Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KUPANG
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
×

KKP

Kilas Berita  

Profil TWP. Gili Matra dan Laut Sekitarnya


 

Peta Kawasan  TWP. Gili Meno, Gili Ayer, Gili Trawangan dan Laut sekitarnya

 

NAMA KAWASAN

Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Meno, Gili Ayer dan Gili Trawangan biasa disebut dengan TWP Gili Matra atau Gili Indah.

 

DASAR HUKUM

Pada awalnya desa Gili Indah diajukan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional pada tanggal 16 Februari tahun 1993 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 85/kpts-II/1993 kemudian ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Nasional pada tahun 2001 dengan nama Taman Wisata Alam Laut Gili Ayer, Meno dan Trawangan. Ini Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 99/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 dengan luas kawasan 2.954 hektar. Setelah terbitnya Berita Acara Serah Terima Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Nomor : BA.01/Menhut-IV/2009-BA.108/MEN.KP/III/2009 pada tanggal 4 Maret 2009 maka pemegang kebijakan di Taman Wisata Alam Laut Gili Ayer, Meno dan Trawangan adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.67/MEN/2009. Pada tanggal 3 September 2009, nomenklaturnya di rubah dari Taman Wisata Alam Laut (TWAL) menjadi Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan, dengan luas 2.954 hektar.

TWP Gili Matra sebelumnya ditetapkan berdasarkan SK Menhut No. 85/Kpts-II/1993 dan selanjutnya pada tahun 2001, kawasan konservasi ini ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 99/Kpts-II/2001.

Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam dari Kementerian Kehutanan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor: BA.01/Menhut-IV/2009-BA.108/MEN.KP/III/2009 tentang penetapan Kawasan Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan menadi Taman Wisata Perairan Pulau Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.67/MEN/2009 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB

 

LUAS KAWASAN

TWP Gili Meno, Air dan Trawangan dengan luas 2.954 hektar, yang meliputi luas daratan Gili Air  ± 175 ha dengan keliling pulau ±5 km, Gili Meno  ±150 ha dengan keliling pulau  ±4 km dan Gili Trawangan  ±340 ha dengan keliling pulau  ±7,5 km dan selebihnya merupakan perairan laut.

 

LETAK, LOKASI DAN BATAS-BATAS KAWASAN

Berdasarkan hasil kajian yang semula dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.67/MEN/2009, Secara geografis TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan terletak pada 116°01’ - 116°12’ BT dan 08°20’ - 08°22 LS, dengan koordinat batas kawasan sebagai berikut:

  • Titik 1: 116°12’11” BT-08°20’02” LS
  • Titik 2: 116°05’18” BT-08°20’09” LS
  • Titik 3: 116°05’08” BT-08°22’16” LS
  • Titik 4: 116°01’34” BT-08°21’22” LS

Gambar 1. Peta Kawasan TWP Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.67/MEN/2009.

Berubah titik koordinatnya menjadi sebagai berikut;

  • Titik 1: 116°01’23” BT-08°19’51” LS
  • Titik 2: 116°05’42” BT-08°20’34” LS
  • Titik 3: 116°05’29” BT-08°22’28” LS
  • Titik 4: 116°01’11” BT-08°21’59” LS

Secara administrasi  Batas-batas Taman Wisata Perairan Gili Matra adalah sebagai berikut :

  • Utara : berbatasan dengan laut Jawa.
  • Selatan : berbatasan dengan selat Lombok.
  • Barat : berbatasan dengan laut Jawa.
  • Timur : berbatasan dengan Tanjung Sire.

Secara geografis TWP Gili Matra terletak pada 8o20’ – 8o23’ LS dan 116o00’ – 116o08’ BT. Sedangkan secara administratif, kawasan ini terletak di Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat.

 

TARGET KONSERVASI

  • Target sumberdaya (Bioekologis)

          Terumbu karang, Lamun, Mangrove, dan Sumberdaya Ikan

  • Target Sosial, Budaya dan Ekonomi

          Masyarakat Lokal terutama nelayan, pelaku wisata dan penduduk sekitar TWP Gili Matra

 

POTENSI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

 

Potensi Sosial dan Budaya

Tabel 5. Jumlah Penduduk di Desa Gili Indah

Dusun

Jumlah RT

Jumlah KK

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Total

Laki-laki

Perempuan

Gili Ayer

6

418

790

750

1540

Gili Meno

4

165

261

273

534

Gili Trawangan

7

352

740

747

1487

Total

17

935

1.791

1.770

3.561

Sumber: Data Monografi Desa Gili Indah, 2010

Secara keseluruhan jumlah pendududk Desa Gili Indah berjumlah 3.561 jiwa, tersebar di tiga dusun dengan jumlah rukun tetangga (RT) sebanyak 17 RT dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 935 kepala keluarga.  Komposisi jumlah penduduk yaitu laki-laki sebanyak 1.791 jiwa dan perempuan sebanyak 1.770 jiwa, sebagaimana tersebut pada Tabel 5.

Komposisi masyarakat di Desa Gili Indah berdasarkan tingkat pendidikan, sebagai berikut  sekolah dasar (SD) sebesar 34%, sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) sebesar 23%, sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sebesar 11%, perguruan tinggi sebesar 2%, dan masyarakat yang tidak tamat dan belum sekolah sebesar 30%.  Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan fromal, terutama wajib belajar 9 tahun, komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, sebagaimana tersebut pada Gambar 7.

 

Gambar 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sebagian besar penduduk Desa Gili Indah menganut agama Islam (99%), sisanya beragama Hindu dan Kristen. Sarana peribadatan yang ada hanyalah masjid dan musholla, sedangkan pura, gereja dan sarana peribadatan lainnya belum ada. Jumlah bangunan masjid/musholla di Dusun Gili Ayer 4 buah, Dusun Gili Meno 2 buah dan Dusun Gili Trawangan 4 buah.

Dilihat dari komposisi suku di Desa Gili Indah sebagian besar (75 %) berasal dari Sulawesi Selatan (Suku Bugis), selain itu juga Suku Sasak, Bali, Jawa dan Madura. Dominannya orang-orang dari Sulawesi ini dapat dipahami mengingat ketiga pulau ini dulu masih kosong. Orang Bugis merupakan pioner yang membuka pulau-pulau sejak zaman dulu.  Oleh karena itu tidak mengherankan bila tokoh-tokoh masyarakat termasuk kepala desanya keturunan Bugis. Demikian pula adat istiadat yang berlaku masih banyak dipengaruhi dengan budaya Sulawesi Selatan (Bugis), namun ada juga pengaruh dunia luar seperti sikap atau kebiasaan turis yang menjadi trend anak muda yang ada. hal ini terlihat dari banyaknya anak muda yang mengikuti kebiasaan wisatawan asing yang berkunjung.

 

Potensi Ekonomi

Mata pencaharian yang paling dominan saat ini adalah kegiatan dibidang atau berkaitan dengan pariwisata seperti transportasi, akomodasi penginapan, cafe, warung dan kegiatan usaha jasa pariwisata lainnya. Sebagian lainnya juga berusaha di bidang pertanian khususnya kebun kelapa sedangkan yang menjadi nelayan kini jumlahnya semakin berkurang. Adapun komposisi mata pencaharian penduduk di Desa Gili Indah yakni buruh/swasta sebesar 54%, nelayan sebesar 16%, petani sebesar 12%, pedagang sebesar 11%, buruh tani sebesar 3%, peternak sebesar 2%, pegawai negeri sipil sebesar 1%, dan lainnya (pengrajin dan montir) sebesar 1%, sebagaimana tersebut pada Gambar 6.

 

Gambar 8.  Komposisi mata pencaharian masyarakat di Desa Gili Indah.

 

POTENSI PARIWISATA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartawijaya et al, (2012) menyatakan bahwa responden pekerja wisata menjelaskan, jenis wisata yang biasa dilakukan wisatawan di TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan adalah wisata bahari terutama wisata di daerah terumbu karang seperti menyelam (diving) maupun snorkling, menjelajah hutan mangrove, wisata penyu, berjemur, berenang, mengunjungi taman burung, dan wisata danau air asin.

Minat wisatawan terhadap wisata terumbu karang berupa menyelam/diving dan snorkeling tergolong tinggi yaitu sebesar 94% dan 97,6%.  Lokasi diving yang dituju oleh wisatawan adalah disekitar Christmas tree, turtle area, meno wall, green garden, coral beach, coral van garden, lokasi dekat pelabuhan, hans dive, hans reef, air slope, Manta, shark point, halic, bounty, coral garden, deep turbo, jack fish, voda slope, meno slope, malang, pongkor, shallow turbo, sunset, biorock, frogfish, ship wreck, tanjungan, dan turtle point.  Lokasi snorkeling adalah di sekitar blue coral, christmas tree, turtle area, meno wall, green garden, corner, sunrise, garden, good heart, halic, hans reef, meno slope, pantai Gili Ayer, shallow turbo, manta, biorock, ship wreck, tanjungan, timur Gili Ayer, turtle point, dan coral garden.  Persentase ketertarikan wisata snorkeling lebih tinggi dibandingkan wisata menyelam/diving, disebabkan oleh faktor teknis; kegiatan wisata snorkeling lebih mudah dilakukan dibandingkan menyelam/diving yang memerlukan persyaratan dan keahlian khusus untuk melakukannya.

Ketertarikan wisatawan terhadap wisata di hutan mangrove masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas dan informasi yang didapat oleh wisatawan tentang manfaat yang dapat mereka peroleh dari berwisata di hutan mangrove. Tingginya ketertarikan wisatawan terhadap wisata penyu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain penyu merupakan spesies langka, spesies yang dilindungi, dan ditemukan dibeberapa perairan Indonesia untuk berkembang biak.  Wisata pengamatan burung dan danau belum menjadi jenis wisata yang banyak diminati oleh wisatawan.

1)  Objek dan kegiatan wisata bahari

  1. Pantai

  Lokasi pantai yang dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata terdapat di ketiga pulau (Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Ayer) dengan kondisi pantai yang landai dan ada juga      yang agak curam, lebar pantainya antara 2 m sampai dengan 10 m dari puncak pasang tertinggi dengan panjang pantai untuk Gili Trawangan 6,69 km, Gili Meno 5,08 km,        dan Gili Ayer 5,08 km.

2. Danau Air Asin

  Danau air asin berada di Pulau Gili Meno seluas ± 4 Ha dan terletak disebelah barat daya pulau.  Danau tersebut merupakan tempat persinggahan berbagai jenis burung         migran terutama pada bulan Maret s/d bulan Mei setiap tahunnya.  Selain itu juga terdapat banyak ikan air tawar seperti mujair dan nila yang hidup di daerah danau               tersebut.  Dilihat dari sisi ekonomi, danau tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar karena air danau digunakan sebagai bahan pembuat garam.

3.Penyu

  Hampir disemua wilayah perairan laut TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan terdapat penyu.  Jenis penyu yang ditemukan antara lain Penyu Hijau, Penyu Lekang  dan   Penyu Sisik. Ada sebuah lokasi penyelaman yang diberi nama Turtle point, dinamakan demikian karena di lokasi tersebut selalu terdapat penyu baik yang sedang mencari   makan maupun beristirahat. Turtle point tersebut terdapat di sebelah Utara dari Gili Meno pada kedalaman 3 sampai dengan 28 meter.  Populasi penyu yang ada di TWP Gili   Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan  diperkirakan banyak, dan sampai saat ini masih ditemukan lokasi tempat bertelurnya penyu. Namun seiring dengan perkembangan   aktivitas masyarakat dan pengunjung/wisatawan, saat ini terjadi penurunan penyu yang bertelur di ketiga pulau ini.

4. Diving (menyelam)

  Kegiatan wisata diving dapat dilakukan  diketiga pulau yang didukung oleh fasilitas penyelaman yang lengkap. Beberapa lokasi yang biasanya dikunjungi oleh wisatawan            antara lain sebelak deep, PLN reef, good heart, trawangan slope, jagre reef, giant clam, salobai reef, manta reef, andy’s reef dan shark point di Gili trawangan. Meno slope,    Meno reef, turtle point, kuasang wall di Gili Meno dan Han’s reef, Gili Ayer wall, karang gogos, taket malang, rombak wall serta bagik rebak diperairan Gili Ayer. Kegiatan        diving ini didukung oleh keindahan gugusan terumbu karang dan berbagai jenis biota laut yang tersebar di ketiga gili hingga kedalaman  30 m.

5. Snorkeling

   Snorkeling merupakan  kegiatan yang menikmati pemandangan dibawah air. Pemandangan yang menarik meliputi hamparan terumbu karang, padang lamun, ikan hias dan     ikan terumbu karang  serta berbagai biota laut lainnya seperti kelompok Mollusca (kerang-kerangan dan siput), Coelenterata (ubur-ubur) dan Echinodermata (bintang laut,       bulu babi, teripang dan lili laut).  Aktivitas snorkeling dapat dilakukan pada semua wilayah perairan yang relatif dangkal sehingga pemandangan bawah air masih dapat             dinikmati dengan jelas.  Aktivitas snorkeling biasanya dilakukan pada daerah-daerah tertentu yang dapat dikategorikan indah dan aman bagi pengunjung. Seperti di blue        coral, christmas tree, turtle area, meno wall, green garden, corner, sunrise, garden, good heart, halic, hans reef, meno slope, shallow turbo, biorock, ship wreck, tanjungan, Gili Ayer bagian Timur, turtle point, dan coral garden.

6. Sun Bathing (berjemur)

  Kegiatan berjemur merupakan salah satu aktivitas yang paling disukai (selain diving dan snorkeling) oleh wisatawan terutama dari mancanegara. Kegiatan berjemur dapat dilakukan disekitar pantai ataupun didekat kolam renang yang ada di sekitar hotel atau tempat penginapan. Tetapi umumnya wisatawan lebih menikmati kegiatam berjemur di sekitar pantai. Apalagi kondisi pantai di wilayah TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan merupakan pantai pasir putih.  Lokasi pantai yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan berjemur terdapat di ketiga pulau dengan kondisi pantai yang landai dan ada juga yang agak curam. Hampir semua bibir pantai merupakan hamparan pasir putih yang membuat para wisatawan semakin betah berjemur.

7. Canoing (perahu kano)

Perahu kano merupakan salah satu jenis olah raga dayung yang dapat dilaksanakan pada perairan yang keadaan ombaknya relatif tenang. Kawasan perairan TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan adalah salah satu tempat yang memiliki perairan yang jernih dengan ombak yang tenang. Bagi pengunjung yang ingin menikmati perahu kano dapat langsung menyewa pada tempat penyewaan kano yang ada disekitar lokasi TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan.

8. Glass Bottom Boat (perahu kaca)

Pemandangan bawah laut juga dapat dinikmati tanpa harus berenang, snorkeling ataupun diving, cukup dengan menggunakan perahu kaca (glass bottom boat).  Pengunjung dapat melihat dan menikmati pemandangan terumbu karang dan ikan hias melalui kaca yang dipasang persis dibawah perahu. Penggunaan perahu kaca ini dapat memperkecil resiko kerusakan terumbu karang dan biota laut lainnya karena tidak menyentuh dasar perairan sepanjang perahu tidak membuang jangkar atau menabrak daerah terumbu karang yang dangkal.

9. Sport Fishing

Aktivitas wisata memancing merupakan kegiatan memancing sambil menikmati suasana wisata. Kegiatan ini bukan merupakan kegiatan ekploitasi tetapi merupakan pemancingan terbatas pada daerah tertentu dimana populasi dan keanekaragaman ikannya masih cukup tinggi. Memancing adalah salah satu wisata alternatif yang dapat dilakukan dikawasan TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan, dimana kegiatan ini dapat dilakukan diseluruh zona perikanan berkelanjutan (karang dan non karang).  Jenis-jenis ikan yang biasa dipancing antara lain kerapu, angke, sulir, lembilu, kakap dan berbagai jenis ikan terumbu karang lainnya.

 

Sarana dan prasarana kegiatan wisata

Salah satu penunjang kegiatan pariwisata adalah sarana prasarana angkutan laut, berupa perahu bermesin tempel yang memiliki daya tampung sebanyak 25 orang.  Transportasi umum (public boat) ini melayani pelayaran dari Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang ke masing-masing gili atau sebaliknya. Perahu akan diberangkatkan ke tempat tujuan jika sudah memenuhi daya tampung yang ada, akan tetapi untuk tujuan Bangsal ke Gili Trawangan melayani pelayaran setiap jam. Selain itu dapat menggunakan sistem sewa.  Sebelum tahun 1996/1997 jumlah perahu/boat yang terhimpun dalam Koperasi Karya Bahari sebanyak 32 buah, terdiri dari 15 buah di Gili Ayer, 5 buah di Gili Meno, dan 12 buah di Gili Trawangan. Setelah tahun 1996/1997 hingga sekarang jumlah perahu/boat yang terhimpun dalam Koperasi Karya Bahari sebanyak 52 buah, terdiri dari 25 buah di Gili Ayer, 10 buah Gili Meno, dan 17 buah Gili Trawangan.

Selain itu, sarana dan prasarana pendukung wisata lainnya seperti hotel, homestay, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya.  Sarana prasarana berupa bangunan fisik dibangun pada lokasi yang strategis, ramah lingkungan, dan sesuai dengan peruntukannya.  Fasilitas lainnya adalah fasilitas untuk kegiatan wisata penyelaman, yang membutuhkan peralatan yang memenuhi standar keamanan dan keselamatan.  Secara rinci sarana prasarana pendukung kegiatan wisata bahari di kawasan TWP Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan, sebagaimana tersebut pada Tabel 3