Sumberdaya Perikanan SAP Aru Bagian Tenggara
Potensi Perikanan
Suaka Alam Laut Perairan Aru Tenggara memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi, baik di darat maupun di laut, dengan ciri khas khusus serta tinggi populasinya. Salah satu, jenis potensial dan terancam punah adalah penyu. Pada kawasan tersebut khususnya Pulau Enu, merupakan hábitat bagi penyu dari jenis Chelonia mydas (penyuhijau), Natator depressus (penyu pipih), Lepidochelys olivácea (penyu lekang) dan Eretmochelys imbricala (penyu sisik), disamping itu terdapat satwa lainnya seperti siput mutiara (Pinctada máxima) dan duyung (Dugong dugong). Jenis-jenis penyu dimaksud merupkan jenis yang telah dilindungi oleh pemerintah, sehingga, untuk menjamin keseimbangan di alam serta habitatnya, maka kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi.
Berdasarkan data dari Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru (2010) diketahui bahwa potensi Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru diperkirakan sebesar 516.800 Ton dengan JTB sebesar 205.944,80 ton/tahun, terdiri dari sumberdaya pelagis kecil sebesar 123.851,17 ton/tahun, pelagis besar sebesar 26.434,32 ton/tahun, demersal sebesar 87.003,28 ton/tahun dan sumberdaya udang sebesar 21.111,28 ton/tahun. Pemanfaatan potensi umumnya dilakukan melalui usaha perikanan tangkap dengan menggunakan sarana dan fasilitas yang sangat terbatas, kendati demikian tidak sedikit pula terdapat sarana yang cukup memadai namun dimiliki dan digunakan oleh para nelayan yang berasal dari luar daerah.
Jumlah nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2009 sebanyak 18.519 orang dengan jumlah kelompok nelayan sebanyak 1.720 kelompok. Berdasarkan kategorinnya terdiri dari nelayan penuh 14.371 orang (77,6%) dan nelayan sambilan 4.148 orang (32,4%). Sedangkan jumlah alat tangkap di kecamatan sekitar Kepulauan Aru ada sebanyak 12.580 unit dengan jenis yang dominan adalah pancing (hand line), jaring insang (gill net), bubu (traps), sero (portable) dan jaring lingkar (purse seine). Sedangkan jumlah armada/kapal penangkapan di kecamatan sekitar Kepulauan Aru sebanyak 2.466 unit, terdiri dari perahu tanpa motor sebanyak 1.048 unit (42,5%), perahu motor tempel 626 unit (25,4%), dan kapal motor sebanyak 792 unit (32,1%). Dengan aktivitas kegiatan menangkap ikan yang dilakukan oleh nelayan lokal sebagian besar beroperasi di wilayah perairan di sekitar pesisir sekitar 3 mil laut. Walaupun demikian terdapat juga nelayan yang melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan hingga ke laut lepas yang berbatasan langsung dengan Australia. Kegiatan operasi panangkapan ikan oleh nelayan hingga ke wilayah laut Australia dilakukan untuk menangkap ikan hiu yang diambil bagian sirip hiu. Alat tangkap yang digunakan meliputi pancing hiu dan jaring hiu (gillnet). Lamanya waktu operasi penangkapan ikan jika sampai ke perbatasan Australia rata-rata sekitar 1 minggu per trip.