Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

LOKA PENGELOLAAN SD PESISIR & LAUT SERANG
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
Kilas Berita  
Penyu

Deskripsi

Penyu merupakan salah satu hewan purba yang masih hidup sampai sekarang. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini. Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air dan bernafas menggunakan paru-paru. Penyu merupakan satwa migran, seringkali bermigrasi dalam jarak ribuan kilometer antara daerah tempat makan dan tempat bertelur. Penyu menghabiskan waktunya di laut tetapi induknya akan menuju ke daratan ketika waktunya bertelur. Induk penyu bertelur dalam siklus 2-4 tahun sekali. Beberapa ahli mengatakan dari 1000 tukik hanya akan ada 1 tukik yang mampu bertahan hidup hingga dewasa. Tingkat keberhasilan hidup penyu sampai usia dewasa sangat rendah, para ahli mengatakan bahwa hanya sekitar 1-2 % saja dari jumlah telur yang dihasilkan. Di dunia terdapat 7 jenis penyu, namun hanya 6 jenis yang dapat ditemui di wilayah Indonesia dan semuanya berstatus rentan kepunahan, terancam atau sangat terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies Yang Terancam Menurut IUCN). Berikut adalah 6 jenis penyu yang dapat di temui di perairan Indonesia : (1). Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea); (2). Penyu Hijau (Chelonia mydas); (3). Penyu Belimbing (Dermochelis coriaceae); (4). Penyu Pipih (Natator depressus); (5). Penyu Tempayan (Caretta caretta); (6). Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)

 

Status Perlindungan

Penyu dilindungi secara penuh melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Presiden Republik Indonesia yang telah diubah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi

 

Taksonomi

Kingdom : Animalia; Phylum : Chordata; Subphylum : Vertebrata; Class  : Sauropsida; Order : Testudines; Suborder : Cryptodira; Superfamily : Chelonioidea; Family : Cheloniidae; Spesies : Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea); Penyu Hijau (Chelonia mydas); Penyu Belimbing (Dermochelis coriaceae); Penyu Pipih (Natator depressus); Penyu Tempayan (Caretta caretta); Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)

 

  1. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
  • Penyu lekang merupakan salah satu jenis penyu terkecil dengan berat penyu dewasa sekitar 45 kg
  • Memiliki warna karapaks hijau gelap
  • Tergolong omnivora dengan sumber makanan berupa lamun, alga, ubur-ubur, ikan dan lobster
  • Dapat ditemukan di wilayah perairan Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara dan Papua

 Penyu Lekang

  1. Penyu Hijau (Chelonia mydas)
  • Bentuk karapaks melebar, berwarna hitam dan pada bagian tepinya bergaris putih
  • Jumlah scales dan scutes sama dengan penyu hijau dewasa
  • Memiliki panjang adalah antara 80 hingga 150 cm dan beratnya dapat mencapai 132 kg
  • Sebaran hampir diseluruh perairan Indonesia: Perairan Barat (Aceh, Sumatera Barat, Kep. Riau dan Bangka Belitung), Perairan Tengah ( Kep. Seribu, Laut Jawa, Kalimantan Barat&Timur), Perairan Timur (Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Maluku & Papua)

 Penyu Hijau

 

  1. Penyu Pipih (Natator depressus)
  • Karapasnya berwarna kelabu, berbentuk pipih atau rata, hanya sedikit melengkung di sisi luarnya
  • Terdapat 4 pasang lempengan pada karapasnya
  • Jumlah scales dan scutes sama dengan penyu pipih dewasa
  • Termasuk dalam jenis omnivora diantaranya lamun, karang lunak, teripang, ubur-ubur, kerang, udang, dan invertebrata lainnya
  • Dapat ditemukan di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur/Maluku yang berbatasa dengan Australia

Penyu Pipih 

 

  1. Penyu Tempayan (Caretta caretta)
  • Bentuk karapas menyerupai tempayan
  • Karapas penyu dewasa berwarna cokelat kemerahan dan bagian perutnya (plastron) berwarna kuning pucat
  • Mempunyai 5 pasang lempengan pada karapasnya
  • Jumlah scales dan scutes sama dengan penyu tempayan dewasa
  • Penyu Tempayan termasuk karnivora, mereka memakan kerang, kepiting, bulu babi, siput, dan ubur-ubur
  • Dapat ditemukan di perairan Taman Nasional Komodo, Taka Bonerate, Kep, Banggi dan NTB

Penyu Tempayan 

 

  1. Penyu Sisik
  • Memiliki karapas yang memanjang dan berwarna cokelat kehitaman
  • Terdapat 4 pasang lempengan pada karapasnya
  • Jumlah scales dan scutes sama dengan penyu sisik dewasa
  • Termasuk dalam jenis karnivora dengan sumber makanan, anemone, udang dan cumi
  • Ditemukan di seluruh perairan Indonesia terutama pada kawasan terumbu karang

 Penyu Sisik

  1. Penyu Belimbing (Dermochelis coriaceae)
  • Karapas berbentuk seperti buah belimbing dan berwarna hitam dengan bitnik putih
  • Ukurannya dapat mencapai hingga 180 cm dan berat 500 kg
  • Termasuk dalam jenis karnivora dengan sumber makanan makhluk-makhluk lunak seperti ubur-ubur, cumi-cumi dan tunicates (invertebrata seperti ubur-ubur laut)
  • Dapat ditemukan di perairan Samudera Hindia (Perairan barat P. Sumatera dan selatan P. Jawa), perairan Laut Cina Selatan (Paloh), Perairan Samudera Pasifik (Papua dan Maluku)

Penyu Belimbing

 

Pemanfaatan

Masih banyak masyarakat Indonesia yang berburu telur penyu untuk dijual dan dikonsumsi, padahal semua spesies penyu tersebut merupakan satwa dilindungi dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Banyak masyarakat yang mempercayai bahwa dengan mengkonsumsi daging penyu dapat menambah stamina pada pria, namun faktanya tidak demikian.  Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa daging penyu mengandung senyawa polutan Organik Persisten (POP) dan logam berat yg sangat berbahaya, seperti: kanker, liver, kerusakan sistem syaraf, dan gangguan sistem hormon endokrin. Kandungan polychlorinated biphenyl (PCB) dalam telur penyu sangat tinggi (300 kali di atas batas aman). PCB menyebabkan cacat lahir dan berbagai jenis kanker. Telur penyu mengandung kadar kolestrol yang sangat tinggi (20 kali dari telur ayam) dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke (Van de Merwe et al, (2010) dan J.Tibbetts. (‎2009).  Tidak hanya itu, perburuan penyu untuk diambil karapasnya dan dijadikan aksesoris seperti gelang, liontin, hingga diawetkan untuk menjadi pajangan pun masih sangat marak hingga saat ini. Hal ini sangat berpengaruh pada populasi penyu di alam. Segala jenis pemanfaatan penyu merupakan tindakan yang illegal karena penyu termasuk dalam status perlindungan penuh dan masuk dalam kategori Appendix 1 CITES.

 

 

 

Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang   01 Januari 2021   Dilihat : 3893



Artikel Terkait: