Indonesia   |   English  
Saran Dan Pengaduan

BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KUPANG
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
×

KKP

Kilas Berita  

Ekosistem SAP Aru Bagian Tenggara


Potensi Ekologis dan Keanekaragaman Hayati

 

Ekosistem Pesisir dan Laut

Kawasan perairan Kepulauan Aru dan laut di sekitarnya di Provinsi Maluku yang memiliki sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang tinggi berupa terumbu karang, mangrove, litoral, dan rumput laut. Kepulauan Aru mempunyai pantai berlumpur, dan pulau kecilnya didominasi pantai berpasir. Daerah yang berlumpur banyak ditumbuhi oleh vegetasi mangrove dengan spesies yang sering dijumpai antara lain Rhizophora sp. dan Bruguiera sp. Sedangkan pantai berpasir ditumbuhi oleh vegetasi pantai, seperti cemara (Casuarina equisetifolia) dan formasi Barringtonia) serta vegetasi budidaya seperti kelapa. beberapa spesies vegetasi bakau diantaranya adalah Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal, Aegiceras comiculatum, Aegiceras floridum, Avicennia alba, Sonneratia alba, Xylocerpus granatum, Excoecaria agallocha dan sebagainya.

 Peta Potensi Biofisik SAP. Aru Tenggara

Gambar 1. Peta potensi biofisik Suak Alam Perairan (SAP) Kepulauan Aru Bagian Tenggara dan Laut Sekitarnya

Beberapa data terumbu karang di sekitar SAP Kepulauan Aru Bagian Tenggara antara lain di Pulau Enu, Pulau Jin, Pulau Barakan dan Panambulai, Pulau Koba, Pulau Lola, Pulau Waraba, dan Pulau Kararai (Pulau Karaweira).

1. Pulau Enu

            Pengamatan terumbu karang di pulau ini dilakukan pada kedalaman ± 3 meter. Hasil dari pengamatan didapat persentase tutupan karang dilokasi ini sebesar 84% dan termasuk kategori sangat baik.  Beberapa jenis karang yang terdapat di daerah ini antara lain Acropora sp., Montipora sp., Lobophyllia sp., dan Goniastrea sp. Karang yang dominan adalah karang dari jenis Acropora sp.

2. Pulau Jin

Pulau Jin merupakan pulau bersubstrat pasir. Pulau ini memiliki tipe pantai yang landai dengan tubir agak jauh ketengah laut. Tidak ditemukan adanya terumbu karang di lokasi ini, kemungkinan terumbu karang terdapat pada kedalaman 5 meter ke bawah. Berdasarkan data hasil studi Environmental Sensitivity Area Map yang dilakukan ConocoPhillips (Amborip VI) Ltd. dan PKSPL-IPB tahun 2010, kondisi terumbu karang di perairan Pulau Jin baik perkembangannya dikarenakan Pulau Jin yang berhadapan langsung dengan Laut Arafura. Terumbu karang di lokasi ini bertipe fringging reef.  Kepulauan Jin terdiri dari Pulau Jeudin, Marjinjin, Wadidin, Kultubai, Mar, Jeh, Enu, dan Karang mempunyai pantai berpasir di sepanjang garis pantai dengan ekosistem terumbu karang di sepanjang perairan sub-tidal. 

3. Pulau Barakan dan Panambulai

Tidak jauh berbeda dengan kondisi di Pulau Jin, Pulau Barakan dan Panambulai pada kedalaman 3-5 meter juga didominasi oleh substrat pasir dan ekosistem padang lamun.  Tidak ditemukan terumbu karang di kedalaman 3-5 meter.  Kemungkinan terumbu karang berada di kedalaman 10 meter ke atas.

Berdasarkan data dari Departemen Kelautan dan Perikanan (2006), menunjukkan kondisi terumbu karang di Pulau Penambulai dimana persen penutupan hard coral dan biota mencapai 73.76 %, dan penutupan komponen abiotik mencapai 26.24%.   Karang di perairan sub-tidal Pulau Penambulai terdiri dari 51 spesies, 22 genus dan 0 famili.  Famili yang dominan adalah Faviidae (18 spesies) dan Poritidae (5 spesies).  Famili terumbu karang dengan jumlah spesies terendah adalah Helioporidae dan Oculinidae (1 spesies).

4. Pulau Koba

Terumbu karang di lokasi ini tergolong dalam kategori sangat buruk dengan tutupan karang hidup hanya sebesar 5%. Lokasi pengamatan terumbu karang dilokasi ini terletak di depan muara sungai sehingga rendahnya tutupan karang diperkirakan akibat adanya sedimentasi.  Sedimentasi yang tinggi berdampak negatif pada kehidupan karang. Beberapa jenis karang yang terdapat dilokasi ini antara lain  Porites sp., dan Montipora sp.

5. Pulau Lola

Terumbu karang di Pulau Lola termasuk dalam kategori sangat rusak dengan persentase karang hidup hanya 8 %.  Lokasi pengamatan merupakan pantai dengan substrat dasar didominasi oleh pasir dengan kemiringan yang landai. Beberapa jenis karang yang terdapat di lokasi ini adalah Montipora sp., Goniastrea sp., Acanthastrea sp., dan Porites sp.

6. Waraba

Kedalaman perairan di lokasi pengambilan sampel berkisar 3 meter. Tutupan karang hidup dari hasil pengamatan sebesar 29% dan termasuk kategori rusak. Pulau Waraba memiliki pantai pasir dengan kemiringan pantai yang landai. Beberapa jenis karang yang terdapat di daerah ini antara lain Montipora sp., Goniastrea sp., Porites sp., Symphyllia sp., dan Pocillopora sp.  Jenis karang yang dominan yaitu Pocillopora sp.

7. Pulau Kararai (Pulau Karaweira)

Persen tutupan karang hidup di lokasi ini didominasi oleh karang lunak (soft coral) sebesar 42,2 %. Hal ini mengindikasikan bahwa perairan di daerah ini cukup berarus.  Pantai memiliki substrat pasir dan landai. Daerah ini juga memiliki ekosistem padang lamun. Selain itu juga terdapat kima sebagai salah satu hewan yang dilindungi.

Ekosistem Lamun tersebar merata di perairan Kepulauan Aru khususnya di pulau-pulau kecil.  Luas total ekosistem lamun di sekitar Kepulauan Aru teridentifikasi sebesar 19.384,76 ha. Lamun di Kepulauan Aru terdiri dari famili Potamogetonaceae dan Hydrochraritaceae, genus Cymodocea (C ymodocea rotundata, C.serrulata), Halodule, Syringodium isoeifolium, Thalasodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, H. Ovata, H. Spinulosa and Thalasaia hemprichii.   Kepadatan dari lamun di Pulau Jeh adalah 410.05 ind/m2 dan 71.25%. Sedangkan luas ekosistem mangrove di sekitar Kepulauan Aru berdasarkan hasil analisis citra satelit tahun 2011 oleh PKSPL IPB, menunjukkan luasan yang cukup besar, yaitu sebesar 111.177 ha yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kepulauan Aru.

Laut Arafura adalah rumah bagi penyu hijau di Indonesia khususnya Kabupaten Kepulauan Aru, dan merupakan dasar daerah tempat mencari makan dan migrasi penyu sisik, penyu belimbing dan kemungkinan penyu pipih. Beberapa penelitian menguatkan bahwa empat spesies penyu laut (Chelonia mydas, Eretmochelys imbricata, Lepidochelys olivacea,   Caretta caretta) memiliki habitat di Kepulauan Aru. Gambar di bawah ini memperlihatkan pentingnya Kepulauan Aru sebagai daerah/habitat penyu di Indonesia.

Berdasarkan data dari Buku Data Analisa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2007, pemanfaatan dan penampakan yang dilihat oleh masyarakat pesisir, ternyata hanya dua jenis penyu yang menempati perairan pesisir dan laut pulau-pulau kecil Kabupaten Kepulauan Aru, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu hijau lebih umum ditemukan atau menempati wilayah perairan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Kabupaten Kepulauan Aru dibanding penyu sisik. Berdasarkan pendekatan distribusi geografis dan habitat hiudup dapat dikatakan jenis penyu hijau dan penyu sisik ini merupakan penghuni perairan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Kabupaten Kepulauan Aru. Fakta lapangan menunjukan jenis penyu hijau menyebar dan menempati perairan pesisir dimana padang lamun serta pantai kering pulau-pulau dengan habitat pasir serta semak dari beberapa pulau kecil seperti Pulau Enu dan Pulau Karang sebagai tempat bertelur (nesting). Pada bagian lain, penyu sisik dengan popolasi yang rendah ditemukan pada perairan pesisir Kabupaten Kepulauan Aru dimana terdapat ekosistem terumbu karang.

 

Grafik Presentase Tutupan Terumbu Karang di SAP Aru Bagian Tenggara

 

 

Grafik Presentase Tutupan Mangrove di SAP Aru Bagian Tenggara

 

 

Grafik Presentase Tutupan Padang Lamun di SAP Aru Bagian Tenggara