DENPASAR - Sentuhan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berbuah manis di Pulau Dewata. Berkat fungsi quality assurance BKIPM, produk perikanan Bali menjadi primadona di pasar Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari data perlintasan komoditas perikanan triwulan I 2022, ekspor ikan dari Bali tertinggi ke negara Paman Sam dengan nilai ekspor sebesar Rp156.58 miliar.

"30,90% ekspor perikanan Denpasar ke AS selama triwulan I 2022," kata Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, Anwar, .. (28/4/2022).

Total, Anwar mencatat nilai ekspor perikanan dari Pulau Dewata selama Triwulan I 2022 mencapai Rp506.76 miliar. Selain pasar AS, produk perikanan dari Denpasar juga dikirim ke 66 negara lain.

Negara dominan lain yakni Tiongkok dengan nilai Rp 74.61 miliar (14.72 persen), Australia sebesar Rp 58.62 miliar (11.57 persen), Taiwan sebesar Rp 56.25 miliar (11.10 persen), dan Jepang sebesar Rp 35.66 miliar (7.04 persen).

"Sisanya 62 negara lainnya sebesar Rp125.03 miliar rupiah (24.67 persen)," urai Anwar.

Selama periode tersebut, Anwar menyebut  lima komoditi ikan hidup yang rutin diekspor sepanjang triwulan I 2022 ini yakni benih bandeng, coral, ikan hias air laut, kerapu dan benih kerapu. Sementara untuk komoditi ikan non hidup yakni tuna, cumi-cumi, mutiara, kakap dan sarden.

"Tugas kami untuk menjaga tren ini, semoga di tahun ini, ekspor dari Bali bisa meningkat sejalan dengan geliat ekonomi masyarakat," katanya.

Tahun ini, KKP menargetkan penerbitan sertifikag 10.000 cara penganan ikan yang baik (CPIB). Anwar berharap, gencarnya sertifikasi CPIB akan berdampak positif bagi peningkatan dan percepatan ekspor komoditi perikanan di Bali.

"Dengan mengantongi sertifikat CPIB, pelaku usaha sudah selangkah lagi untuk bisa ekspor," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan unit pelaksana teknis (UPT) sebagai represtasi negara di daerah. Karenanya, keberadaan UPT sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi di daerah.