BKIPM Jakarta I dan Avsec Bandara Soetta Gelar Forum Peningkatan Kapasitas SDM

JAKARTA - Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta I terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mengawal pintu keluar-masuk negara, khususnya bandara. Bersama PT Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, BKIPM menggelar sosialisasi bersama cara pembacaan X-Ray dan pengenalan jenis ikan berbahaya dan merugikan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2020.

"Ini penting, supaya ada satu kesepahaman antara kami dan otoritas bandara, terutama terkait ikan berbahaya dan juga kita paham penggunaan x-ray," kata Kepala BKIPM Jakarta I, Heri Yuwono, Selasa (1/8/2023).

Heri mengatakan, pengawasan X-ray dilakukan secara bergiliran, dimana maksimal penempatan petugas di depan X-ray maksimal 20 menit dengan waktu istirahat 40 menit. Selain itu, diperlukan pemeriksaan berkala dari Bapeten terhadap tingkat paparan radiasi X-ray terhadap petugas.

Terkait teknik pembacaan komoditi di X-ray berdasarkan warna citra yang dihasilkan. Untuk komoditi ikan, warnanya dari kuning ke orange.

"Radiasi dari mesin X-ray tidak berpengaruh terhadap ikan hidup, karena batas maksimal radiasinya yaitu 20 msi," terangnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 45 personel baik dari Balai Besar KIPM Jakarta I maupun Aviation Security (AVSEC) Bandara Soekarno-Hatta.

Kegiatan diawali dengan sambutan oleh EGM Bandara Soekarno-Hatta yang diwakili oleh Senior Manager Security dan Kepala Balai Besar KIPM Jakarta I. Sosialisasi bersama ini menghadirkan narasumber dari Aviation Security (AVSEC) dan Peneliti utama Dr. Haryono dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.