KKP Identifikasi Ancaman Lintas Batas Ekosistem Kelautan dan Perikanan di perairan ISLME

Rabu, 25 Mei 2022 | 00:00:00 WIB


BOGOR (25/5) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan identifikasi berbagai faktor ancaman lintas batas ekosistem kelautan dan perikanan di kawasan perairan Indonesian di Seas Large Marine Ecosystem (ISLME). Upaya ini merupakan bagian dari proses perumusan dokumen Transboundary Diagnostic Analysis (TDA) yang finalnya akan menjadi dasar dalam penyusunan Strategic Action Plan (SAP).

 

Kelestarian kelautan dan perikanan di lokasi ISLME merupakan isu prioritas utama. Dengan pembiayaan dari Global Environment Facility (GEF), FAO bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Perikanan Republik Demokrasi Timor-Leste telah meluncurkan proyek hibah GEF 5 ”Enabling Transboundary Cooperation for Sustainable Management of the Indonesian Seas".

 

Menurut ISLME Regional Coordinator Muralidharan Chavakat Manghat, ada lima masalah utama lingkungan hidup di kawasan tersebut. Yaitu ketidaklestarian perikanan dan akuakultur, degradasi dan rusaknya habitat lalu, polusi, penurunan biodiversitas dan spesies utama dan dampak dari perubahan iklim.

 

“Melalui kegiatan kita mutakhirkan data dan kebijakan terbaru, untuk memvalidasi ulang dan memutakhirkan berbagai isu dan masalah perikanan kelautan, Causal Chain Analysis (CCA) dan leverage points, dengan melibatkan KKP, para anggota NSAG dan para pakar nasional,” ujarnya pada workshop TDA ISLME, 18-19 Mei 2022.

 

Mewakili Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan selaku ISLME National Project Coordinator, Fery Sutyawan menyampaikan Indonesia akan membentuk suatu konsorsium yang terdiri dari para pakar kelautan dan perikanan nasional. Ini dilakukan dalam rangka penyelesaian dokumen TDA untuk meyakinkan pengetahuan dan keahlian yang kuat tentang perairan ISLME.

 

“Kegiatan ini tentunya akan difasilitasi oleh Sekretariat Regional ISLME, serta akan bekerjasama dengan Timor-Leste untuk konteks perairan lintas batas,” ungkapnya.

 

Perairan ISLME yang dikenal dengan kekayaan biodiversitas laut ini terletak di pertemuan samudra Pasifik dan Hindia, dengan perairan seluas 2,16 juta km² dan meliputi perairan teritorial Indonesia (98%) dan Timor-Leste (2%).

 

Area ini merupakan bagian dari Coral Triangle Initiative (CTI) dengan 2.500 spesies ikan laut, 500 spesies terumbu karang, 13 spesies rumput laut, 47 spesies hutan bakau, dan mewakili 10,82 persen dari terumbu karang dunia dan 0.76 persen dari gunung bawah laut dunia (Sea Around Us, 2007).

 

ISLME memiliki produktifitas perikanan yang tinggi yang menyumbang lebih dari 1% dari total produksi global . Ini berperan penting untuk regulasi iklim global karena temperatur hangat di perairan ISLME berfungsi sebagai ‘mesin pemanas’ sehingga terjadi sirkulasi atmosfer global dengan dinamika keterkaitan samudera dan atmosfer yang kompleks.

 

Perairan ISLME juga merupakan area dengan karakter geologis yang paling kompleks di dunia dan area tektonis aktif dengan sedikitnya 80% dari 76 gunung berapi aktif di Indonesia terdapat di ISLME (Tomascik et al., 1997, The Ecology of the Indonesian Seas).

Sumber:

KKP WEB DJPT

Logo Logo
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP Gd. Mina Bahari II Lantai 12 Jl. Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat DKI Jakarta 10110 Telp (021) 3519070 Pst. 1239 Fax. (021) 3521782 djpt@kkp.go.id

Media Sosial

PENGUNJUNG

146100

© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI