Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

LOKA PENGELOLAAN SD PESISIR & LAUT SERANG
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
Kilas Berita  
Bambu Laut

 

Bambu laut (inaturalist.org)

Gambar 1. Bambu Laut (Sumber: iNaturalist.org)

 

Deskripsi

Bambu laut merupakan golongan hewan karang lunak yang memiliki nama latin Isis hippuris. Hewan ini cukup banyak ditemukan di wilayah perairan Indonesia khususnya di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Isis hippuris tergolong dalam kelompok gorgonia karena tumbuh dan muncul dari substrat dan memiliki kerangka internal yang kokoh yang terdiri dari zat gorgonin yang dibalut oleh lapisan koenensim sebagai tempat tumbuhnya polip (istilah untuk satu individu hewan karang). Bambu Laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan farmasi karena banyak mengandung kolagen dan senyawa protein. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada porselin untuk hiasan.

 

Klasifikasi

Kingdom               : Animalia

Phylum                 : Cnidaria/Coelenterata

Class                    : Anthozoa

Sub Class             : Octocorallia

Ordo                    : Alcyonacea

Sub Ordo             : Calcaxonia

Suku                    : Isididae

Marga                  : Isis

Jenis                    : Isis hippuris (Linneaus, 1758)

Nama Umum        : Sea fan

Nama Lokal          : Bambu Laut, Patah Tulang, Sariawan, Karang Bambu, dan Lappa-lappa

 

Morfologi

Bambu Laut (Isis spp.) memiliki koloni yang mirip dengan koloni kelompok akar bahar Rumpella sp., dan Hicksonella sp. terutama tumbuhan yang seperti semak dan permukaan koloni yang halus. Isis spp. memiliki percabangan yang cenderung ke arah kanan, dan ujung atas koloni yang melengkung seperti busur. Perbedaan antara bambu laut dengan Rumpella sp., dan Hicksonella sp terletak pada ukuran dan bentuk cabang serta tekstur tubuhnya. Bambu laut memiliki ukuran cabang yang pendek dan ujungnya berbentuk lebih bulat. Sedangkan Rumpella sp. dan Hicksonella sp. memiliki cabang yang agak panjang. Selain itu tekstur pada bambu laut kaku dan akan hanya sedikit bergoyang bila terkena arus. Sedangkan Rhumpella sp. dan Hicsonella sp. lebih lentur dan melambai – lambai apabila terkena arus. Bambu laut memiliki warna koloni kuning cerah, kuning kehijauan atau coklat muda. Perbedaan warna pada spesies ini dipengaruhi oleh kandungan pigmen dari alga uniseluler (zooxanthellae) yang hidup bersimbiosis di dalam jaringan polip. Pada bambu laut yang kering axisnya akan tampak beruas-ruas dan berwarna putih serta yang dihubungkan dengan ruas pendek berwarna hitam. Bambu Laut (Isis spp.) memiliki kerangka internal yang kokoh yang terdiri dari zat gorgonin yang dibalut oleh lapisan koensim sebagai tempat tumbuhnya polip (individu hewan karang). Jika bagian lapisan koensim dibuka, maka terlihat kerangka axis (kerangka dalam zat tanduk) yang mempunyai ciri khas yaitu bersegmen dan berwarna putih (internodus) diselingi warna coklat kehitaman (nodus) yang kelihatan seperti sendi. Bagian nodus ini merupakan titik tumbuh cabang-cabang yang baru.

 

Perlindungan

Tingginya tingkat pemanfaatan Bambu Laut menyebabkan semakin terancamnya kelestarian Bambu Laut yang ada di alam. Pemerintah Indonesia melalui KKP telah menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 8 Tahun 2020 yang menetapkan status perlindungan penuh terhadap Bambu Laut (Isis spp.). Segala jenis pemanfaatan Bambu Laut tidak diperbolehkan kecuali untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengembangan.

Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang   17 Oktober 2021   Dilihat : 1694



Artikel Terkait: