Sistem Garam Tunnel, Efektif Di Cuaca Panas dan Hujan

Senin, 2 November 2020 | 00:00:00 WIB


Garam

Jika kita akan memasak, salah satu bahan dapur yang wajib ada adalah garam. Seperti kata pepatah, bagaikan sayur tanpa garam yang artinya kondisi yang sangat tidak ideal. Oleh karena itu, garam merupakan kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Garam merupakan salah satu komoditi strategis karena selain merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, juga digunakan sebagai bahan baku industri. Untuk kebutuhan garam konsumsi manusia, garam lebih dijadikan sarana fortifikasi zat iodium, menjadi garam konsumsi beriodium dalam rangka penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Garam merupakan salah satu sumber sodium dan klorida dimana kedua unsur tersebut diperlukan untuk metabolisme tubuh. Garam adalah kumpulan senyawa kimia dengan komponen utamanya Natrium Klorida (NaCL) sama saja dengan garam dapur. Proses pembuatan garam di Indonesia pada umumnya dengan cara menguapkan air laut dengan menggunakan sinar matahari atau dengan sumber panas lainnya. Tetapi ada juga yang diperoleh melalui penambangan dari tanah di bekas daerah lautan

 

Sistem Tunnel

Petani tambak mengelola tambak dengan dua sistem. Yang pertama adalah tradisional dan dengan bantuan teknologi. Sistem tradisioanal adalah dengan memanfaatkan lahan yang ada sebagai media produksi garam yaitu dengan mengalirkan air laut ke dalam pematang tambak garam dan menunggu sampai terbentuk kristal garam. Kendala yang dihadapi dengan sistem ini adalah Hujan. Jika terjadi musim hujan, maka proses ini akan terganggu. Untuk mengatasi masalah ini, muncullah teknologi atau sistem baru yang disebut dengan sistem tunnel. Produksi garam ini dengan memanfaatkan lahan yang ada dan menambahkan wadah tampungan dengan bantuan geoisolator dan penutup yang dirangkai seperti lorong atau disebut dengan tunnel.



Manfaat

 Banyak manfaat dengan sistem ini antaralain:
1. Proses produksi tidak terganggu jika ada hujan karena seluruh proses tertutup.
2. Pembentukan kristal garam lebih cepat.
3. Kualitas garam lebih putih karena tidak tercampur dengan tanah.
4. Peningkatan kadar NaCl.

(LPSPL Serang)

Sumber:

KKP WEB Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan Dan Ruang Laut

Logo Logo
Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut
Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari III Lt. 11, Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat DKI Jakarta email : humas.prl@kkp.go.id

Media Sosial

PENGUNJUNG

143779

© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI