan yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut peserta diberikan materi potensi perikanan dan prospek pengembangan olahan hasil perikanan; teknik pemilihan bahan baku dan pengolahan ikan segar; teknik pengemasan produk; kelayakan dasar produk olahan ikan; serta praktik pengolahan hasil perikanan menjadi produk. Dalam hal ini, peserta dilatih juga membuat produk olahan bakso dan nugget ikan berbahan dasar ikan tenggiri dan ikan toman yang merupakan ikan endemik Ketapang.
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan, dengan tujuan untuk meningkatkan usaha produk perikanan serta mencetak wirausaha baru di sektor kelautan dan perikanan. “Dalam mengembangkan industri rumah tangga agar memiliki nilai tambah, penting untuk menggerakkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pelatihan. Ke depan, selain produk yang sudah ada saat ini, Kabupaten Ketapang juga memiliki produk olahan yang menjadi andalan, untuk itu pelatihan ini harus terus dikembangkan,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa guna memaksimalkan potensi sumber daya perikanan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi melalui industri perikanan, dibutuhkan sumber daya manusia unggul, yang siap terjun ke dunia kerja ataupun berwirausaha bidang perikanan tangkap, budidaya hingga pengolahan. Yang dibutuhkan industri bukan hanya di bidang pengolahan saja tapi juga soal budidaya. Penyuluhan dan pelatihan harus dilaksanakan secara rutin kepada masyarakat sebagai upaya mendorong produktivitas untuk menambah pendapatan maupun meningkatkan daya saing produk perikanan yang dihasilkan.
HUMAS BRSDM
KKP WEB BPPSDMKP
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141