MATARAM - Nilai ekspor perikanan dari Nusa Tenggara Barat hampir menyentuh angka Rp100 miliar selama tahun 2021. Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (Balai KIPM) Mataram, Obing HA menyebut capaian ini tak lepas dari sinergitas dan kerja keras jajarannya dengan para pemangku kebijakan di NTB.

"Alhamdulillah, total ekspor tahun lalu mencapai Rp85,46 miliar," terang Obing, (10/1/2022).

Adapun negara tujuan ekspor dari NTB yakni Australian, Tiongkok, Hongkong, India, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Obing menambahkan, negara-negara tersebut mengimpor komoditas perikanan hidup dan tak hidup dari NTB.

"Jadi memang capaian ini tak lepas dari komoditas perikanan hidup dan non hiduup," urainya.

Komoditas nonhidup meliputi kakap, kerapi, tengiri, mutiara, cangkang kerang, sanden, lobster, ikan kuwe, dan cumi-cumi. Tak hanya itu, terdapat juda rumput laut, janggut, mahi-mahi, inti mutiara, teri, tuna, udang vaname, cobia, gurita, bulu babi, serta cangkang siput.

"Kalau perikanan hidup yaki udang vaname, benih kerapu, induk udang vaname, dan udang ronggreng," katanya.

Dalam kesempatan ini, Obing optimistis bisa melakukan akselerasi di tahun 2022. Terlebih NTB memiliki potensi cukup besar dalam hal komoditas kelautan dan perikanan. Karenanya, dia memastikan jajarannya akan selalu memberikan kemudahan layanan pengurusan sertifikat seperti CKIB hingga HACCP serta siap melakukan pendampingan ke pelaku usaha.

"Kita komitmen bahwa tahun ini adalah tahun akselerasi, dan kita optimis NTB bisa," tutupnya.

Sebelumya, Menteri Trenggono menyiapkan langkah akselerasi program terobosan di tahun 2022. Selain mengandalkan anggaran belanja KKP, Menteri Trenggono menyebut akan memperkuat kolaborasi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga investor utamanya dari dalam negeri serta para pemangku kepentingan lainnya.