BANJARMASIN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan langkah konkrit dalam hal mengakselerasi ekspor komdotas kelautan dan perikanan. Di Banjarmasin, sebanyak 44 sertifikat kesehatan atau health certificate (HC) diterbitkan dan menghasilkan ekspor sebesar 1,136 juta ekor komoditas hidup.

Tak hanya itu, 262,37 ton komoditas non hidup juga dilepas dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama Maret 2022.

"Dalam rangka mendukung KKP accelerate, kami berkomitmen melakukan percepatan ekspor," kata Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (Balai KIPM), Banjarmasin, Hafit Rahman di kantornya, .. (5/4/2022).

Hafit menyebut komoditas yang diekspor meliputi kepiting hidup, udang beku, udang segar, hingga ikan hias Arwana Banjar Red. Produk-produk perikanan ini dikirim ke negara seperti Britania Raya, Tiongkok, Vietnam, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

"Alhamdulillah produk Banjarmasin sangat diminati di pasar ekspor, khususnya komoditas-komoditas tersebut," ujar Hafit.

Menilik geliat ekspor dari Banjarmasin ini, Hafit memastikan Balai KIPM Banjarmasin akan senantiasa memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha. Dikatakannya, tahun ini, BKIPM menargetkan penerbitan 10.000 sertifikat cara penanganan ikan yang baik (CPIB) dalam rangka mendukung KKP accelerate 2022.

CPIB, kata dia, menjadi bagian dari jaminan pangan yang merupakan tuntutan dan hak bersama yang harus didapatkan baik oleh produsen, konsumen maupun pemerintah. Dia pun mengajak pembudidaya dan nelayan untuk turut memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa hasil tangkapannya memiliki mutu yang baik.

"CPIB bukan hanya sertifikat, tapi bukti bahwa pelaku usaha memang betul-betul menangani ikan secara baik," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan KKP fokus untuk mendorong edukasi terkait produksi hingga pengolahan agar memenuhi standar global guna mendorong ekspor perikanan Indonesia ke pasar global khususnya AS, Jepang dan China serta Eropa. Sehingga penting mendorong peningkatan kualitas produk ekspor utamanya terkait budidaya dan penangkapan.