JAKARTA - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) terus melakukan penguatan sumber daya manusia. Salah satu caranya ialah dengan melakukan kegiatan OIE Twinning Laboratory Program (2019-2021) antara Laboratorium Balai Uji Standar (BUSKIPM) dan Laboratory of Maricultural Organism Disease Control and Molecular Patology (LMODC- MP) Yellow Sea Fisheries Research Institute (YSFRI) Tiongkok.

"Kegiatan ini ditutup dengan penyelenggaraan Final Workshop sebagai rangkaian akhir dari twinning program," terang Kepala BKIPM, Rina, Selasa (23/11/2021).

Rina mengungkapkan, final Workshop OIE Twinning Laboratory Program mengusung tema “Strengthening Capacity in Diagnostic, Control and Surveillance of Shrimp Disease that Potentially Threaten the Sustainability of Indonesia’s Shrimp Farming Industry”. Kegiatan ini menghadirkan 5 narasumber yaitu
Dr. Bing Yang yang berbicara tentang “Implementation of OIE Twinning Project on WSD and IHHN between China and Indonesia”. Kemudian Dr. Hirofumi Kugita, Dr. Jing Wang dengan materi “General introduction of the OIE, the OIE’s Global Aquatic Animal Health Strategy and the Regional Collaboration Framework on Aquatic for Asia and the Pacific”.

Selanjutnya Dr. Qingli Zhang dengan materi “Aquatic Disease Prevention and Control System: Biosecurity and Biosafety” dan Prof. S. Budi Prayitno dengan materi “The Role of Shrimp Disease Diagnostics, Surveillance and Control Management Toward Sustainability of Shrimp Production (Indonesia’s Perspective)”.

Rina berharap, kegiatan ini menjadi sarana berbagi pengetahuan dalam manajemen pengendalian kesehatan (health control management) budidaya udang yang berkelanjutan.

"Kita harapkan juga peningkatan kapasitas global dalam pencegahan, deteksi dan pengendalian penyakit fauna akuatik," sambugnnya.

Sebagai informasi, final workshop bukan sebagai akhir komunikasi dan kerjasama. Sebaliknya, akan dilanjutkan dengan program kerjasama lanjutan antar YSFRI dan BKIPM.