Akselerasi Agenda G20, BKIPM Catat Rumput Laut Batam Melesat 500% di Tahun 2021

Jumat, 28 Januari 2022


BATAM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus tancap gas guna mendukung percepatan ekonomi nasional. Akselerasi tersebut dilakukan untuk mengatasi dampak pandemi sekaligus menjaga pertumbuhan sebagaimana agenda Indonesia di Forum G20.

Hasilnya, ekspor rumput laut kering dari Batam meningkat hingga 500% selama tahun 2021. Dari yang semula Rp4,09 miliar di tahun 2020 menjadi RpRp24,58 miliar.

Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Batam, M Darwin Syah Putra mengungkapkan peningkatan tersebut terjadi karena bertambahnya permintaan negara tujuan ekspor seiring relatif membaiknya kondisi perekonomian global.

"Permintaan ekspor rumput laut Batam mengalami peningkatan yang signifikan pada 2021 dibanding tahun sebelumnya, bahkan pada awal 2022 sudah mulai ramai pengiriman," kata Darwin di Batam, Jumat (28/1/2022).

BKIPM Batam mencatat, Tiongkok menjadi negara dominan ekspor rumput laut kering dengan frekuensi sebanyak 105 kali peringiriman. Total yang diekspor mencapai 6.763, 47 ton dengan nilai Rp23,95 miliar. Jenis rumput laut yang dikirim yakni cottoni, sargasum dan spinosum.

Selain Tiongkok, BKIPM Batam juga melakukan 5 kali pengiriman rumput laut kering jenis sargasum ke Jepang dengan volume 95,36 ton senilai Rp286,08 juta. Kemudian ke Vietnam 2 kali untuk jenis cotoni dengan volume 32 ton senilai Rp342 juta.

"Ke Singapura 1 kali jenis sargasum dengan volume 990 Kg senilai Rp279 juta," sambungnya.

Darwin menyebut jumlah pengiriman selama 2021 juga jauh lebih tinggi dibanding 2020 yang hanya ke 3 negara seperti Tiongkok, Vietnam dan Jepang dengan frekuensi 27 kali. Merujuk pada data tersebut, menurutnya rumput laut Batam memiliki potensi yang sangat besar serta masih terbuka peluang untuk terus ditingkatkan. Terlebih hampir 97% wilayah Kepulauan Riau merupakan lautan dengan kualitas air yang sangat baik.

"Potensi rumput laut Batam sangat besar, mudah-mudahan ekspornya pada tahun ini bisa lebih tinggi lagi dari tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Darwin menyebut masyarakat Batam mulai tertarik dan menjadikan rumput laut sebagai mata pencaharian alternatif. Jika semula dianggap sampah yang mengotori tepi pantai, kini masyarakat mendapatkan manfaat langsung dari rumput laut jenis Sargassum.

Dia pun berharap semakin banyak masyarakat yang membudidayakan rumput laut mengingat pemanfaatan jenis sargasum dan spinosum masih berasal dari alam. Sementara jenis cottoni juga masih sedikit dibudidayakan.

BKIPM Batam kata dia, akan terus memberikan pendampingan seperti survelan dan pengambilan sampel terjadwal kepada pelaku usaha komoditas perikanan, khususnya yang berpotensi ekspor agar mereka tetap komitmen menjaga mutu dan kualitas produk yang dikirim ke luar negeri.

"Ekspor rumput laut dominan rumput laut yang diambil oleh masyarakat nelayan dengan cara dicabut dari alam seperti jenis Sargassum dan Spinosum, sedangkan untuk jenis Cottoni yang
dibudidayakan masih sedikit," terang Darwin.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginstruksikan jajarannya untuk menjadi tahun 2022 ini sebagai tahun akselerasi program prioritas. Hal ini sebagai tindak lanjut setelah di tahun 2021, KKP mengusung misi rebound yang ditunjukkan dengan penerimaan PNBP hingga mencapai Rp1 triliun.

Sumber:

KKP WEB BKIPM

Logo Logo
Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan

Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gd Mina Bahari II Lt 6 Email: info@bkipm.kkp.go.id Telp : 021-3513306 Fax : 021-3513282

Media Sosial

PENGUNJUNG

177071

© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI