Belajar dari Demak, Begini Cara Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir

Kamis, 3 Desember 2020


Berita PRL, Jakarta - Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan pesisir mencapai 108.000 km. Selain menyediakan potensi alam yang besar, pesisir menjadi pusat banyak aktifitas masyarakat di Indonesia maka perhatian yang lebih perlu ditujukan pada ketahanan ekosistem dan masyarakat pesisir terutama dalam menghadapi perubahan iklim seperti kenaikan muka air laut. Kabupaten Demak adalah salah satu daerah yang berhasil beradaptasi terhadap perubahan iklim dalam mencegah erosi dan banjir rob.

  

Dalam seminar internasional ‘Accelerating Adaptation through Building with Nature in Indonesia’ yang diselenggarakan oleh Wetland International secara virtual pada Kamis (19/11), Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry menyampaikan bahwa Indonesia telah melaksanakan aksi nyata dalam menghadapi masalah lingkungan di wilayah pesisir, termasuk dengan melaksanakan pendekatan ’Membangun bersama Alam (Building with Nature).

 

“Kegiatan Building with Nature (BwN) atau membangun bersama alam adalah kolaborasi Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian PUPR, Wetland International, EcoShape, Pemerintah Daerah Demak dengan dukungan Konsorsium Indonesia-Belanda untuk menjadi pionir dalam pelaksanaan pendekatan Membangun dengan Alam” ujar Hendra di Jakarta.

 

BwN yang telah berjalan selama 5 tahun ini berhasil meningkatkan ketangguhan pesisir Utara Jawa dengan memperbaiki wilayah pesisir seluas 477 ha dengan memasang struktur semi-permeable berupa barisan pagar dari kayu dengan potongan ranting di dalamnya.

 

“Struktur semi-permeable atau sering juga disebut hybrid engineering ini dapat mengumpulkan sedimen untuk mangrove agar tumbuh secara alami, serta memadukan budidaya di sekitar hutan mangrove dan merevitalisasi lahan tambak,” ujar Hendra.

 

Hendra juga menambahkan hingga kini KKP juga telah menambah skala pemasangan struktur semi-permeable di kabupaten lain di Utara Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi hingga total panjang struktur yang ada menjadi 23.5 km. 

 

"Dari pengalaman kami, membangun dengan alam akan berjalan dengan lancar jika kita bekerja bersama-sama dengan masyarakat lokal, menggunakan pengetahuan masyarakat setempat yang nantinya mereka akan merasakan manfaat dari inisiatif ini," tutupnya.

 

Harapan ke depan, pendekatan BwN dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya Indonesia untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim, dan yang lebih penting lagi meningkatkan ketahanan masyarakat di wilayah pesisir. (Humas PRL)

Sumber:

KKP WEB DJPKRL

Logo Logo
Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia