*KKP Libatkan Kampus Perkuat Mutu Produk Perikanan Kepulauan Buton*

BUTON - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan Kepulauan Buton menyimpan prospek perikanan yang sangat baik. Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Pamuji Lestari memaparkan prospek ini didasarkan data perlintasan dari Buton yang relatif konsisten bahkan selama pandemi covid 19.

Pada tahun 2021 dan 2022 nilai domestik keluar hasil perikanan Kepulauan Buton melalui Stasiun KIPM Baubau mencapai nilai masing – masing Rp175,03 miliar dan Rp234,99 miliar. Komoditas ini dikirim ke Makassar, Jabodetabek, Surabaya, Jayapura, Kendari, Bitung, Berau, Bali.

"Sejak bulan Juli tahun 2022, Kota Baubau telah mencatatkan peningkatan lalulintas komoditi perikanan berupa lalulintas ekspor komoditi tuna loin dengan negara tujuan Singapura dan Malaysia," kata Kepala BKIPM, Pamuji Lestari saat berkunjung ke Baubau, .. (../5/2023).

Sosok yang akrab disapa Tari ini mengatakan, nilai ekspor sampai bulan April 2023 sebesar Rp742,9 juta dengan volume 6.7 ton dan frekuensi sebanyak 53 kali pengiriman. Dalam rangka meningkatkan produktivitas perikanan Kepulauan Buton, BKIPM menggandeng Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Dayanu Ikhsanuddin.

"Kami ingin mensinergikan tusi kedua insitusi diantaranya melalui tri dharma perguruan tinggi untuk membantu masyarakat dan generasi kita mendatang," ujar Tari.

Melalui kerjasama dengan kampus, Tari berharap implementasi sistem kesehatan ikan, jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (SKIJMKHP) di Kepulauan Buton ini tetap berjalan sebagaimana mestinya. Terlebih tren perdagangan komoditas perikanan dewasa ini semakin prospektif dan menjanjikan masa depan yang cerah. Sebagaimana data Organization for Economic Co-operation Development (OECD) and the Food and Agricultural Organization (FAO), menyebutkan bahwa konsumsi ikan dunia dan nasional yang meningkat serta kesadaran masyarakat akan substitusi protein daging merah kepada ikan yang dinilai memiliki berbagai keunggulan.
"Kerjasama dengan kampus menjadi penting mengingat peluang dan tantangan tersebut. Semoga kerjasama ini semakin membuat produk perikanan Buton kian bertaji," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan penjaminan mutu produk perikanan harus dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari produksi hingga produk sampai ke tangan konsumen. Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi sumber daya hayati ikan agar tetap sehat, bermutu, dan bebas mikroplastik.