SYDNEY - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmennya dalam penerapan quality assurance. Bersama Komisi IV DPR, KKP yang diwakili Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Pamuji Lestari berkunjung ke Sydney Fish Market (SFM), Asutralia.

"Tempat ini merupakan pasar ikan terbesar di belahan bumi selatan dan pasar seafood terbesar ketiga di dunia," buka sosok yang akrab disapa Tari di Sydney,.. (3/11/2022).

Tari kemudian meninjau cara kerja pasar ikan yang memiliki sumber-sumber produk baik nasional maupun internasional dan perdagangan lebih dari 13.500 ton makanan laut per tahun. Bukan hanya itu, sekira 100 spesies seafood berkelanjutan diperdagangkan setiap hari dan sekitar 500 spesies yang diperdagangkan setiap tahunnya.

SFM mempekerjakan sekitar 65 staf untuk mengatur hari kerja grosir lelang, mempromosikan SFM sebagai pusat keunggulan seafood dan mengoperasikan Sydney Seafood School.

"Tentu model-model ini menarik untuk dipelajari, saya berharap pasar ikan di Indonesia bisa berkembang seperti SFM, kami tentu siap menyiapkan pendampingan dari sisi quality assurance," ujar Tari.

Tari berharap, apa yang diterapkan di SFM juga bisa dilakukan di Indonesia agar mutu dan kualitas produk yang dijual di pasar ikan tetap terjamin. Dia mengatakan, selama ini BKIPM melakukan pengawasan pasar dalam rangka implementasi Inpres No.1/2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat. Dalam kegiatan tersebut, petugas BKIPM juga melakukan pemeriksaan uji sensori, uji kimia (formalin) dan selanjutnya juga dilakukan uji mikrobiologi.

Termasuk juga pengecekan terhadap sarana dan prasarana penunjang untuk melihat penerapan GMP, SSOP dan GHP pada produk perikanan yang ada di pasar tersebut.

"Artinya ke depan ini perlu kita giatkan lagi termasuk juga pendampingan quality assurancce agar produk-produk di pasar ikan kita juga tak kalah bermutu," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono meminta BKIPM untuk senantiasa membina kepada pelaku usaha mulai dari hulu sampai hilir. Hal ini untuk memastikan produk yang dihasilkan terjamin mutu dan kualitasnya.

Jaminan mutu ini penting sebagai upaya meningkatkan kepercayaan pasar dunia terhadap produk perikanan Indonesia.