Profil SAP Waigeo Sebelah Barat
Profil Kawasan Konservasi Perairan Nasional
Suaka Alam Perairan
Kepulauan Waigeo Sebelah Barat
Dan Laut sekitarnya
Peta Kawasan
SAP Kepualauan Waigeo Sebelah Barat
Nama Kawasan
Suaka Alam Perairan Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan Laut di Sekitarnya
Dasar Hukum
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.65/MEN/2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Papua Barat
Luas Kawasan
271.630 Hektar
Letak, Lokasi dan Batas – batas kawasan
- Letak Kawasan: Sebelah utara Pulau Kawe
- Lokasi Kawasan: Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat
- Batas-Batas Kawasan:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik
- Sebelah Selatan berbatasan dengan perairan Pulau Kawe
- Sebelah Timur berbatasan dengan perairan Pulau Waigeo
- Sebelah Barat berbatasan dengan perairan Kabupaten Halmahera Tengah
Target Konservasi
- Target Sumberdaya:
Menjaga ketersediaan sumberdaya ikan dan pengelolaan terumbu karang yang lestari.
- Target Sosial Budaya dan Ekonomi:
SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat sebagai sumber penghidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi
Pulau-pulau yang ada didalam SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat merupakan pulau-pulau kosong yang tidak berpenghuni. Namun demikian wilayah ini merupakan bagian dari hak ulayat atau petuanan suku/etnis Kawe Raja Ampat yang tinggal di 2 kampung jauh diluar SAP ini yaitu Kampung Sarpele dan Kampung Salio di Distrik Waigeo Barat di Pulau Waigeo barat. Di kedua kampung ini terdapat beberapa marga dari suku Kawe Raja Ampat yang memiliki petuanan mulai dari Pulau Uranie sampai Pulau Piai.
Secara administratif Kampung Sarpele dan Kampung Salio berada dalam Distrik Waigeo Barat. Luas Kampung Sarpele 80 Hektar dengan dihuni 78 KK, sedangkan Kampung Salio 250 Hektar dengan dihuni 85 KK. Suku/etnis yang tinggal di Kampung Sarpele didominasi oleh suku Kawe Raja Ampat 82 % dan di Kapung Salio didominasi oleh suku yang sama hampir 90% (Ayello dkk, 2010).
Sebagai wilayah pertuanan, penduduk kampung Sarpele dan Kampung Salio memiliki sasi khusus lola, lobster, dan teripang di perairan SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat. Sasi tersebut terdapat di perairan sekitar Pulau Uranie, Pulau Bag, Pulau Quoy, dan Kepulauan Wayag. Sampai saat ini pemanfaatan sasi baru sekali dilaksanakan oleh penduduk dari kedua kampung selama 10 hari pada Oktober 2009. Waktu buka dan tutup sasi serta alat tangkap dan cara penangkapan diatur melalui kesepakatan masyarakat.
Potensi Pariwisata
SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat terdiri dari serangkaian pulau-pulau kecil dan pulau-pulau karst sebanyak 100 pulau yang tidak berpenghuni, kecuali Pulau Piai dan Pulau Sayang dibagian timur SAP ini. Pada umumnya, daerah sepanjang pantai utara pulau-pulau di Waigeo mulai dari Pulau Uranie hingga Pulau Wayag berupa batuan karst dengan kontur bawah air tegak lurus dan sangat sedikit karang hidup.
Pemandangan alam dari Pulau Uranie hingga sekitar Kepulauan Wayag sangat indah berupa pulau-pulau kecil berbentuk bukit karst diantara laguna. Di kawasan ini juga ditemukan beberapa danau air asin. Untuk penyelaman ditemukan titik-titik penyelaman dengan tipe penyelaman meliputi penyelaman berarus (drift dive), penyelaman goa (cave diving), penyelaman obyek makro di air keruh (muck dive), dan penyelaman wisata pada umumnya dengan memanfaatkan liveaboard atau kapal wisata. Kepulauan Wayag merupakan salah lokasi favorit bagi para turis yang mengunjungi Raja Ampat
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sejak pertengahan 1997 mengeluarkan Peraturan Bupati Raja Ampat No. 63, 64 dan 65 dan Peraturan Bupati No. 64 tahun 2012 terkait retribusi pariwisata dan pembentukan tim pengelola dana non retribusi. Pembentukan peraturan tersebut didasari dengan semakin banyaknya wisatawan dalam dan luar negeri berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat untuk menyelam tanpa memberikan kontribusi bagi pengelolaan sumberdaya laut Raja Ampat, masyarakat setempat dan pembangunan daerah.
Dalam peraturan tersebut disebutkan setiap wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat dikenakan tarif retribusi sebesar Rp 600.000,- berlaku selama setahun dengan diberikan pin, dan wisatawan dalam negeri sebesar Rp 250.000,-. Dana retribusi yang diperoleh sebesar 30% dialokasikan sebagai dana retribusi dan 70% sebagai dana non retribusi. Dana non retribusi ini dialokasikan sebesar 40% untuk dana konservasi, 40% untuk program ekonomi kreatif masyarakat dan 20% untuk administrasi pengelolaan.
Melalui promosi, pengelolaan obyek-obyek pariwisata dan wisatawan terlihat bahwa jumlah wisatawan ke Kabupaten Raja Ampat semakin meningkat dari pertengahan tahun 1997 sebanyak 998 orang menjadi 2.645 orang tahun 1998 dan 3.210 orang tahun 1999. Sedangkan pada tahun 2007 jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 932 meningkat menjadi 6073 orang pada tahun 2012. Sedangkan jumlah wisatawan domestik dari 66 pada tahun 2007 meningkat menjadi 1717 orang pada tahun 2012. Secara umum wisatawan asing lebih banyak yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat.
Tabel Jumlah Lunjungan Wisatawan ke Kabupaten Raja Ampat
Wisatawan |
2007 |
2008 |
2009 |
2010 |
2011 |
2012 |
Total |
Mancanegara |
932 |
2,366 |
2,872 |
3,858 |
5,159 |
6,037 |
21224 |
Domestik |
66 |
279 |
338 |
652 |
1.246 |
1.717 |
4.298 |
Sumber: Dinas Pariwisata Raja Ampat 2013
Selain itu jumlah resort juga bertambah dari 2 resort tahun 1997 menjadi 6 resort tahun 1999, dan jumlah kapal pariwisata (liveabords) yang berkunjung dari 5 regular tahun 2007 menjadi 27 regular tahun 2010 (CI, 2010).
Aksesibilitas
SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dapat dijangkau dengan menggunakan speedboat dari Waisai yang ditempuh dengan waktu kira-kira 2,5 jam. Untuk menjangkau Waisai (Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat), lebih dulu menuju Kota Sorong. Dari Kota Sorong, perjalanan ke Waisai dapat menggunakan moda transportasi laut dan udara. Melalui laut tersedia kapal reguler setiap hari. Sedangkan moda transportasi udara terdapat penerbangan perintis Susi Air satu kali dalam seminggu.
Gambar Aksesibiltas menuju SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat
Upaya Pengelolaan Kawasan
Upaya Pengelolaan yang dilakukan dengan :
- Pengawasan KKPN
- Monitoring dan evaluasi KKPN
- Sosialisasi KKPN
- Sosialisasi Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKPN
- Mata pencaharian alternatif
- Koordinasi dan sinkronisasi program dengan Stakeholders
- Penyusunan SOP pengelolaan KKPN
- Pemantauan kondisi biofisik KKPN
- Review Rencana Pengelolaan dan Rencana Zonasi KKPN