PALEMBANG - Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Palembang terus mengakselerasi ekspor dari Sumatera Selatan. Total, 50.886 kg komoditas non hidup dan 67.080 ekor ikan hidup dilepas ke pasar internasional selama Maret 2022.

"Alhamdulillah, ekspor dari Palembang tetep bergeliat selama Maret kemarin," kata Kepala SKIPM Palembang, Yoyok Fibrianto di kantornya, .. (4/4/2022).

Yoyok menambahkan, komoditas tersebut dikirim 8 kali ke 4 negara tujuan di dunia meliputi Jepang, Prancis, Singapura dan Malaysia. Ikan betutu dan ikan hias air tawar menjadi komoditas hidup yang diminati di pasar internasional.

"Komoditas hidup dari Sumsel yang diminati pasar ekspor yakni ikan hias air tawar dan ikan betutu," ujar Yoyok.

Kemudian udang beku dan paha kodok, menjadi komoditas non hidup yang sangat diminati di pasar internasional. Bahkan, khusus paha kodok, negara tujuan ekspornya menjangkau eropa, yakni Prancis.

"Paha kodok dari Palembang kita kirim ke Prancis di bulan Maret kemarin. Total yang diekspor 18.162 kg," jelas Yoyok.

Dalam kesempatan  ini, Yoyok memastikan jajarannya terus membuka peluang ekspor bagi pelaku usaha perikanan di Palembang dan sekitarnya. Terlebih BKIPM menargetkan penerbitan 10.000 sertifikat cara penanganan ikan yang baik (CPIB) dalam rangka mendukung KKP accelerate 2022.

Dikatakannya, jaminan pangan merupakan tuntutan dan hak bersama yang harus didapatkan baik oleh produsen, konsumen maupun pemerintah. Dia pun mengajak pembudidaya dan nelayan untuk turut memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa hasil tangkapannya memiliki mutu yang baik.

"CPIB bukan hanya sertifikat, tapi bukti bahwa pelaku usaha memang betul-betul menangani ikan secara baik," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan KKP fokus untuk mendorong edukasi terkait produksi hingga pengolahan agar memenuhi standar global guna mendorong ekspor perikanan Indonesia ke pasar global khususnya AS, Jepang dan China serta Eropa. Sehingga penting mendorong peningkatan kualitas produk ekspor utamanya terkait budidaya dan penangkapan.