Sumberdaya Perikanan TNP Laut Sawu
Sebaran Biota Laut
Peta Sebaran Spesies Penting di TNP Laut Sawu
1. Mamalia Laut
Selain sumberdaya hayati yang berada diwilayah pesisir, wilayah Laut Sawu dikenal sebagai daerah migrasi mamalia laut. Berdasarkan data dan informasi Benjamin Kahn (2009) dan Pemetaan Partisipatif TNP Laut Sawu (2010), wilayah perairan Laut Sawu khususnya TNP Laut Sawu mempunyai koridor-koridor penting perlintasan mamalia laut. Perlintasan-perlintasan tersebut penting artinya terkait dengan upaya pengelolaan wilayah TNP Laut Sawu itu sendiri, yang berarti didalam pengelolaannya wilayah yang menjadi bagian dari koridor perlintasan tersebut juga merupakan pokok perhatian. Perairan Laut Sawu memiliki mamalia laut sebanyak 22 spesies yang terdiri dari 14 spesies paus, 7 spesies lumba-lumba dan 1 spesies dugong ditemukan di Laut Sawu (Ped-Soede, 2002; dan Kahn, 2005), diantaranya adalah Blue Whale (Balaenoptera musculus), Sperm whale (Physeter macrocepahlus), Pygmi killer whale (Feresa attenuate), Short-finned pilot whale (Globicepalia macrohynchus), Rissos dolpin (Grampus griseus), Pantropical spotted dolphin (Stenella attenuate). Spinner dolpihin (Stella longirostis), Bottlenose dolphin (Tursiops truncates) dan Dugong (Dugong dugong).
Mamalia Laut yang ditemukan di TNP Laut Sawu
No |
Nama Spesies (ID) |
Scientific ID |
Indonesian ID |
Lokal ID |
1 |
Sperm whale |
Physeter macrocephalus |
Paus sperma |
Kote kelema |
2 |
Dwarf sperm whale |
Kogia sima |
Paus sperma cebol |
Fefa kumu |
3 |
Pygmy sperm whale |
Kogia breviceps |
Paus sperma kerdil |
n/a |
4 |
Short finned pilot whale |
Globicephala macrorhyncus |
Paus pemandu sirip pendek |
Temu bela |
5 |
Orca |
Orcinus orca |
Paus pembunuh |
Seguni |
6 |
False killer whale |
Pseudorca crassidens |
Paus pembunuh palsu |
Temu bela |
7 |
Pygmy killer whale |
Feresa attenuata |
Paus pembunuh kerdil |
Temu kebung |
8 |
Melon headed whale |
Peponocephala electra |
Paus kepala semangka |
Temu kebong |
9 |
Beaked whale |
Mesoplodon spp. |
|
Ika mea |
10 |
Cuvier’s beaked whale |
Ziphius cavirostris |
Paus paruh cuvier |
Ika mea |
11 |
Bryde’s whale |
Balaenoptera brydei |
Paus bryde |
n/a |
12 |
Pygmy Bryde’s whale |
Balaenoptera edeni |
Paus bryde kecil |
n/a |
13 |
Blue whale |
Balaenoptera musculus |
Paus biru |
Lelanggaji |
14 |
Humpback whale |
Megaptera novaeangliae |
Paus bongkok |
n/a |
15 |
Spinner dholpin |
Stenella longirostris |
Lumba-lumba paruh panjang |
Temu kira |
16 |
Pan-tropical spotted dolphin |
Stenella attenuate |
Lumba-lumba totol |
Temu kira |
17 |
Rough-toothed dolphin |
Steno bredanensis |
Lumba-lumba gigi kasar |
n/a |
18 |
Risso’s dolphin |
Grampus griseus |
Lumba-lumba abu-abu |
Temu bura |
19 |
Bottlenose dolphin |
Tursiops truncates |
Lumba-lumba hidung botol |
n/a |
20 |
Fraser’s dolphin |
Lagenodelphis hosei |
Lumba-lumba fraser |
Temu notong |
21 |
Indo-Pacific bottlenose dolphin |
Tursiops aduncus |
n/a |
|
22 |
Dugong |
Dugong dugon |
|
|
Secara khusus, Kahn (2005) melakukan pengamatan di Laut Sawu yang menguraikan tentang beberapa jenis paus telah menetap di Laut Sawu, antara lain : paus sperma (sperm whale), paus pembunuh kerdil (pigmy killer whale), paus kepala semangka (melon headed whale), paus bryde (Bryde’s whale), lumba-lumba paruh panjang (spinner dolphin), lumba-lumba totol (pan-tropical spotted dolphin), lumba-lumba gigi kasar (rough-toothed dolphin), lumba-lumba abu-abu (risso’s dolphin), dan lumba-lumba Fraser (Fraser’s dolphin).
Foto : Paus Biru (Blue Whale) Foto : Paus Sperma (Sperm Whale)
Selain itu, Kahn juga mengamati gerakan/migrasi paus dengan satelit tagging. Hasil pengamatannya menunjukkan pola pergerakan paus biru dan paus sperma dari Solor dan Alor. Paus Biru bergerak dari selat ombay ke perairan arafura, sementara Paus Sperma bergerak dari Samudera Hindia ke Laut Sawu. Selain itu juga direkam kegiatan Paus Biru di waktu malam dan siang. Pada saat siang, paus tersebut berenang hingga kedalaman 250 meter sedangkan pada malam hari, paus tersebut berada di permukaan.
Berdasar data dan Informasi yang diperoleh dari TNC Savu Sea selama tahun 2009 – 2011 ditemukan beberapa jenis Paus selama monitoring dari permukaan air. Mamalia yang ditemukan adalah jenis Paus Biru (Balaenoptera musculus), Lumba – lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris), Lumba – lumba Abu-abu (Grampus griseus) dan 1 jenis Paus tidak teridentifikasi karena jauhnya jarak pengamatan. Paus Biru (Balaenoptera musculus) yang ditemukan sebanyak 1 ekor. Hasil monitoring yang dilakukan oleh TNC terhadap keberadaan Paus di perairan laut Sawu adalah sebagai berikut :
Tanggal : 23 Mei 2011 |
||
Lokasi : Perairan Desa Uitiuhana, Kecamatan Semau Selatan, Kabupaten Kupang |
||
Waktu /jam |
Posisi |
Jenis paus dan arah pergerakan |
11.44 – 11.47 WITA |
S-10.28287204°; E123.42552764° |
Paus Biru berenang ke arah Utara menuju Pulau Kambing, kecamatan Semau. |
|
S-10.28176085°; E123.42478945 |
Arah pergerakan berenang ke arah barat menuju Selat Tablolong |
|
S-10.28169388°; E123.42490420° |
Arah pergerakannya menuju ke Utara menuju Tanjung Akle |
8.00 WITA |
S-10.32491173°; E123.41491867° |
Arah pergerakan hanya berputar – putar di Tanjung Akle dari selatan ke timur (Jenis paus tidak teridentifikasi) |
Sumber : Savu Sea Project - TNC,2011
Lumba – lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris) ditemukan di Tanjung Kurus Desa Tuakao dan Desa Soliu. Adapun Jumlah Lumba – lumba Paruh Panjang yang ditemukan di Tanjung Kurus Sebanyak 2 ekor pada pukul 16.49 WITA (21 Mei 2011) dengan arah pergerakan dari utara ke selatan pada titik koordinat S-9.814188° E123.626892°. Sementara tanggal 23 Mei 2011 (8.19 WITA) Lumba – lumba Paruh Panjang ditemukan sebanyak 20 ekor di Desa Soliu. Pada koordinat S- 9.547476 E123.7595 dengan arah pergerakan dari perairan dalam (barat) ke timur dengan aktivitas mencari makan. Di perairan Desa Batutua, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao ditemukan Lumba – lumba Abu-abu (Grampus griseus) sebanyak 2 ekor pada koordinat S-10.87288° E123.00011° dengan Arah pergerakan dari timur (Desa Dolasi) ke Barat (Oebou).
Foto : Lumba-Lumba di TNP Laut Sawu
2. Sebaran Penyu
Penyu adalah reptilia laut yang banyak ditemukan di perairan Laut Sawu. Berdasar hasil survey yang dilakukan, kawasan TNP Laut Sawu merupakan habitat bagi minimal 6 spesies penyu yaitu :
- Penyu hijau (Chelonia mydas) ditemukan di perairan Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu, Manggarai, Sumba, dan TTS;
- Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) ditemukan di perairan Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu, Manggarai, Sumba, dan TTS;
- Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) ditemukan di perairan Kabupaten TTS;
- Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) ditemukan di perairan Kabupaten Kupang, Sumba, dan TTS;
- Penyu pipih (Natator depressus) ditemukan di perairan Kabupaten Rote Ndao dan Sabu;
- Penyu tempayan (Caretta caretta) ditemukan di perairan Sumba.
Monitoring manta tow juga berhasil menemukan keberadaan penyu dalam ekosistem terumbu karang. Lokasi keberadaan penyu pada Desa Nuca Molas di Kabupaten Manggarai, dan di Desa Bolatena, Rotedale, Bo’a di Kabupaten Rote Ndao dengan jenis adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), dan Penyu Lekang (Lepydochelys olivachea). Jenis Penyu Hijau adalah jenis yang paling banyak ditemukan yaitu 9 ekor dengan lokasi di Desa Nuca Molas (Manggarai) 8 ekor dan Desa Bolatena (Rote Ndao) 1 ekor.
Foto : Penyu Sisik Foto : Tukik
Pada jalur manta tow ditemukan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) yang sedang melintas di Desa Nuca Molas (Manggarai) dan Desa Rotedale (Rote Ndao) sebanyak 2 ekor, sementara di Tanjung Bo’a, Kabupaten Rote Ndao ditemukan Penyu Lekang yang sedang melakukan perkawinan di permukaan air dengan kondisi gelombang yang besar.
3. Sebaran Large Fauna
Large Fauna merupakan biota target dalam monitoring Manta Tow TNP Laut Sawu 2011 yang memiliki ukuran besar serta memiliki peranan penting baik dalam sisi ekologis maupun ekonomis di area terumbu karang. Biota yang menjadi target pengamatan antara lain jenis- jenis kerapu (Grouper), Humphead/Napoleon (Cheilinus undulatus), Hiu (Charcanidae), Bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum), Pari Manta (Manta byrostris), Tuna Sirip Kuning (Thunus albacores). Monitoring Manta Tow dari empat Kabupaten yaitu Kupang, Rote Ndao, Manggarai, dan Manggarai Barat ditemukan 4 jenis Large Fauna. Jenis yang ditemukan adalah Bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum), Humphead (Cheilinus undulatus), Grouper (Ephinephelus. spp) dan Hiu (Negaprion acuntides). Bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum) adalah jenis yang paling banyak ditemukan, baik lokasi maupun persebarannya. Daerah paling banyak ditemukan adalah Kabupaten Rote Ndao. Schooling Bumphead parrotfish (Bolbometopon muricatum) di Kecamatan Rote Barat Laut ditemukan di Desa Nembrala sebanyak 20 ekor, Pulau Ndo’o 4 ekor, Pulau Ndao 10 ekor, Pulau Nuse 25 ekor. Kecamatan Rote Timur ditemukan di Desa Sotimori sebanyak 20 ekor. Humphead (Cheilinus undulatus) ditemukan secara individual. Lokasi ditemukan adalah Kabupaten Manggarai, Kupang dan Rote Ndao. Persebaran paling banyak ditemukan di Desa Nuca Molas, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai ditemukan sebanyak 2 ekor dalam towing yang berbeda. Desa Soliu, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang ditemukan sebanyak 1 ekor. Grouper (Ephinephelus. spp) ditemukan di Desa Bo’a Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao sebanyak 1 ekor. Estimasi ukuran tubuhnya lebih dari 40 cm. Selain Grouper (Kerapu), di Pulau Ndana ditemukan pula ikan karang Sweetlips (Plectorincus chaetodontoides) dengan ukuran lebih dari 40 cm. Ikan tersebut ditemukan sedang bergerombol dengan ikan karang jenis Kakap/Snaper (Lutjanidae) yang ukurannya lebih kecil dari Sweetlips. Hiu (Negaprion acuntides) ditemukan di Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao sebanyak 1 ekor. Berdasarkan informasi dari nelayan, hiu yang ditemukan tidak temasuk dalam ikan target penangkapan karena nilai ekonomisnya rendah. Informasi lainnya, bahwa Desa Sotimori dan Bo’a termasuk lokasi – lokasi penangkapan ikan bernilai ekonomis tinggi di Kabupaten Rote Ndao, ketika musim angin barat. Daerah tempat ditemukan large fauna berada di area terumbu karang. Bumphead parrotfish banyak terdapat di Pulau Ndo’o dengan kondisi terumbu karang baik (sedang dan tinggi). Bumphead parrotfish adalah ikan herbivora. Ketersediaan makanan menjadi faktor utama, sebab pada area terumbu karang juga banyak ditemukan alga. Alga biasanya menempel pada karang hidup, batu dan pecahan karang. Kecuali Pulau Ndo’o, lokasi ditemukan large fauna tidak semuanya memiliki tutupan terumbu karang yang baik (kategori; sedang, tinggi, sangat tinggi). Lokasi ditemukannya biota tersebut karena pada lokasi itu tersedia tempat berlindung. Grouper dan Sweetlips menggunakan celah pada substrat batu sebagai habitat. Berbeda dengan Tanjung Bo’a dan Pulau Ndana, Hiu di Mulut seribu menyamarkan keberadaanya pada substrat pasir.