Deskripsi
Ikan sidat (Anguilla spp.) termasuk dalam golongan ikan katadromik yang berarti melakukan pemijahan di laut namun ketika terlurnya menetas dan menjadi larva, larva tersebut akan bermetamorfosa menjadi stadium glass eel yang selanjutnya akan beruaya menuju ke muara sungai dengan salinitas yang lebih rendah dari air laut. Pada stadium glass eel, sidat hidup di air payau dan bergerak mengikuti air laut pasang menuju ke sungai, berumur sekitar 2-3 bulan untuk sidat tropis.. Ikan sidat akan kembali bermigrasi ke laut pada saat fase silver eel yang akan melakukan pemijahan dan hanya sekali dalam seumur hidup. Ikan sidat akan menggunakan seluruh energinya untuk melakukan reproduksi dan akan mati setelah melakukan pemijahan (total spawner). Ikan sidat merupakan ikan yang memiliki kandungan gizi dan protein tinggi. Ikan ini sangat populer di kawasan Asia Timur, bahkan di Jepang ikan ini menjadi santapan favorit yang diberi nama Unagi.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Anguilliformes
Family : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.
Morfologi
Ciri-ciri ikan sidat dapat dibedakan saat ikan sidat berada pada fase glass eel dan dewasa
1. Glass eel
Memiliki bentuk tubuh yang silindris dan transaparan seperti kaca dan tanpa pigmen kecuali pada mata dan ujung ekor. Pigmen pada tubuh cepat terbentuk saat glass eel memasuki perairan payau. Pada fase ini sudah mulai terbentuk sirip. Glass eel umumnya memiliki panjang sekitar 40-60 mm. Jumlah individu glass eel dalam 1 kg berkisar 5.000-6.000 ekor. Identifikasi spesies sidat pada fase glass eel dapat dilihat dari bentuk ujung ekor dan pola pigmentasi pada ujung ekor.
Gambar 1. Glass eel (Sumber: researchgate.net)
2. Ikan Sidat dewasa
Ikan Sidat dewasa terdari dari 4 spesies (Anguilla bicolor, Anguilla marmorata, Anguilla celebesensis, Anguilla interioris):
Gambar 2. Bagian Tubuh Sidat
Keterangan:
A = Rahang Atas
B = Rahang Bawah
C = Bukaan Insang
D = Sirip Dada
E = Sirip Punggung
F = Sirip Ekor
G = Anus
H = Sirip Ekor
A. Anguila bicolor
Anguila bicolor memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, mirip dengan belut. Sirip dada relatif kecil dan terletak tepat di belakang kepala yang mirip daun telinga, sehingga dinamakan “belut bertelinga”. Bagian punggungnya berwarna olive kehitaman hingga kecoklatan dan bagian ventral mulai dari rahang hingga anus memiliki warna lebih cerah. Sirip punggungnya menyatu dengan sirip ekor dan sirip dubur. Memiliki sisik yang halus di permukaan tubuhnya. Jumlah jari-jari sirip punggung antara 240-250 dan jari-jari sirip anal 200-220. Memiliki 100 ruas-106 ruas tulang belakang/vertebrae. Spesies ini memiliki panjang total (total length/TL) mencapai maksimum150 cm.
Gambar 3. Anguilla bicolor (Sumber: fishesofaustralia.net.au)
B. Anguilla marmorata
Anguilla marmorata memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, mirip dengan belut. Sirip dada relatif kecil dan terletak tepat di belakang kepala yang mirip daun telinga, sehingga dinamakan “belut bertelinga”. Memiliki warna tubuh kecoklatan kehitaman di punggung dengan latar belakang kuning keabu-abuan, dan warna ini bisa memudar. Selain itu terdapat juga bercak atau bintik-bintik coklat tubuh tersebar pada sisi belakang punggung, sisi dan sirip. Kepala berbentuk bulat, hidung pipih, moncong tertekan, rahang bawah menonjol, bukaan insang kecil, sisik seperti kusut di bawah kulit, sirip dada membulat, dan tidak ada sirip perut. Sirip punggung pada spesies menyatu dengan sirip ekor dan sirip dubur. Ciri yang membedakan dari spesies sidat lain yaitu pada Anguilla marmorata terdapat warna belang-belang dan sirip punggung yang panjang, yang bermula hampir sama sejajar ke bukaan insang hingga ke anus. Seperti spesies sidat lainnya, spesies ini memiliki sisik yang halus di permukaan tubuhnya. Selain itu juga memiliki 100 ruas-110 ruas tulang belakang/vertebrae. Anguilla marmorata memiliki panjang total (total length/TL) mencapai maksimum 70 cm untuk jantan dan 200 cm untuk betina, serta berat maksimum 21 kg untuk jantan dan 15 kg untuk betina.
Gambar 4. Anguilla marmorata (Sumber: marinespecies.org)
C. Anguilla celebensis
Anguilla celebensis memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, mirip dengan belut. Sirip dada relatif kecil dan terletak tepat di belakang kepala yang mirip daun telinga, sehingga dinamakan “belut bertelinga”. Letak perutnya jauh dari kepala dan mulut terminal. Sirip punggung menyatu dengan sirip ekor dan sirip dubur. Seperti spesies sidat lainnya, spesies ini memiliki sisik yang halus di permukaan tubuhnya. Pada tubuhnya terdapat 100 - 106 ruas tulang belakang/vertebrae. Memiliki panjang total (total length/TL) mencapai maksimum 150 cm.
Gambar 5. Anguilla celebesensis (Sumber: fishbase.de)
D. Anguilla interioris
Anguilla interioris memiliki bentuk tubuh bulat memanjang, mirip dengan belut. Sirip dada relatif kecil dan terletak tepat di belakang kepala yang mirip daun telinga, sehingga dinamakan “belut bertelinga”. Sirip punggungnya menyatu dengan sirip ekor dan sirip dubur. Memiliki sisik yang halus di permukaan tubuhnya; 5) memiliki 100 ruas–106 ruas tulang belakang/vertebrae; 6) panjang total (total length/TL) mencapai maksimum 150 cm;dan 7) jarak antara vertikal sampai anus hingga permulaan sirip punggung (TV) berkisar 11%–15% dari panjang total (total length/TL).
Gambar 6. Anguilla interioris (Sumber: marinespecies.org)
Habitat
Habitat Ikan Sidat meliputi perairan laut, tawar dan payau. di perairan tawar Ikan Sidat dapat ditemukan di sungai, rawa, dan danau. Untuk sebaran spesies sidat di wilayah Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut :
Perlindungan
Seiring dengan meningkatnya permintaan dan perdagangan ikan sidat, populasi ikan sidat mulai menurun. Sebagai contohnya, spesies sidat A. japonica (sidat Jepang), A. rostrata (sidat Amerika) dan A. Anguilla (sidat Eropa) yang saat ini berada di ambang kepunahan. Selain itu ikan sidat juga memiliki fase kritis yang lama yang pertama pada fase glass eel harus beradaptasi dari lingkungan laut ke lingkungan air tawar dan yang kedua ketika fase silver eel harus beradaptasi lingkungan tawar ke lingkungan laut. Hal ini menyebabkan tingkat kematian pada ikan sidat cukup tinggi. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melaui KKP menerbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 80 Tahun 2020 Tentang Perlindungan Terbatas Ikan Sidat. Perlindungan terbatas dilakukan berdasarkan periode waktu dan ukuran tertentu yaitu :
- Benih semua spesies Ikan Sidat (Angguilla spp.) stadium glass eel tidak boleh ditangkap pada setiap bulan gelap tanggal 27-28 hijirah
- Agguilla bicolor dan Anguilla interioris dewasa dengan berat diatas dua kilogram (> 2 kg) tidak boleh ditangkap sepanjang waktu
- Angguilla marmorata dan Angguilla celebesensis dewasa dengan berat diatas lima kilogram (> 5 kg)tidak boleh ditangkap sepanjang waktu
Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang 17 Oktober 2021 Dilihat : 6415